SELAMAT DATANG DI AHLUL BAIT NABI SAW

AHLUL BAIT NABI SAW: Media Agama Dan Hati Umat Islam * Media Persatuan dan Kesatuan Sunni Dan Syiah


Doa tidak wajib dilantunkan, namun ia menempati posisi istimewa dalam kehidupan umat manusia, bukan saja umat Islam. Allah SWT berfirman,”dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”(QS. Al-Baqarah [2]:186). Nabi Muhammad Saw. menegaskan bahwa, “Doa adalah otak ibadah.”(HR. Ibn Hibban dan at-Tirmidzi). Dalam hadits lain, Nabi Saw. bersabda,”doa adalah senjata orang yang beriman, tiang agama dan cahaya langit dan bumi.” (HR. al-Hakim).

Karena pentingnya doa, bertebaranlah di dalam al-Qur’an doa yang dibawah oleh para Nabi dan rasul Allah SWT. Selain itu, dalam hadits pun terrekam doa-doa beliau serta doa yang diajarkannya kepada sahabat-sahabat, istri, dan puterinya.

Sayangnya, ada keyakinanan keliru dalam memaknai posisi doa dalam Islam sehingga doa menjadi tidak lebih daripada bentuk kelemahan, pelarian diri, kemalasan dan kekerdilan. Artinya, doa hanya sekedar wujud ketakberdayaan yang memaksa seseorang merengek kepada Allah SWT.

Keyakinan tersebut berseberangan dengan doa dalam pemaknaan Islam yang lurus. Doa yang tepat adalah doa yang dilantunkan setelah usaha, ikhtiar, dan kerja keras. Hal ini diteladankan Nabi Saw yang mewariskan untaian doa yang menakjubkan.. Ia tak menjadi pertapa di gunung. Ia terlibat langsung serta menyelami kehidupan rakyat-jelata, merasakan kepahitan dan kesenangan mereka. dalam melakukan peperangan, misalnya, Nabi Saw selalu mempersiapkan segala kebutuhan untuk berperang. Membangkitkan semangat umat, merapatkan barisan, memikirkan strategi, baru kemudian berdoa. Doa tidak boleh menjadi opium yang membunuh kreatifitas dan keberanian untuk memperjuangkan hidup.

Singkatnya, hakikat doa terletak pada: pertama, doa bukanlah pelampiasan kelemahan manusia, melainkan penyokong kekuatan manusia dan penopang usaha-usaha positif dan konstruktif individu untuk membentuk kehidupan pribadi dan sosial. Doa pun bukan pengganti kerja, atau tanggungjawab, melainkan selaras dengan kerja keras, ikhtiar, perjuangan dan ketekunan. Kedua, doa bukanlah mantra, dan bukan “lampu aladin” yang mewujudkan keinginan kita dalam sekejap mata. Ketiga, doa adalah manifestasi cinta manusia dan kebutuhan jiwa. Doa merupakan jeritan sebatang ‘bambu’ kering yang tercerabut yang ingin kembali ke ‘rumpun bambu’. Dengan berdoa berarti kita telah mengakui kerendahan dan kehinaan diri kita di hadapan Yang Maha Suci.

Ringkasnya, doa merupakan ekspresi cinta pada Yang Ilahi, dan cita luhur ideal kebutuhan jiwa manusia. Yang terpenting adalah bahwa, doa hanya pantas dilantunkan oleh bibir manusia yang aktif dalam aksi, bukan oleh mulut manusia yang pasif, menyerah pada keadaan.

(Ruhullah/ABNS)

0 komentar:

 
AHLUL BAIT NABI SAW - DOA, BUKU, KHASANAH © 2013. All Rights Reserved. Powered by AHLUL BAIT NABI SAW
Top