Tidak diragukan lagi Al-qur’an adalah
salah satu pusaka abadi yang diwasiatkan oleh Rasulullah saw,
sebagaimana dalam hadits yang sangat masyhur, yang dinamakan dengan
hadits tsaqalain, Rasul saw bersabda,:
“Sesungguhnya telah kutinggalkan
kepada kalian dua pusaka berharga yang ketika kalian berpegang kepada
keduanya kalian tidak akan pernah tersesat setelahku selama-lamanya,
yaitu Kitabullah (al-qur’an) dan ‘itrahku (ahlulbaytku)”
Dari hadits di atas, maka akan sangat
miris apabila kita coba memisahkan al-qur’an dari Ahlulbayt ataupun
sebaliknya memisahkan Ahlulbayt dari al-qur’an. Sehingga akan sangat
beruntung apabila kita mengikuti Al-qur’an dan pada saat yang sama kita
juga taat dan patuh pada Ahlulbayt, para penjelas dan penafsir Al-qur’an
yang sebenarnya.
Sekarang, mari kita lihat betapa pentingnya membaca al-qur’an menurut Ahlulbayt Nabi saw.
Imam Muhammad Al-baqir as berkata: “Pengikut Ali adalah yang banyak melakukan shalat dan banyak pula membaca al-qur’an” (Shifat asy-syiah, hal 167).
Imam Ali Al-murtadha as berkata “ketahuilah!
Al-qur’an itu pemberi petunjuk pada siang hari, dan cahaya untuk malam
gulita bagi yang harus membanting tulang dan ada dalam kesulitan” (al-kafi, juz 2, hal 439).
Dari dua hadits ini dapat kita ambil
hikmah yaitu seorang pengikut Ali, yang menurut Rasul saw adalah
sebaik-baik makhluk, haruslah banyak membaca al-qur’an karena menurut
imam Ali al-qur’an adalah penolong kita dalam menghadapi dunia ini.
Tapi ada sebuah peringatan bagi kita.
Bahwasannya kita tidak boleh memmpermainkan ayat-ayat al-qur’an. Imam
Ali al-murtadha as berkata:
“siapa yang membaca al-qur’an dari umat ini, tapi masuk neraka, penyebabnya karena telah mempermainkan ayat-ayat al-qur’an” (tafsir ayasyi, juz 1, hal 120).
“Ya Allah, sebagaimana dengan Al-qur’an Kau jadikan Muhammad petunjuk jalan
Dan melalui keluarganya Kau jelaskan jalan untuk mencapai ridhoMu
Sampaikan Shalawat kepada Muhammad dan keluarganya
Jadikanlah Al-qur’an
wasilah kami untuk mencapai kedudukan kemuliaan tertinggi
tangga agar kami naik ke temapt kesejahteraan
sebab untuk mendapatkan pahala keselamatan di padang kiamat
sarana untuk mencapai kenikmatan taman abadi”
(Imam Ali zainal abidin as dalam Shahifah Sajjadiyah, doa ke 42, bait ke 8)
(DarutTaqrib/Farazdaq/Adrikna!/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar