Judul Buku: 10 Jalan Sukses Menghidupkan Man Jadda Wajada
Penulis: Akbar Zainudin
Penerbit: Mizan
Cetakan: I, 2012
Tebal: 217 Halaman
Man jadda wajada – siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil, merupakan sebuah kalimat yang memiliki kekuatan begitu dahsyat bagi mereka yang mempercayainya.
Penulis mengajak para pembaca untuk menyimak kisah-kisah dari berbagai orang-orang sukses yang menonjol di bidangnya masing-masing. Mulai deri pedangang cendol, pedagang soto, penjual wedang hingga penulis. Ya, tentu saja kesuksesan itu tidak direguk dalam sehari dua hari, melainkan setelah melewati proses dan perjalanan yang panjang.
Untuk menggapai cita-cita, penulis memberikan 10 kunci, yaitu:
- Jika Anda yakin bisa, maka Anda pasti bisa
- Jangan takut bermimpi, Tuhan mendengar impian Anda
- Bekerjalah dengan cinta
- Ukurlah resiko dan beranilah mengambil keputusan
- Setiap kesuksesan mempunyai jalan sendiri, cari dan temukan
- Bekerja lebih keras, bekerja lebih produktif
- Kesalahan adalah guru terbaik, belajarlah
- Kalau mau hasil luar biasa, bekerjalah dengan kreativitas luar biasa
- Tuhan memberi kesuksesan tepat pada waktunya, bersabarlah
- Hidup sekali, hiduplah dengan berarti
Bekerja dengan cinta, menurut penulis, adalah salah satu syarat yang wajib jika ingin meraih sukses. Mengapa demikian?
Pada dasarnya, setiap orang memiliki perasaan sayang dan cinta. Cinta adalah sumber energi yang luar biasa jika digunakan secara benar. Cinta membuat hal-hal yang sulit menjadi mudah. Cinta adalah kekuatan, cinta adalah jalan keluar.
Karena itu, cintai pekerjaan yang dilakukan sekarang. Pekerjaan adalah sumber penghidupan. Mungkin kita tidak suka dengan lingkungannya, atasan, rekan kerja, atau sistem yang dianggap tidak adil. Namun yakinlah, bahwa mencintai pekerjaan membuat segalanya menjadi lebih mudah. Seberat apapun beban akan menjadi ringan.
Bersyukurlah masih memiliki pekerjaan. Banyak orang lain di liar sana yang terlunta-lunta, menjadi pengangguran dan tidak bekerja. Bersyukur akan memberikan kesadaran dan ketenangan jiwa, bahwa nasib kita hari ini masih lebih baik dibandingkan orang lain.
Carilah pekerjaan yang memang dicintai. Doronglah diri ke arah sana. Hargai diri dengan mengembangkan kemampuan sesuai dengan kesenangan hati nurani.
Contoh nyata bekerja dengan penuh cinta, ditunjukkan oleh H. Soleh Soekarno, pemilik sekaligus pendiri Rumah Makan Soto Bangkong Semarang. Ia telah berusia 96 tahun, tetapi masih tetap bersemangat melayani pembeli. Fisiknya masih segar bugar, dan ia senantiasa bersikap ramah.
Ia telah berjualan soto sejak jaman penjajahan Belanda, dengan menggunakan pikulan, dari pagi hingga malam hari. Hingga kini, kendati rumah makan yang ia rintis telah memiliki beberapa cabang, namun tiada kata berleha-leha bagi H. Soleh. Ia tetap bangun dini hari dan turut menyiapkan segala sesuatu.
Kisah yang tak kalah mengharukan datang dari seorang gadis asal Korea, Hee Ah Lee. Ia adalah seorang penderita Lobster Claw Syndrome, tangannya hanya memiliki masing-masing dua jari yang menyerupai capit kepiting. Yang lebih menyedihkan lagi, kakinya hanya sebatas lutut.
Ah Lee memiliki seorang ibu yang menyayanginya, dan mendidik dia sebagaimana anak-anak yang lain. Ia diajarkan berbagai hal dengan segala keterbatasannya. Atas saran dari seornag therapyst, Ah Lee dianjurkan bermain piano agar motorik tangan dan kakinya terus bergerak. Namun hal ini bukanlah hal yang mudah, mengingat, piano tidaklah dirancang untuk orang-orang yang berjari empat. Selama setahun, ia hanya mampu menghafalkan sebuah lagu dengan susah payah.
Namun ibunya tidak menyerah, dan terus mendorong Ah Lee agar tetap semangat berlatih, karena sang ibu meyakini, masa depan Ah Lee tergantung dari apa yang dilakukannya hari ini. Akhirnya, Ah Lee terus berlatih. Ia menghabiskan waktu sepuluh jam sehari untuk memainkan berbagai komposisi musik, dan lambat laun, ia menguasai permainan piano dengan sangat baik. Ia pun menggelar konser The Four Finger Pianist ke berbagai dunia, termasuk Indonesia.
Ah Lee mengajak kita tidak takut untuk bermimpi, walau rasanya, mimpi itu terlampau tinggi. Namun berkat semangat dan keyakinannya yang tinggi, dan atas kekuatan cinta dari sang ibu, Ah Lee kini berdiri sebagai seorang pianist sukses dan menginspirasi jutaan umat manusia.
[Sumber: Liputanislam.com]
0 komentar:
Posting Komentar