SELAMAT DATANG DI AHLUL BAIT NABI SAW

AHLUL BAIT NABI SAW: Media Agama Dan Hati Umat Islam * Media Persatuan dan Kesatuan Sunni Dan Syiah


Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Rajab yang dimuliakan oleh Allah SWT. Insya Allah 01 Rajab 1436 bertepatan 20 April 2015. Doa Ummu Dawud adalah amalan dan doa yang paling utama di bulan Rajab, yaitu dibaca pada hari Nishfu Rajab (15 Rajab). Doa ini memiliki keajaiban yang luar biasa sebagaimana dikisahkan dan diriwayatkan dari Ahlul Bait Nabi SAW.

Kisah Keajaiban Doa Ummu Dawud

Kisah ini  diceritakan oleh  Ibrahim  bin  Ubaidillah  bin  Fadhel bin  Ula’  Al-Madani. Ummu Dawud adalah Fatimah puteri Abdillah bin Ibrahim, saat itu usianya sangat tua.
Ummu Dawud berkata: Abu Ad-Dawaniq telah membunuh Abdullah bin Hasan, yang sebelumnya ia juga membunuh kedua putera Abdullah yaitu Muhammad dan Ibrahim. Kemudian ia menangkap anakku Dawud bin Al-Husein di Madinah, bersama anak pamannya Al-Husein. Ia mengikatnya dengan rantai besi, lalu membawanya ke Irak.

Sejak saat itu aku tidak pernah lagi melihat anakku dan tidak pernah mendengar beritanya, ia dipenjara di Irak. Aku sangat sedih, aku hanya bisa memohon kepada Allah dan merendahkan diri di hadapan-Nya. Aku memohon kepada Allah swt agar anakku segera dibebaskan dari penjara. Aku juga minta tolong kepada saudara-saudaraku yang zuhud dan ahli ibadah untuk memohonkan kepada Allah agar aku segera dipertemukan dengan anakku sebelum kematian menjemputku. Mereka telah berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan harapanku.

Beberapa hari berikutnya aku mendengar berita bahwa anakku dibunuh. Sebagian orang memberitakan bahwa anakku dan anak pamannya akan digantung tiang gantungan. Aku sangat sedih, semakin hari semakin kurasakan besar musibahku. Aku merasa bahwa doaku tidak diijabah dan permohonanku tidak diperkenankan. Hatiku terasa sempit, umurku semakin tua, tulangku semakin ringkih, hampir-hampir aku merasa putus asa karena anakku, lemahnya tubuhku dan menuanya umurku.

Pada suatu hari aku mendatangi Abu Abdillah Ja’far bin Muhammad Ash-Shadiq (sa). Saat itu beliau sedang sakit. Setelah bertanya keadaannya dan mendoakannya, aku minta izin untuk pulang. Saat aku mau pulang beliau bertanya: “Wahai Ummu Dawud, bagaimana berita tentang Dawud, engkau telah menyusuiku bersamanya.” Maksudnya beliau saudara sesusu dengannya.

Mendengar pertanyaan dan pernyataannya aku menangis sambil berkata: Jadikan aku tebusanmu, Dawud dipenjara di Irak. Sejak itu aku tidak mendengar lagi beritanya, aku hampir putus asa. Aku ingin sekali berjumpa dengannya. Aku sangat merindukannya. Aku mohon engkau mendoakannya karena dia adalah saudaramu yang sesusu.

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: Wahai Ummu Dawud, tahukah kamu tentang doa Istiftah, doa mustajabah, doa keselamatan. Dengan doa ini Allah Azza wa Jalla membukan pintu-pintu langit, para malaikat akan hadir untuk menyampaikan kabar gembira tentang ijabahnya doa. Inilah doa yang mustajabah, doa yang tak ada hijab dengan Allah azza wa jalla, orang yang membacanya akan mendapatkan pahala surga.
Fatimah (Ummu Dawud) bertanya:Wahai putera orang-orang suci, bagaimana cara aku mengamalkannya?

Beliau berkata: Wahai Ummu Dawud, sebentar lagi kita akan memasuki bulan yang mulia yaitu bulan Rajab, bulan yang penuh berkah, bulan yang besar kemuliaannya, di dalamnya doa didengar oleh Allah swt. Berpuasalah selama tiga hari di dalamnya, hari ke 13, 14, dan 15; inilah hari-hari biydh (purnama). Kemudian lakukan mandi sunnah pada hari Nishfu ketika matahari tergelincir; lalu lakukan shalat sunnah Zawal delapan rakaat (setiap dua rakaat salam) secara khusuk, sempurnakan rukuk dan sujudnya serta qunutnya. Pada rakaat pertama sesudah Fatihah membaca surat Al-Kafirun, rakaat kedua sesudah Fatihah membaca surat Al-Ikhlash (6 kali), pada rakaat berikutnya baca surat-surat pendek sesuai dengan yang kamu kehendaki. Selanjutnya lakukan shalat Zuhur, kemudian lakukan lagi shalat sunnah delapan rakaat, sempurnakan rukuk dan sujudnya serta qunutnya. Lakukan shalat ini di rumah yang bersih dan tempat yang bersih, pakailah wangi-wangian, karena para malaikat menyukainya.Usahakan tidak ada seorangpun memasukinya dan ngajak bicara denganmu, atau sisa waktunya isi dengan zikir dan amalan sunnah. Jika perlu catatlah amalan dan doa ini. Sesudah membaca doa ini, sujudlah sambil membaca doa: Allahumma laka sajadtu ..(selengkapnya doa ini ada di bagian akhir doa Ummu Dawud).

Usahakan matamu ikut bertasbih dengan tetesan air matamu. Karena hal itu menjadi tanda ijabahnya doa, terbukanya hati dan tercurahnya ibrah (pelajaran). Jagalah baik-baik apa yang telah aku ajarkan padamu, hati-hati jangan sampai jatuh pada tangan orang lain yang akan memanfaat doa ini untuk tujuan yang tidak benar. Karena doa ini adalah doa yang mulia, di dalamnya terdapat nama yang paling agung, yang jika berdoa dengannya, Allah akan mengijabah doanya dan memberi apa yang dimohonnya sekalipun langit dan bumi telah melebur, semua lautan telah menyatu dengan yang lain. Semuanya akan berada di antara kamu dan hajatmu. Dengan doa ini Allah azza wa jalla akan memberi kemudahan padamu untuk mencapai apa yang kamu inginkan, memberimu apa yang kamu harapkan, menunaikan hajatmu, dan menyampaikan kamu apa keinginanmu. Siapa saja, laki maupun perempuan, yang berdoa dengan doa ini ia akan diijabah doanya oleh Allah swt. Sekiranya semua jin dan manusia memusuhi anakmu, niscaya Allah melindungimu dari bahaya mereka, menjagamu dari kejahatan lisan mereka, dan menghinakan kuduk mereka, insya Allah.

Ummu Dawud berkata: Setelah aku mencatatnya aku pulang ke rumah. Ketika memasuki bulan Rajab, aku menunggu hari-hari itu. Aku berpuasa dan berdoa sebagaimana yang beliau perintahkan padaku. Sesudah melakukan shalat Maghrib dan Isya’, dan sesudah berbuka puasa, aku melakukan shalat-shalat sunnah sehingga larut malam. Lalu aku tidur. Dalam tidurku aku mimpi bershalawat kepada para malaikat, para nabi, para syuhada’, para abdal dan hamba-hamba Allah yang shaleh, dan aku bermimpi berjumpa dengan Rasulullah saw. Dalam mimpiku beliau berkata padaku: “Wahai puteriku, wahai Ummu Dawud, berbahagialah! Semua yang kamu inginkan agar saudara-saudaramu menjadi penolongmu dan pemberi syafaat untukmu, permohonan ampunan bagimu, semuanya membahagiakanmu, hajatmu telah tercapai. Berbahagialah dengan ampunan Allah dan ridha-Nya, kamu telah dibalas dengan kebaikan. Berbahagialah! Allah telah menjaga anakmu dan akan mengembalikannya padamu, insya Allah.”

Kemudian terbangun dari tidurku. Demi Allah, tidak lama kemudian nampaklah dari kejauhan seorang pengendara yang berlari kencang dari arah   Irak. Setelah   mendekat   padaku   ternyata dia adalah anakku   Dawud.

Ia berkata padaku: Wahai ibuku, aku dipenjara di Irak dalam ruangan penjara yang sangat sempit. Aku tak punya harapan untuk dilepaskan dari penjara. Ketika tidur di malam nishfu Rajab aku bermimpi, melihat dunia merendah padaku sehingga aku melihatmu sedang melakukan shalat di sajadahmu dikelilingi oleh para tokoh, kepala mereka di langit dan kaki mereka di bumi. Mereka berpakaian warna hijau, mereka bertasbih di sekitarmu. Salah seorang dari mereka berwajah tampan seperti indahnya wajah Nabi saw, pakaiannya bersih, baunya harum, ucapannya lembut, beliau berkata padaku: Wahai putera seorang ibu yang sudah tua dan shalehah, berbahagialah! Doa ibumu telah diijabah oleh Allah azza wa jalla. Lalu aku terbangun. Tak lama kemudian di malam itu juga seorang utusan Abu Ad-Dawaniq mendatangiku, ia memerintahkan agar melepaskan rantai besiku, ia bersikap baik padaku, ia juga memerintahkan agar memberiku uang sepuluh ribu dirham, dan mengantarkan aku pada seorang yang mulia dan mempercepat perjalanannya. Sehingga sampailah aku di Madinah.

Ummu Dawud berkata: Aku segera membawa anakku ke rumah Abu Abdillah Ja’far Ash-Shadiq (sa). Setelah kuucapkan salam padanya aku ceriterakan tentang anakku. Kemudian beliau berkata: “Abu Ad-Dawaniq bermimpi Ali bin Abi Thalib (sa) berkata padanya: ‘Lepaskan cucuku; jika tidak, kamu akan dicampakkan ke neraka’. Dalam mimpinya ia melihat seakan di bawah kaki ada bara api, lalu ia terbangun dan terjatuh. Karena itulah ia membebaskanmu dari penjara.” (Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 33-36)

Catatan:
Adab membaca Doa Ummu Dawud adalah bakdah Zuhur pada hari Nishfu Rajab (tanggal 15 Rajab), dengan diawali berpuasa pada tanggal 13, 14 dan 15 Rajab.


Doa Ummu Dawud

ميحرلا نمحرلا للها مسب دمحم لآو دمحم ىلع لص مهللا

Shadaqallâhul ‘azhim alladzî lâilâha illâ huwal hayyul qayyûm, dzul jalâli wal-ikrâm, ar-rahmânur rahîm, al-halîmul karîm. Alladzî laysa kamislihi syay’. Wa huwas samî’ul ‘alîm, al-bashîrul khabîr. Syahidallâhu annahu lâilaha illâ huwa wal-malâikatu wa ûlul ‘ilmi qâiman bil-qisthi lâilâha illâ huwal ‘azîzul hakim. Wa ballaghat rusuluhul kirâmu wa ana ‘alâ dzâlika minasy syâhidîn.

Maha Benar Allah Yang Maha Agung. Tiada Tuhan kecuali Dia Yang Hidup dan Mengawasi, Pemilik keagungan dan kemuliaan, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Yang Maha Penyantun dan Maha Dermawan, Yang tiada perumpamaan sesuatupun bagi-Nya. Dialah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui, Maha Melihat dan Maha Mengetahui. Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan kecuali Dia, Yang menegakkan keadilan; para malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan demikian. Tiada Tuhan kecuali Dia Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana; para Rasul-Nya menyampaikannya, dan aku termasuk orang-orang yang membenarkannya.

Allâhumma lakal hamdu, wa lakal majdu, wa lakal ‘izzu, wa lakal fakhru, wa lakal qahru, wa lakal wa lakan ni’mah, wa lakal ‘azhamah, wa lakar rahmah, wa lakal mahâbah, wa lakas sulthân, wa lakal bahâ’, wa lakal imtinân, wa lakat tasbîh, wa lakat taqdîs, wa lakat tahlîl, wa lakat takbîr, wa laka mâ yurâ, wa laka mâ lâ yurâ, wa laka mâ fawqas samâwâtil ‘ulâ, wa laka mâ tahtats tsarâ, wa lakal aradhûnas sulfa, wa lakal âkhiratu wal-ûlâ, wa lakal mâ tardhâ bihi minats tsanâi wal-hamdi wasy-syukri wan-na’mâ’.

Ya Allah, bagi-Mu segala puji, bagi-Mu segala puja, bagi-Mu semua kemuliaan, bagi-Mu segala kebesaran, bagi-Mu segala keperkasaan, bagi-Mu semua nikmat, bagi-Mu semua keagungan, bagi-Mu semua rahmat, bagi-Mu semua yang menakutkan, bagi-Mu semua kekuasaan, bagi-Mu

segala keagungan, bagi-Mu semua karunia, bagi-Mu semua tasbih, bagi-Mu semua pensucian, bagi-Mu semua tahlil, bagi-Mu semua takbir, bagi-Mu semua yang dilihat, bagi-Mu semua yang tak terlihat, milik-Mu semua yang ada atas langit yang tinggi, milik-Mu semua yang di bawah bumi, milik-Mu semua yang paling bawah, milik-Mu semua yang ada di dunia dan akhirat, dan bagi-Mu semua yang Kau ridhai dari puja dan puji, syukur dan segala nikmat.

Allâhumma shalli ‘alâ Jibrâila amînika ‘alâ wahyika, wal-qawiyyi ‘alâ amrika, wal-muthâ’I fî samâwâtika, wa mahalli karâmâtikal mutahammili likalimâtika, an-nâshiri liambiyâila almudammiri lia’dâika.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Jibrail kepercayaan-Mu atas wahyu-Mu, penguat perintah-Mu, yang ditaati di langit-Mu, yang membawa kemuliaan-kemulian-Mu dan mengemban kalimat-kalmat-Mu, yang membantu nabi-nabi-Mu dan menghancurkan musuh-musuh-Mu.

Allâhumma shalli ‘alâ Jibrâila amînika ‘alâ Mîkâil malaki rahmatika, wal-makhlûqi lira’fatika, wal-mustaghfiril mu’îni liahli thâ’atika.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Mikail, malaikat pembawa rahma-Mu, makhluk yang menebarkan kasih sayang-Mu, yang senantiasa beristighfar dan memberi pertolongan pada orang-orang taat pada-Mu.

Allâhumma shalli ‘alâ Jibrâila amînika ‘alâ Isrâfîl hâmili ‘arsyika, wa shâhibish shûril muntazhari liamrika, al-wajilil musyfiqi min khîfatik.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Israfil, pemikul arasy-Mu, peniup sangkakala yang menunggu perintah-Mu, yang menakutkan dan menyayangi karena takut pada-Mu.

Allâhumma shalli ‘alâ hamalatil ‘arsyil thâhirîn, wa ‘alas safratil kirâm al-bararatith thayyibîn, wa ‘alâ malâikatikal kirâmil kâtibîn, wa ‘alâ malâikatil jinân, wa khazanatin nîrân, wa malakil mawti wal-a’wân, yâ Dzal jalâli wal-ikrâm.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada para Malaikat pemikul arasy-Mu yang suci, para malaikat yang mulia dan baik, para malaikat-Mu pencatat amal, para Malaikat penjaga surga, para malaikat penjaga neraka, dan Malaikat pencabut nyawa dan pemberi pertolongan, wahai Pemilik keagungan dan kemuliaan.

Allâhumma shalli ‘alâ abîna âdama badî’i fithratika, alladzî karramtahu bisujûdi malâikatika, wa abahtahu jannataka. Allâhumma shalli ‘alâ ummina Hawwâ’ al-muthahharati minar rijsi, al-mushaffâti minad danasi, al-mufadhdhalati minal insi, al-mutaraddidati bayna mahâllil qudsi.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Bapak kami Adam, yang memperindah fitrah-Mu yang Kau muliakan dia dengan sujudnya para malaikat-Mu dan Kau izinkan dia berada di surga-Mu. Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Ibu kami Hawa’ yang disucikan dari dosa, yang dikaruniai kelembutan, yang dipersiapkan sebagai tempat kesucian.

Allâhumma shalli ‘alâ Hâbîl wa Syayts wa Idrîsa wa Nûhin wa Hûdin wa Shâlih, wa Ibrâhîma wa Ismâ’îla wa Ishâqa wa Ya’qû wa Yûsufa wal-asbâth, wa Lûth wa Syu’ayb wa Ayyûba wa Mûsâ wa Hârûn, wa Yûsya’a wa Misyâ wal Hidhri wa Dzil Qarnayn, wa Yûnusa wa Ilyâs, wal Yasa’ wa Dzul Kifli, wa Thâlûta wa Dâwûda wa Sulaymân, wa Zakariyyâ wa Sya’yâ wa Yahyâ, wa Tûrakha wa Mattâ wa Irmiyâ, wa Hayqûqa wa Dâniyâl wa ‘Uzayr, wa ‘Isâ wa Syam’ûna wa Jirjîsa wal Hawâriyyîn wal atbâ’i, wa Khâlidin wa Hanzhalah wa Luqmân.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Habil, Syayts, Idris, Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Yusuf dan keturunannya, Luth, Syu`aib, Ayyub, Musa, Harun, Yusya`, Misya, Hidhir, Dzul Qarnayn, Yunus, Ilyas, Yasa`, Dzul Kifli, Thalut, Dawud, Sulaiman, Zakariya, Sya`ya, Yahya, Turakh, Matta, Irmiya, Hayquq, Daniyal, `Uzayr, Isa, Syam`un, Jirjis, Hawariyun dan pengikutnya, Hanzhalah, dan Luqman.

Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, warham Muhammadan wa âli Muhammad, wa bârik ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, kamâ shallayta wa rahimta

wa bârakta ‘alâ Ibrâhîma wa âli Ibrâhîm innaka hamîdum majîd. Allâhumma shalli ‘alal awshiyâi was su’adâ’ wasy syuhadâ’ wa aimmatil hudâ.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sayangi Muhammad dan keluarga Muhammad, berkahi Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Kau curahkan shalawat, rahmat dan keberkahan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada para washi Rasulullah, para Syu`ada’ dan Syuhada’, para Imam pemberi petunjuk.

Allâhumma shalli ‘alal abdâli wal awtâdi was suyyâh, wal ‘ubbâdi wal mukhlishîna waz zuhhâdi wa ahlil jiddi wal ijtihâd. Wakhshush Muhammad wa ahla baytihi biafdhi shalawâtika wa ajzali karâmâtika, balligh rûhahu wa jasadahu minnî tahiyyatan wa salâmâ, wa zidhu fadhlaw wa syarafaw wa karamâ, hattâ tuballighahu a’lâ darajâti ahlisy syarafi minan nabiyyîna wal mursalîn wal afâdhilil muqarrabîn.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada para Abdal dan Awtad, para Ahli Ibadah, orang-orang yang ikhlas, orang-orang yang zuhud, orang-orang yang bersungguh-sungguh dan para mujtahidin. Dan sampaikan shalawat yang istimewa kepada Muhammad dan Ahlu baitnya shalawat yang paling utama dan kemuliaan yang paling agung. Sampaikan salamku pada ruh dan jasadnya; tambahkan padanya karunia dan kemuliaan, sehingga Kau sampaikan beliau pada derajat dan kedudukan yang paling tinggi dari semua para nabi dan rasul serta para malaikat muqarrabin.

Allâhumma shalli ‘alâ man sammaytu wa mallam usammi min malâikatika wa anbiyâika wa rusulika wa ahli thâ’atika, wa awshil shalawâtî ilayhim wa ilâ arwâhihim, waj’alhum ikhwânî fîka wa a’wânî ‘alâ du’âika.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada semua yang telah kusebutkan namanya dan yang belum kusebutkan dari para nabi-Mu, para rasul-Mu, para malaikat-Mu, dan hamba-hamba-Mu yang taat kepada-Mu. Sampaikan shalawatku pada ruh mereka, jadikan mereka saudara-saudaraku dalam perjalanan menuju-Mu dan penolongku dalam berdoa pada-Mu.

Allâhumma innî astasyfi’u bika ilayka, wa bikaramika ilâ karamika, wa bijûdika ilâ jûdka, wa birahmatika ilâ rahmatika, wa biahli thâ’atika ilayka.

Ya Allah, aku memohon syafaat dengan-Mu kepada-Mu, dengan kemuliaan-Mu pada kemuliaan-Mu, dengan kedermawan-Mu pada kedermawanan-Mu, dengan rahmat-Mu pada rahmat-Mu, dan dengan hamba-hamba-Mu yang taat pada-Mu.

Wa as-aluka Allâhumma bikulli mâ sa-alaka bihi ahadun minhum min mas-alatin syarîfatin ghayri mardûdah, wa bimâ da’awka bihi min da’watin mujâbatin ghayri mukhayyabah.

Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan semua apa yang pernah dimohon oleh mereka, yaitu permohonan yang mulia dan tak tertolakkan, doa yang disampaikan pada-Mu, doa yang diijabah dan tak disia-siakan.

Yâ Allâhu yâ Rahmânu yâ Rahîm, yâ Karîmu yâ ‘Azhîmu yâ Jalîl, yâ Munîlu yâ Jamîl, yâ Kafîlu yâ Wakîl, yâ Muqîlu yâ Mujîr.

Ya Allah, wahai Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, wahai Yang Maha Mulia, wahai Maha Agung, wahai Yang Maha Dermawan, wahai Maha Indah, wahai Yang Maha Melindungi, wahai Yang Maha Memberi perlindungan, wahai Yang Maha Memaafkan, wahai Maha Memberi perlindungan.

Yâ Khabîru yâ Munîru yâ Mubîr, yâ Manî’û yâ Mudîlu yâ Muhîl, yâ Kabîru yâ Qadîr, yâ Bashîru yâ Syakûr, yâ Barru yâ Thuhru, yâ Thâhiru yâ Qâhir, yâ Zhâhiru yâ Bâthin.

Wahai Yang Maha Mengetahui, wahai Yang Memberi cahaya, wahai Yang Memberi kebaikan, wahai Yang Menghalangi, wahai Yang Menunjuki, wahai Yang Membuat perubahan, wahai Yang Maha Besar, wahai Yang Maha Kuasa, wahai Yang Melihat, wahai Maha Disyukuri, wahai Kebaikan, wahai Kesucian, wahai Yang Maha Suci, wahai Yang maha Perkasa, wahai Yang Nampak, wahai Yang Tersembunyi.

Yâ Sâtiru yâ Muhîth, yâ Muqtadiru yâ Hafîzhu yâ Mutajabbir, yâ Qarîbu yâ Wadûd, yâ Hamîdu yâ Majîd, yâ Mubdiu yâ Mu’îd.

Wahai Yang Menutupi, wahai Yang Mengetahui, wahai Yang Maha Kuasa, wahai Yang Maha Memaksa, wahai Yang Maha Dekat, wahai Yang Maha Pecinta, wahai Yang Maha Terpuji, wahai Yang Maha Mulia, Wahai Yang Menciptakan, wahai Yang Mengembalikan,

Yâ Syahîdu yâ Muhsinu yâ Mujmil, yâ Mun’imu yâ Mufdhil, yâ Qâbidhu yâ Bâsith, yâ Hâdiyu yâ Mursil, yâ Mursyidu yâ Musaddid, yâ Mu’thiyu yâ Mâni’, yâ Dâfi’u yâ Râfi’.

Wahai Yang Menyaksikan, wahai Yang Memberikan kebaikan, wahai Yang Memberi keindahan, wahai Pemberi nikmat, wahai Pemberi karunia, wahai Yang Menahan, wahai Yang Memberi; wahai Yang Memberi petunjuk, wahai Yang Memberi bimbingan, wahai Yang Menutupi, wahai Yang Memberi, wahai Yang Menghalangi, wahai Yang Menolak, wahai Yang Memuliakan.

Yâ Bâqiyu yâ Wâqiy, yâ Khallâqu yâ Wahhâbu yâ Tawwâb, yâ Fattâhu yâ Naffâhu yâ Murtâh, yâ Man biyadihi kullu miftâh, yâ Naffâ’u, yâ Raûfu yâ ‘Athûf.

Wahai Yang Kekal, wahai Yang Memelihara, Wahai Yang Maha Pencipta, wahai Yang Maha Pemberi, wahai Yang Maha Menerima taubat, wahai Yang Maha Membuka segala pintu, wahai Yang Maha Dermawan, wahai Yang Maha Memberi kebahagiaan, wahai yang di tangan-Nya segala kunci, wahai Yang Maha Memberi manfaat, wahai Yang Maha Penyantun, wahai Yang Maha Lembut.


Yâ Kâfiyu yâ Syâfiy, yâ Mu’âfiyu yâ Mukâfiyu yâ Wâfiy, yâ Muhayminu yâ ‘Azîzu yâ Jabbâru yâ Mutakabbir.

Wahai Yang Maha Memberi kecukupan , wahai Yang Maha Penyembuh, wahai Maha Penyelamat, wahai Yang Maha Mencukupi, wahai Yang Maha Memberi keselamatan, wahai Yang Maha Memelihara, wahai Yang Maha Mulia, wahai Yang Maha Memaksa, wahai Yang Maha Besar.

Yâ Salâmu yâ Mu’min, yâ Ahadu yâ Shamad, yâ Nûru yâ Mudabbir, yâ Fardu yâ Witr, yâ Quddûsus, yâ Nashiru yâ Mu’nis, yâ Ba’itsu yâ Wârits.

Wahai Yang Memberi kedamaian, wahai Yang Memberi kemanan, wahai Yang Maha Esa, wahai

Yang Tempat bersandar semua harapan, wahai Cahaya, wahai Yang Maha Mengatur, wahai Yang Maha Tunggal, wahai Yang Maha Sendirian, wahai Yang Maha Suci, wahai Yang Maha Penolong, wahai Yang Maha Menghibur, wahai Yang Membangkitkan, wahai Yang Mewariskan.

Yâ ‘Alimu yâ Hâkim, yâ Bâdiu, yâ Muta’âliy, yâ Mushawwiru yâ Musallimu yâ Mutahabbib, yâ Qâimu yâ Dâim, yâ ‘Alîmu yâ Hakîmu yâ Jawâd.

Wahai Yang Maha Mengetahui, wahai Yang Maha Bijaksana, wahai Yang Memulai, wahai Yang Maha Tinggi, wahai Yang Maha Pencipta, wahai Maha Memberi kedamaian, Wahai Yang Maha Mencintai, wahai Yang Maha Kokoh, wahai Yang Abadi, wahai Yang Maha Mengetahui, wahai Yang Maha Bijaksana, wahai Yang Maha Dermawan.

Yâ Bâriu yâ Bârru yâ Sârr, yâ ‘Adlu yâ Fâshil, yâ Dayyânu yâ Hannânu yâ Mannân, yâ Samî’u yâ Bâdi’, yâ Khafî yâ Mu’în, yâ Nâsyiru yâ Ghâfiru yâ Qadîm, yâ Musahhilu yâ Muyassir, yâ Mumîtu yâ Muhyî, yâ Nâfi’u yâ Râziq, yâ Muqtadiru yâ Musabbib.

Wahai Yang Maha Suci, wahai Yang Memberi kebaikan, wahai Yang Maha Merahasiakan, wahai Yang Maha Adil, wahai Yang Membedakan, wahai Yang Maha Dipatuhi, wahai Yang Maha Penyayang, wahai Yang Memberi karunia, wahai Yang Maha Mendengar, wahai Yang Menciptakan, wahai Yang Maha Melindungi, wahai Yang Maha Memberi pertolongan, wahai Yang Menebarkan kebahagiaan, wahai Yang Maha Pengampun, wahai Kekal Abadi, wahai Yang Memudahkan dan Memberi kemudahan, wahai Yang Mematikan, wahai Yang Menghidupkan, wahai Yang Memberi manfaat, wahai Yang Memberi rizki, wahai Yang Menentukan takdir, wahai Penyebab semua keberadaan dan kejadian.

Yâ Mughîtsu yâ Mughnî yâ Muqni, yâ Khâliqu yâ Râshidu yâ Wâhid, yâ Hâdhiru yâ Jâbir, yâ Hâfizhu yâ Syadîd, yâ Ghiyâtsu yâ ‘âidu yâ Qâbidh, yâ Man ‘alâ fasta’lâ fakâna bil-manzharil a’lâ, yâ Man qaruba fadan wa ba’uda fana-â, wa ‘alimas sirra wa akhfâ.

Wahai Yang Memberi perlindungan, wahai Yang Memberi kekayaan, wahai Memberi simpanan kekayaan, wahai Yang Menciptakan, wahai Yang Maha Mengawasi, wahai Yang Maha Esa, wahai Yang Maha Hadir, wahai Yang Maha Memaksa, wahai Yang Maha Melindungi, wahai Yang Maha Dahsyat siksaan-Nya, wahai Yang Memberi perlindungan, wahai Yang Mengembalikan, wahai Yang Menggenggam nyawa, wahai Yang Mulia lalu memuliakan dan berada di tempat yang

mulia, wahai Yang Dekat lalu mendekat, Yang Jauh lalu menjauh, dan Maha Mengetahui semua rahasia dan Merahasiakan.

Yâ Man ilayhit tadbîr wa lahul maqâdir, way â Manil ‘asîru ‘alayhi sahlun yasîr, yâ Man huwa ‘alâ mâ yasyâu qadîr, yâ Mursilar riyâh, yâ Fâliqal ishbâh.

Wahai Yang Mengatur semua persoalan dan milik-Nya semua takdir, wahai Yang bagi-Nya semua kesulitan mudah dan Memberi kemudahan, wahai Yang Maha Kuasa atas semua yang dikehendaki-Nya, wahai Yang Mengirimkan angin, wahai Yang Menerbitkan waktu subuh.

Yâ Bâ’itsal arwâh, yâ Dzal jûdi was samâh, yâ Râdda mâ qad fâta, yâ Nâsyiral amwât, yâ Jâmi’asy syatât, yâ Râziqa may yasyâ’ bighayri hisâb, way â Fâ’ila mâ yasyâ’, kayfa yasyâ’, way â Dzal jalâli wal-ikrâm.

Wahai Yang Membangkit semua ruh, wahai Yang Maha Dermawan, wahai Yang Mengembalikan semua yang hilang, wahai Yang Menghidupan semua yang mati, wahai Yang Mengumpulkan semua yang hancur, wahai Yang Memberi rizki yang tak terduga pada orang yang dikehendakNya, wahai Yang Melakukan apa dan bagaimana yang dikehendaki, wahai Pemilik kemudiaan dan keagungan.

Yâ Hayyu yâ Qayyûm, yâ Hayyan hîna lâ hayya, yâ Hayyu yâ Muhyiyal mawtâ, yâ Hayyu lâ ilâha illâ Anta Badî’us samâwâti wal ardhi.

Wahai Yang Hidup, wahai Yang Mengawasi, wahai Yang Hidup ketika tidak ada yang hidup, wahai Yang Hidup, wahai Yang Menghidupkan semua yang mati, wahai Yang Hidup tidak ada Tuhan kecuali Engkau Pencipta langit dan bumi.

Yâ Ilâhî wa Sayyidî shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammd, warham Muhammadan wa âla Muhammad, wa bârik ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad, kamâ shallayta wa bârakta wa rahimta ‘alâ Ibrâhîma wa âli Ibrâhîm innaka hamîdum majîd.

Duhai Tuhanku, Junjunganku, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad,

sayangi Muhammad dan keluarga Muhammad, berkahi Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Kau sampaikan shalawat, Kau berkahi dan Kau sayangi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.

Warham dzullî wa fâqatî wa faqrî wanfirâdî wa wahdatî wa khudhû’î bayna yadayka, wa’timâdî ‘alayka, wa tadharru’î ilayka.


Sayangi kehinaanku, kepapaanku dan kefakiranku, kesendirianku dan kerendahanku di hadapan-Mu, kebergantunganku dan kepasrahanku pada-Mu.

Ad’ûka du’âal khâdhi’idz dzalîlil khâsyi’, al-khâifil musyfiqil bâisi, al-mahînil haqîr, al-jâi’il faqîr, al’âidzil mustajîr, al-muqirri bidzanbihil mustaghfiri minhu, al-mutakîni lirabbihi, du’âa man aslamtahu tsiqatuhu, wa rafadhtahu ahibbatahu, wa ‘azhamat fajî’atuhu, du’âa harîqin hazing, dha’îfin mahîn, bâisin mustakînin bika mustajîr.

Aku berdoa pada-Mu doa orang yang rendah dan hina, yang khusuk dan ketakutan, yang mengharap kasih dan berada dalam puncak kesusahan, yang hina dan papa, yang lapar dan fakir, yang mengharap perlindungan dan pejagaan, yang mengakui dosanya dan memohom ampunan, yang sangat butuh pada Tuhannya; doa orang yang Kau terima kepercayaannya dan tertolak cintanya, yang besar sakit hatinya; doa orang yang terbakar dan berduka, yang lemah dan terhina, yang sangat susah, yang hanya butuh kepada-Mu dan mengharap perlindungan dari-Mu.

Allâhumma wa as-aluka biannaka malîkun, wa annaka mâ tasyâu min amrin yakûn, wa annaka ‘alâ mâ tasyâu qadîr. Wa as-aluka bihurmati hâdzasy syahril harâm, wal-baytil harâm, wal-baladil harâm, war-ruknil maqâm, wal-masy’aril ‘izhâm, wa bihaqqi nabiyyika Muhammadin ‘alayhi wa âlihis salâm.

Ya Allah, aku memohon pada-Mu karena Engkau Pemilik segala sesuatu, apa yang Kau kehendaki pasti terjadi, dan Engkau Maha Kuasa terhadap apa yang Kau kehendaki. Aku memohon pada-Mu dengan kemuliaan bulan yang mulia ini, rumah yang mulia, negeri yang mulia, rukun yamani, maqam Ibrahim, Masy`aril haram, dan dengan hak Nabi-Mu Muhammad saw.

Yâ Man wahaba li-âdama Syîtsan, wa li-Ibrâhîma Ismâ’îla wa Ishâq, way â Man radda Yûsufa ‘alâ Ya’qûb, yâ Man kasyafa ba’dal balâi dhurra Ayyûb, yâ Radda Mûsâ ‘alâ ummihi, wa Zaidal Khidri fî ‘ilmihi, way â Man wahaba li-Dâwûda Sulaymân, wa li-Zakariyya Yahyâ, wa li-Maryama ‘Isâ, yâ Hâfizha binta Syu’ayb, way â Kafila waladi ummi Mûsa.

Wahai Yang Menganugerahkan sesuatu kepada nabi Adam, Ibrahim, Ismail dan Ishaq. Wahai Yang Mengembalikan Yusuf pada Ya`qub; wahai Yang Menghilangkan beratnya penderitaan Ayyub setelah tertimpa ujian; wahai Yang Mengembalikan Musa kepada Ibunya dan Menambah ilmu pada Hidhir; wahai Yang Mengkaruniakan Sulaiman kepada Dawud, Yahya kepada Zakaria, dan Isa kepada Maryam; wahai Yang Melindungi puteri Syu`aib; wahai Yang Memberi jaminan pada putera Ummu Musa.

As-aluka an tushalliya ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, wa an taghfiralî dzunûbî kullahâ, wa tujîranî min ‘azdâbika, wa tujîbalî ridhwânaka wa amânaka wa ihsânaka wa ghufrânaka wa jinânaka.

Aku memohon pada-Mu, sampaikan shalawat pada Muhammad dan keluarga Muhammad, ampuni semua dosa-dosaku, selamatkan aku dari azab-Mu; anugerahkan padaku ridha-Mu, keamanan-Mu, kebaikan-Mu, ampunan-Mu dan surga-Mu.

As-aluka an tafukka ‘annî kulla halaqata baynî wa bayna may yu’dzînî, wa taftahalî kulla bâbin, wa tulayyina lî kulla sha’bin, wa tusahhilalî kulla ‘asîr.

Aku memohon pada-Mu, lindungi aku bukakan bagiku semua pintu, ringankan dari semua lingkaran orang-orang yang menyakitiku, semua yang berat, mudahkan semua yang sulit.

Wa tikhrisa ‘annî kulla nâthiqin bisyarrin, wa takuffu ‘annî kulla bâghin, wa takbita ‘annî kulla ‘aduwwinlî wa hâsidin, wa tamna’u minnî kulla zhâlimin, wa takfiyanî kulla ‘âiqin yahûlu baynî wa bayna hâjatî, wa yuhâwilu ay yufarriqa baynî wa bayna thâ’atika, wa yutsabbithanî ‘an ‘ibâdatika.

Bisukan semua yang berbicara buruk tentangku, jagalah aku dari semua yang zalim, binasakan semua musuhku dan orang-orang yang dengki padaku, halangi dariku semua orang zalim, singkirkan semua penghalang yang mendindingi antara aku dan hajatku, berilah aku kemampuan untuk membedakan antara kepentinganku dan ketaatan pada-Mu, singkirkan dariku semua penghalang untuk beribadah pada-Mu.

Yâ Man aljamal jinnal mutamarridîn, wa qahara ‘utâtasy syayâthîn, wa adzalla riqâbal mutajabbirîn, wa radda kaydal mutasallithîn ‘anil mustadh’afîn. As-aluka biqudratika ‘alâ mâ tasyâ’, wa tashîlika lima tasyâu kayfa tasyâ’ an taj’ala qadhâa hâjatî fîmâ tasyâ’.

Wahai Yang Membelenggu jin yang durhaka, Yang Melumpuhkan kesombongan setan, Yang Menghinakan kuduk orang-orang yang sombong, Yang Menolak tipudaya para penguasa dari kaum tertindas. Aku memohon pada-Mu dengan kekuasaan-Mu atas apa yang Kau kehendaki, dengan kemudahan-Mu terhadap apa yang Kau kehendaki dan cara Engkau menghendaki, penuhi hajatku sesuai dengan kehendak-Mu.

Kemudian sujud dan membaca doa ini:

Allâhumma laka sajadtu, wa bika âmantu, farham dzullî wa fâqatî, wajtihâdî wa tadharra’î, wa maskanatî wa faqrî, ilayka yâ Rabbi

Ya Allah, aku sujud kepada-Mu, aku mempercayai-Mu, kasihi kehinaanku dan keperluanku, kesungguhanku dan kerendahanku, kemiskinanku dan kefakiranku. Hanya kepada-Mu ya Rabbi, aku berharap dan bermohon.
(Kitab Mafatihul Jinan, bab2, Rajab)

0 komentar:

 
AHLUL BAIT NABI SAW - DOA, BUKU, KHASANAH © 2013. All Rights Reserved. Powered by AHLUL BAIT NABI SAW
Top