*. Seorang Muslim tidak seyogianya
hanya melaksanakan amalan-amalan wajib dan meninggalkan amalan-amalan
mustahab (sunnah). Menurut para ulama, meninggalkan amalan mustahab
merupakan peremehan terhadap hukum Allah. Ini bisa menyebabkan datangnya
azab Allah.
*. Amalan-amalan mustahab sangat banyak. Tidak terikat pada salat dan puasa saja.
*. Para Fuqaha’ membuat
kaidah yang bertumpu pada hadits Imam Shodiq as, “sesiapa yang
mengamalkan sunnah Rasul, maka ia akan mendapatkan pahala amalan
tersebut. Meski Rasul tak melakukannya.” Contoh : apabila Anda membaca
sebuah buku yang mengatakan bahwa Rasul saww sering berpuasa pada hari
minggu (hanya contoh), kemudian Anda berpuasa pada hari minggu, maka
Anda akan tetap mendapatkan pahala dari puasa Anda tersebut, meski
ternyata Rasulullah tak pernah berpuasa pada hari minggu. Kaidah ini
menekankan bahwa amalan mustahab sangat bermanfaat bagi kita.
*. Hadits qudsi menjelaskan bahwa, ketika seorang hamba mendekatkan diri kepada Allah dengan nawafil (salat-salat sunnah), maka Allah akan menjadi matanya, tangannya, kakinya dst. Artinya, Allah swt akan memberikan wilayah takwiniah kepada orang tersebut.
*. Fadhilah lain dari nawafil adalah salat nawafil akan menambal kekurangan-kekurangan dari salat wajib kita.
*. Fadhilah salat wutairoh
(salat dua rakaat yang dilakukan dalam keadaan duduk selepas salat
‘isya) adalah Imam Shodiq as berkata, ‘bagi yang mengerjakan salat
wutairoh, maka Allah akan mengutus 2 malaikat yang mewakili salat
malamnya.’
*. 1 rakaat malaikat = 1.000 rakaat
manusia. Salat malam berjumlah 11 rakaat x 2 (jumlah malaikat) = 22
rakaat (malaikat) = 22.000 rakaat (manusia).
*. Fadhilah lain, bisa mempermudah
urusan kita. Ayatullah Mujtaba Bahesty mengisahkan, ketika bepergian
beliau bertemu dengan anak perempuan yang mengadukan pada beliau bahwa
ayah dan ibunya selalu bertengkar sehingga suasana rumah menjadi tidak
nyaman. Ayatullah Bahesty lantas memberikan solusi, bahwa anak perempuan
itu harus mengamalkan salat wutairoh. Tahun berikutnya, anak
wanita itu kembali bertemu Ayatullah Bahesty dan mengatakan bahwa
suasana rumahnya sudah nyaman lagi berkat salat wutairoh.
Walhamdulillahi rabbil ‘alamin. Wa shallallahu ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala alihi at-thoyyibiina at-thohiriin. (DarutTaqrib/Farazdaq/Adrikna!/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar