Jalan terjal yang pertama di alam kubur adalah
kesepian di alam kubur. Adapun jalan terjal yang kedua adalah siksaan
dan himpitan kubur yang harus direnungkan oleh setiap manusia sebelum
dijemput oleh kematian.
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:
“Wahai hamba-hamba Allah, setelah kematian alam kubur lebih menderita daripada kematian itu sendiri bagi orang yang tidak diampuni dosa-dosanya. Karena itu, kakutlah kamu pada kesempitan kubur, penderitaan, kegelapan, dan keterasingannya. Sesungguhnya kuburan itu berkata setiap hari: Aku adalah rumah keterasingan, aku rumah kesepian, aku rumah cacing-cacing. Kuburan adalah bagian dari taman-taman surga dan sekaligus bagian dari jurang-jurang neraka. Sesungguhnya kehidupan yang sempit yang diperingatkan oleh Allah kepada musuh-musuh-Nya adalah siksaan kubur. Allah mengirimkan kepada orang yang kafir di kuburnya sembilan puluh sembilan ular yang besar untuk mencabik-cabik dagingnya dan memecah-mecah tulangnya. Allah mengirimnya berulang kali sampai hari kiamat. Dan sekiranya ular itu didatangkan ke bumi, niscaya tak akan ada tumbuh-tumbuhan dan tak akan terjaga tanaman di dalamnya.
Wahai Hamba-hamba Allah, sungguh dirimu lemah, jasadmu lembut dan rapuh sangat mudah dihancurkan.” (Biharul Anwar 6: 218, hadis ke 13).
“Wahai hamba-hamba Allah, setelah kematian alam kubur lebih menderita daripada kematian itu sendiri bagi orang yang tidak diampuni dosa-dosanya. Karena itu, kakutlah kamu pada kesempitan kubur, penderitaan, kegelapan, dan keterasingannya. Sesungguhnya kuburan itu berkata setiap hari: Aku adalah rumah keterasingan, aku rumah kesepian, aku rumah cacing-cacing. Kuburan adalah bagian dari taman-taman surga dan sekaligus bagian dari jurang-jurang neraka. Sesungguhnya kehidupan yang sempit yang diperingatkan oleh Allah kepada musuh-musuh-Nya adalah siksaan kubur. Allah mengirimkan kepada orang yang kafir di kuburnya sembilan puluh sembilan ular yang besar untuk mencabik-cabik dagingnya dan memecah-mecah tulangnya. Allah mengirimnya berulang kali sampai hari kiamat. Dan sekiranya ular itu didatangkan ke bumi, niscaya tak akan ada tumbuh-tumbuhan dan tak akan terjaga tanaman di dalamnya.
Wahai Hamba-hamba Allah, sungguh dirimu lemah, jasadmu lembut dan rapuh sangat mudah dihancurkan.” (Biharul Anwar 6: 218, hadis ke 13).
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) ketika qiyamul layl mengeraskan suaranya dalam doanya sehingga terdengar oleh penghuni rumahnya:
Ya Allah, bantulah aku dalam menghadapi hal-hal yang menakutkan di alam kubur, luaskan bagiku sempitnya tempat berbaring, karuniakan padaku kebaikan sebelum kematian, dan berikan padaku kebaikan sesudah kematian. (Al-Faqih 1: 480, hadis ke 1389).
Ya Allah, bantulah aku dalam menghadapi hal-hal yang menakutkan di alam kubur, luaskan bagiku sempitnya tempat berbaring, karuniakan padaku kebaikan sebelum kematian, dan berikan padaku kebaikan sesudah kematian. (Al-Faqih 1: 480, hadis ke 1389).
Berikut ini juga doa beliau:
Ya Allah, berkahi aku dalam kematian. Ya Allah, bantulah aku saat sakratul maut. Ya Allah, tolonglah aku dalam menghadapi siksaan kubur. Ya Allah, tolonglah aku dalam menghadapi himpitan kubur. Ya Allah, bantulah aku dalam kesepian kubur. Ya Allah, karuniakan padaku bidadari. (Iqbal al-A`mal: 178).
Ya Allah, berkahi aku dalam kematian. Ya Allah, bantulah aku saat sakratul maut. Ya Allah, tolonglah aku dalam menghadapi siksaan kubur. Ya Allah, tolonglah aku dalam menghadapi himpitan kubur. Ya Allah, bantulah aku dalam kesepian kubur. Ya Allah, karuniakan padaku bidadari. (Iqbal al-A`mal: 178).
Ya Allah, bantulah aku saat kematian. Ya Allah,
tolonglah aku saat sakratul maut. Ya Allah, tolonglah aku dari kesepian
kubur. Ya Allah, tolonglah aku dari kegelapan kubur. Ya Allah, tolonglah
aku dari segala yang menakutkan pada hari kiamat. Ya Allah, berkahi
aku selama hari kiamat. Ya Allah, karuniakan padaku pasangan bidadari. (Biharul Anwar 98: 135).
Akibat dari dosa apakah siksa kubur itu terjadi?
Siksa kubur itu terjadi dikarenakan antara lain: tidak hati-hati dan menganggap enteng urusan buang air kecil, suka mengadu domba, menggunjing, dan menjauhi keluarganya. (Al-Bihar 6: 222, hadis ke 21).
Siksa kubur itu terjadi dikarenakan antara lain: tidak hati-hati dan menganggap enteng urusan buang air kecil, suka mengadu domba, menggunjing, dan menjauhi keluarganya. (Al-Bihar 6: 222, hadis ke 21).
Dalam suatu riwayat disebutkan bersumber dari Sa`d
bin Mu`ad bahwa di antara sebab-sebab terjadinya himpitan kubur adalah
akhlak yang buruk terhadap keluarganya, dan sikap kasar terhadapnya.
(Amali Al-Majlisi: 61).
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Tidaklah
beriman seorang kecuali bersikap ramah terhadap keluarganya.”
(Al-Biharul Anwar 6: 221).
Abu Bashir mendengar bahwa Imam Ja’far Ash-Shadiq
(sa) berkata: “Sesungguhnya ketika Ruqayyah binti Rasulillah saw
meninggal Rasulullah saw berdiri di kuburannya, mengangkat tangannya ke
langit, dan air matanya mengalir. Lalu sahabat-sahabatnya bertanya: Ya
Rasulallah, kami melihatmu mengangkat tangan ke langit dan air matamu
bercucuran? Rasulullah saw bersabda: “Aku memohon kepada Tuhanku agar
Dia memberikan kepadaku siksa kubur yang akan menimpa Ruqayyah.”
(Biharul Anwar 6: 217).
“Himpitan kubur bagi seorang mukmin merupakan kifarat karena ia menyia-nyiakan nikmat Allah.” (Tsawab al-A`mal: 234).
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) pernah berkata:
“Ada salah seorang tokoh terkemuka setelah meninggal ia duduk di dalam kuburnya, kemudian malaikat berkata kepadanya: kami akan cambuk kamu seratus kali sebagai bagian dari siksa kubur. Tokoh itu berkata: aku tidak sanggup manahan siksaan ini. Lalu para malaikat mencambuknya satu kali, dan mereka berkata: azab kubur bukan hanya ini. Tokoh itu berkata: mengapa kalian cambuk aku? Mereka menjawab: Kami cambuk kamu karena pada suatu hari kamu melakukan shalat tanpa wudhu’. Imam berkata: para malaikat terus mencambuknya sebagai azab dari Allah azza wa jalla, dan beliau melihat kuburnya penuh dengan nyala api.” (Tsawab al-A`mal: 267).
“Ada salah seorang tokoh terkemuka setelah meninggal ia duduk di dalam kuburnya, kemudian malaikat berkata kepadanya: kami akan cambuk kamu seratus kali sebagai bagian dari siksa kubur. Tokoh itu berkata: aku tidak sanggup manahan siksaan ini. Lalu para malaikat mencambuknya satu kali, dan mereka berkata: azab kubur bukan hanya ini. Tokoh itu berkata: mengapa kalian cambuk aku? Mereka menjawab: Kami cambuk kamu karena pada suatu hari kamu melakukan shalat tanpa wudhu’. Imam berkata: para malaikat terus mencambuknya sebagai azab dari Allah azza wa jalla, dan beliau melihat kuburnya penuh dengan nyala api.” (Tsawab al-A`mal: 267).
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) juga berkata:
“Jika seorang mukmin dimintai oleh saudaranya suatu hajat dan ia mampu untuk memenuhinya tetapi ia tidak memenuhi, Allah akan mengirimkan ular ke kuburnya untuk menggigit jari-jemarinya.” (Biharul Anwar 74: 319, hadis ke 83). (syamsuri149.wordpress.com/ABNS)
“Jika seorang mukmin dimintai oleh saudaranya suatu hajat dan ia mampu untuk memenuhinya tetapi ia tidak memenuhi, Allah akan mengirimkan ular ke kuburnya untuk menggigit jari-jemarinya.” (Biharul Anwar 74: 319, hadis ke 83). (syamsuri149.wordpress.com/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar