Bulan asyuro, bulan duka bagi para pecinta Rosulullah saww dan Ahlul
Baytnya. bara kesyahidan Imam Husein as di Karbala’ akan terus
menggelora dalam dada pecintanya. aroma kesyahidannya akan senantiasa
harum dan menjadi sumber spirit perlawanan dan pengorbanan bagi penerus
misinya.
Masih dalam hari-hari duka bagi Rosulullah dan Ahlul Baytnya, dengan
semangat kami Majlis Ta’lim Fathimiyah Bangsri, Jepara, mengadakan
peringatan Asyuro khusus Akhwat di hari ke-5 setelah 10 Muharom,
tepatnya hari Ahad tanggal 15 Muharom 1433 H (11 Desember 2011) di
Mushola Al-Husaini Candi Banjaran, Bangsri, Jepara. tepat pukul 13.00
wib acara pun dimulai.
seperti peringatan yang lainnya diawali dengan
pembukaan, sambutan ketua panitia, persembahan untuk Imam Husein as,
ceramah inti, maqtal, ma’tam dan ziarah. akan tetapi yang berbeda dari
peringatan ini adalah semua yang terlibat adalah akhwat, yang menyiapkan
(seluruh panitia), yang mengisi acara dari awal hingga akhir dan juga
para hadirin semuanya akhwat, dari tua, muda, remaja, anak-anak hadir
dalam majlis tersebut. sehingga kaum hawa dapat bebas bergerak, dalam
mengekspresikan bakat-bakatnya yang terpendam.
Alhamdulillah Acara kali ini merupakan acara peringatan khusus akhwat
yang ke-6, sejak dimulai tahun 2006 yang lalu. tidak hanya warga
sekitar jepara yang hadir akan tetapi, kami juga mengundang
daerah-daerah seperti Pati, Kudus, Demak, Semarang. bahkan peringatan
kali ini ada hadirin yang datang jauh-jauh dari Jakarta.
Subhanallah… dalam suasana duka tersebut, ustadzah Fathimah Ba
Muqoddam dari Bangil memberikan ceramahnya yang sangat menyentuh para
hadirin, sehingga tak terdapat satupun hadirin yang tersenyum, semuanya
larut dalam duka. beliau memberikan tausiah kepada kita, agar tidak
melewatkan satu pun acara peringatan Imam Husein As. akan tetapi setelah
kita mengikuti acara, kita harus bisa berubah dari sebelumnya. karena
tujuan Imam Husein adalah memurnikan ajaran Islam yang telah koyak di
tangan Yazid, memerangi kedholiman, kefasikan dan kemungkaran. oleh
karena itu, kita juga harus bisa seperti beliau, memerangi segala hal
kemungkaran dalam diri kita khususnya, misalnya kita harus berniat,
teguh dalam hati untuk berhenti ghibah, berhenti maksiat dan lain-lain.
“Hal min nasirin yansuruni” “adakah penolong yang mau menolongku”
teriakan Imam Husein selalu menggema setiap zaman, semoga kita termasuk
salah satu yang menjawab dengan siap dan sigap panggilan beliau dengan
lantang “labbaika ya Husain, labbaika ya Mahdi” di setiap langkah kita.
amin.
(DarutTaqrib/ZahroInsiye/@drikna!/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar