Di Khadir Khum, sambil mengangkat lengan Ali, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa mengakui aku sebagai maulanya, maka Ali adalah maulanya juga!”
Ketetapan Rasul tersebut tersebar ke penjuru negeri hingga terdengar al Harits bin Numan Al Fihri. Segera Harits mengendarai ontanya menemui Rasulullah. Ia bertanya dengan nanda memprotes; “Ya Muhammad, Anda telah menyuruh kami bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan Anda adalah Rasul-Nya. Kami menerimanya.
Lalu Anda menyuruh kami mengerjakan 5x sholat se hari, kamipun menerimanya.
Anda menyuruh kami menunaikan zakat, kami juga menerimanya.
Anda menyuruh kami melaksanakan ibadah haji, kamipun menerimanya.
Namun Anda belum juga merasa puas dengan itu semua, hingga mengangkat lengan keponakan Anda (Ali) dan mengutamakannya di atas kami semua! Andapun berkata: ‘Barangsiapa mengakui aku sebagai maulanya, maka Ali adalah maulanya juga!’”
“Apakah ini dari Anda sendiri ataukah dari Allah?”
Rasulullah segera menjawab: “Demi Allah yang tiada Tuhan melainkan Dia, sungguh ini adalah ketentuan dari Allah Azza wa Jalla!”
Mendengar jawaban Rasul, pergilah al-Harits menunju ontanya seraya berkata sinis; “WAHAI TUHAN, JIKA APA YANG DIKATAKAN MUHAMMAD MEMANG BENAR, TURUNKAN HUJAN BATU DARI LANGIT ATAS KAMI ATAU DATANGKAHLAH AZAB YANG PEDIH BAGI KAMI!”
Seketika Allah melemparinya dengan batu yang menembus tubuhnya. Harits terkapar mati sebelum mencapai ontanya. Turunlah firman Allah:
“Seseorang telah meminta kedatangan azab yang menimpa orang-orang kafir, dan tidak seorangpun akan dapat menolaknya” (al-Maarij:1-2).
[Ats Tsalabi, dalam tafsirnya al Kabir, dalam menafsirkan surat al-Maarij melalui dua sanad yang mutabar]
[Asy Syablanji, Nurul Abshar, bagian riwayat hidup Ali]
[Al Halabi, Sirah, Jilid 3, Hlm 214, ketika meriwayatkan tentang Haji Wada]
(Kampung-Sufi/Mahdi-News/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar