SELAMAT DATANG DI AHLUL BAIT NABI SAW

AHLUL BAIT NABI SAW: Media Agama Dan Hati Umat Islam * Media Persatuan dan Kesatuan Sunni Dan Syiah


Abdul Aziz bin Said dari ayahnya, salah seorang sahabat Nabi saw, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Bulan Rajab adalah bulan yang agung, di dalamnya kebaikan dilipat-gandakan. Barangsiapa yang berpuasa satu hari di dalamnya, maka ia seperti berpuasa satu tahun. Barangsiapa yang berpuasa tujuh hari, maka akan ditutup baginya tujuh pintu neraka. Barangsiapa yang berpuasa delapan hari, maka akan dibukakan baginya delapan pintu surga. Barangsiapa yang berpuasa sepuluh hari, maka ia tidak memohon sesuatu kecuali Allah memberinya. Barangsiapa yang berpuasa dua puluh lima hari, malaikat memanggil dari langit: Dosa yang lalu telah diampuni, maka mulailah berbuat kebajikan. Dan Barangsiapa yang menambahnya, Allah akan menambah kebaikannya.”

Hadis ini bersumber dari: Abul Qasim Abdul Khaliq bin Ali Al-Muhtasib, dari Abu Muhammad Ali bin Muhtaj Al-Kasyani, dari Abul Hasan Ali bin Abdul Aziz Al-Baghawi, dari Ma’la bin Mahdi dari Usman bin Mathar Asy-Syaibani, dari Abdul Ghafur, dari Abdul Aziz dari ayahnya, dia salah seorang sahabat Nabi saw. (Ibid: 499).

Keutamaan, Amalan dan Doa di bulan Rajab

Amalan, Doa dan Zikir 
di Bulan Rajab
dan Keutamaannya

Bulan Rajab adalah bulan pertama 
dari bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT

1436 H/2015
Penerjemah dan Penyusun
Syamsuri Rifai

Daftar Isi

Keutamaan Bulan Rajab
Jawaban terhadap pendapat yang mengatakan palsu hadis Keutamaan bulan Rajab

Amalan dan Doa bersifat umum
Amalan dan Zikir
Doa Pertama
Doa Hajat dunia dan akhirat, dibaca di malam hari atau siang hari selama di bulan Rajab.
Doa Kedua
Doa untuk memohon petunjuk dan kesungguhan
Doa Ketiga
Doa memohon kesabaran dalam bersyukur, keyakinan dalam ibadah
Doa Keempat
Doa untuk memohon karunia dan kebahagiaan, keselamatan dan kebahagiaan saat sakratul 
maut dan di alam kubur
Doa Kelima
Doa Keenam
Doa Tawasul dengan Imam Al-Jawad dan Imam An-Naqi 
Doa Ketujuh
doa ziarah di bulan Rajab
Doa Kedelapan 
Doa permohonan kebaikan dan perlindungan dari keburukan

Amalan dan Doa bersifat khusus
Amalan Pertama sampai malam dan hari Biydh
Keutamaan Malam Raghaib dan Amalannya
Amalan Malam Nishfu, malam hari 15 Rajab
Amalan Hari Nishfu Rajab, siang hari 15 Rajab
Doa Ummu Dawud dan Keajaibannya (eBook tersendiri)
Amalan dan Doa tanggal 27 Rajab, dan hari terakhir Rajab

Keutamaan Bulan Rajab

Bulan  Rajab  adalah  bulan  yang  mulia  dan  utama.  Bulan  yang  istimewa  untuk  berdoa  dan 
bermunajat, mengadu dan menangis kepada Allah Yang Maha Agung. Bulan yang istimewa untuk 
mempersiapkan diri memasuki bulan yang penuh berkah, rahmat dan maghfirah yaitu bulan suci 
Ramadhan.

Di antara keutamaan bulan Rajab di dalamnya terdapat malam Raghaib. Malam Raghaib adalah 
malam Jum’at pertama di bulan Rajab, malam seluruh malaikat langit dan bumi berkumpul di 
Ka’bah dan sekitarnya untuk memohonkan ampunan bagi kaum muslimin dan mukminin. Lebih 
detail tentang keutamaannya silahkan baca pernyataan Rasulullah saw tentang malam Raghaib. 
Selain malam Raghaib masih banyak lagi amalan dan doa-doa di bulan Rajab

Rasulullah saw bersabda: “Bulan Rajab adalah bulan Allah Yang Maha Agung, tak ada bulan yang 
dapat menandingi keutamaannya. Di dalamnya diharamkan berperang dengan orang-orang kafir, 
karena bulan Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan 
ummatku. Barangsiapa yang berpuasa sehari saja di dalamnya, maka wajib baginya memperoleh 
ridha Allah, dijauhkan dari murka-Nya, dan diselamatkan dari semua pintu neraka.” (Mafatihul 
Jinan, bab 2: 131)

Dalil-Dalil
Tentang Keutamaan Bulan Rajab

Dalil-Dalil berikut ini sebagai jawaban terhadap sebagian muslim yang mengatakan palsu hadis-
hadis keutamaan bulan Rajab.

Sebagian kaum muslimin tidak setuju terhadap keutamaan bulan Rajab dan amalan-amalan utama 
di dalamnya. Bahkan sebagian mereka mengatakan palsu hadis-hadis tentang keutamaannya dan 
amalan-amalan di dalamnya. 

Kita mesti bertanya kepada mereka: Apa yang mereka jadikan dasar untuk mengatakan palsu 
hadis-hadis itu? Siapa yang dijadikan rujukan mereka? Padahal para sahabat pilihan Nabi saw 
meriwayatkannya seperti Abu Hurairah, Ibu Abbas, Abu Said Al-Khudri, Anas bin Malik, juga 
Siti Aisyah isteri Nabi saw. Bahkan Bukhari dan Muslim juga meriwayatkannya. Hadis-hadis itu 
bukan hanya shahih, tetapi muttafaqun ‘alayh, bahkan mencapai tingkat mutawatir, karena hadis-
hadis itu diriwayatkan dari jalur Ahlussunnah dan Ahlul bait Nabi saw.

Adapun yang bersumber dari Ahlul bait Nabi saw sangatlah banyak sekali seperti bunga-bunga 
yang indah di musim bunga. Jika Anda ingin mengetahui hadis-hadis itu, silahkan baca kitab-
kitab hadis dari jalur Ahlul Bait Nabi saw, seperti Al-Kafi 8 jilid, Al-Faqih 4 jilid, At-Tahdzib 10 
jilid, Al-Istibshar 4 jilid, Al-Wasail 30 jilid, Al-Mustadrak 18 jilid, Biharul Anwar 120 jilid. Jika 
Anda ingin mengetahui secara lebih khusus hadis-hadis itu, silahkan baca kitab Fadhail syahr 
Rajab, kitab khusus tentang keutamaan bulan Rajab; dan kitab Fadhailul Asyhur Ats-Tsalatsah, 
kitab  tentang  keutamaan  tiga  bulan:  bulan  Rajab,  Sya’ban  dan  Ramadhan.  Dalam  dua  kitab 
ini  disebutkan  para  perawi  hadis  dari  kalangan  sahabat-sahabat  Nabi  saw  berikut  mata  rantai 
sanadnya.

Banyak  sekali  hadis-hadis  tentang  keutamaan  bulan  Rajab  dan  amalan-amalannya,  baik  yang 
bersumber  dari  sahabat  Nabi  saw  maupun  dari Ahlul  baitnya  (sa).  Jika  demikian,  apa  tujuan 
menyatakan palsu hadis-hadis tersebut? Karena ketidaktahuan atau kesengajaan karena ta’ashshub? 
Siapa  yang  memalsukan?  Dan  siapa  yang  dijadikan  rujukan  untuk  menyatakan  palsu?  Siapa 
gerangan yang paling mengetahui Nabi saw dan hadis-hadisnya selain Ahlul baitnya dan sahabat-
sahabatnya?

Berikut ini saya kutipkan sebagian hadis-hadis yang bersumber dari sahabat Nabi saw:

Doa ketika melihat bulan sabit Rajab
Anas bin Malik berkata bahwa ketika memasuki bulan Rajab Rasulullah saw berdoa: “Ya Allah, 
berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan.”

Hadis ini bersumber: Al-Faqih Abu Muhammad Ismail bin Al-Husein Al-Bukhari dari Al-Imam 
Abu A’la’, tahun 399 H, dari Ismail bin Ishaq, dari Muhammad bin Abu Bakar, dari Zaidah bin

Abi Raqad dari Ziyadah An-Numairi dari Anas bin Malik. (Fadhail Syahr Rajab: 494)

Penetapan Nabi saw tentang bulan Rajab
Ayah  dari  Ibnu  Abi  Bakrah  salah  sahabat  Nabi  berkata  bahwa  Rasulullah  saw  bersabda: 
“Sesungguhnya zaman berputar seperti keadaan hari Allah menciptakan langit dan bumi, satu 
tahun adalah dua belas bulan. Di antara dua belas bulan itu adalah empat bulan mulia, tiga bulan 
berturut-turut Dzul-Qaidah, Dzul Hijjah dan Muharram, dan bulan Rajab yang berada di antara 
Jumadil Akhir dan Sya’ban ...”

Hadis  ini  bersumber  dari:  Syeikh  Al-Hafizh  Ahmad  bin  Ali  Al-Ishfahani,  dari  Abu  Amer 
Muhammad bin Ahmad dari Abbas Asy-Syaibani, dari Abu Bakar bin Abi Syaibah, dari Abdul 
Wahhab Ats-Tsaqafi  dari Ayyub,  dari  Ibnu  Sirin  dari  Ibnu Abi  Bakrah  dari  ayahnya,  ia  salah 
seorang sahabat Nabi saw.
 
Hadis ini Muttafaq alayh, diriwayatkan oleh Muhammad bin Ismail Al-Bukhari dalam kitabnya 
Al-Jami’, dan Muslim bin Hujjaj Al-Qusyairi dalam Musnadnya. Semuanya bersumber dari jalur 
Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi.

Penamaan bulan Rajab sebagai bulan Allah
Siti Aisyah isteri Nabi saw berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya bulan Rajab 
adalah bulan Allah ...”

Hadis ini bersumber dari: Abu Manshur Zhafr bin Muhammad Al-Husaini dari Abu Shaleh Khalaf 
bin Ismail, dari Makki bin Khalaf, dari Nashr bin Al-Husein dan Ishaq bin Hamzah, dari Isa bin 
Musa, dari Ubaiz bin Quhair, dari Ghalib bin Abdullah, dari Atha’ dari Siti Aisyah isteri Nabi 
saw.

Hadis ini juga diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri, dengan mata rantai sanad: Abu Nashir 
bin Ahmad bin Ali Asy-Syabibi, dari Abul Hasan Muhammad bin Muhammad Al-Karizi, dari 
Abu Abdillah Muhammad bin Isa An-Naisaburi, dari Muhammad bin Ibrahim dari Al-Husein bin 
Salamah Al-Wasithi, dari Yahya bin Sahel, dari Isham bin Thaliq, dari Abu Harun Al-Abdi dari 
Abu Said Al-Khudri. (Fadhail Syahr Rajab: 496)

Hari-hari bulan Rajab tercatat di langit
Abu  Said  Al-Khudri  berkata  bahwa  Rasulullah  saw  bersabda: 
“Bulan Rajab adalah bagian dari bulan-bulan yang mulia dan hari-harinya tercatat di pintu-pintu 
langit yang keenam. Barangsiapa yang berpuasa satu di dalamnya karena dasar takwa kepada 
Allah, maka pintu langit dan hari itu berkata: Ya Rabbi, ampuniah dia...”

Hadis ini bersumber dari: Abu Muslim Ar-Razi dari Abu Nashr Manshur bin Muhammad bin 
Ibrahim, dari Tsawab bin Yazid dari Al-Husein bin Musa dari Ishaq bin Raziq, dari Ismail bin 
Yahya, dari Mas’ar bin Athiyah dari Abu Said Al-Khudri. (Fadhail Syahr Rajab: 497)

Keutamaan mandi sunnah di bulan Rajab
Abu Hurairah berkata bahwa Rasululah saw bersabda:
“Barangsiapa  yang  menemui  bulan  Rajab,  kemudian  ia  mandi  sunnah  pada  permulaannya, 
pertengahannya, dan akhirnya, ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti hari ia dilahirkan oleh 
ibunya.”

Hadis ini bersumber dari: Abu Nashr bin Abi Manshur Al-Muqarri, dari ayahnya dari Abu Ja’far 
Ar-Razi dari Ja’far bih Sahel, dari Mahmud bin Sa’d As-Sa’di, dari Ishaq bin Yahya dari Hafsh 
bin Umar dari Abban dari Al-Hasan dari Abu Hurairah. (Fadhail Syahr Rajab: 497)

Puasa Nabi saw di bulan Rajab
Abu Hurairah berkata bahwa Rasululah saw bersabda:
“Aku tidak memerintahkan berpuasa di bulan sesudah bulan Ramadhan kecuali di bulan Rajab 
dan Sya’ban.”

Hadis ini bersumber dari: Ahmad bin Ali bin Ahmad Al-Faqih, dari Abu Amer Muhammad Al-
Muqarri dari Ali bin Said Al-Askari, dari Umar bin Syabah An-Numairi, dari Yusuf bin Athiyah 
dari Hisyam bin Hassan, dari Muhammad bin Sirin dari Abu Hurairah.

Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah saw berpuasa di bulan Rajab, sehingga kami berkata beliau 
tidak berbuka dan berbuka...

Riwayat ini bersumber dari: Abul Hasan Muhammad bin Al-Husein bin Dawud Al-Hasani, dari 
Abu Bakar Muhammad bin Ahmad, dari Abu Azhar As-Salithi, dari Muhammad bin Abid dari 
Usman bin Hakim dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas. (Ibid: 499)

Keutamaan puasa di bulan Rajab
Abdul Aziz bin Said dari ayahnya, salah seorang sahabat Nabi saw, ia berkata bahwa Rasulullah 
saw bersabda: “Bulan Rajab adalah bulan yang agung, di dalamnya kebaikan dilipatgandakan. 
Barangsiapa yang berpuasa satu hari di dalamnya, maka ia seperti berpuasa satu tahun. Barangsiapa 
yang  berpuasa  tujuh  hari,  maka  akan  ditutup  baginya  tujuh  pintu  neraka.  Barangsiapa  yang 
berpuasa  delapan  hari,  maka  akan  dibukakan  baginya  delapan  pintu  surga.  Barangsiapa  yang 
berpuasa sepuluh hari, maka ia tidak memohon sesuatu kecuali Allah memberinya. Barangsiapa 
yang berpuasa dua puluh lima hari, malaikat memanggil dari langit: Dosa yang lalu telah diampuni, 
maka mulailah berbuat kebajikan. Dan Barangsiapa yang menambahnya, Allah akan menambah 
kebaikannya.”

Hadis ini bersumber dari: Abul Qasim Abdul Khaliq bin Ali Al-Muhtasib, dari Abu Muhammad 
Ali bin Muhtaj Al-Kasyani, dari Abul Hasan Ali bin Abdul Aziz Al-Baghawi, dari Ma’la bin 
Mahdi dari Usman bin Mathar Asy-Syaibani, dari Abdul Ghafur, dari Abdul Aziz dari ayahnya, 
dia salah seorang sahabat Nabi saw. (Ibid: 499)

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang berpuasa satu hari di akhir bulan bulan

Rajab ia akan diselamatkan dari siksaan yang berat saat sakratil maut dan azab kubur. Barangsiapa 
yang  berpuasa  dua  hari  di  akhir  bulan  ini  ia  akan  diselamatkan  di  shirathal  mustaqim.  Dan 
barangsiapa yang berpuasa tiga hari di akhir bulan ini ia akan diselamatkan pada hari kiamat, hari 
yang sangat menakutkan.” (Mafatihul Jinan, bab 2 Keutamaan bulan Rajab)

Keutamaan puasa tiga hari berturut-turut
Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan 
mulia  hari  Kamis,  Jum’at  dan  Sabtu, Allah  mencatat  baginya  sebagai  ibadah  sembilan  ratus 
tahun.”

Hadis ini bersumber dari: Ali bin Syuja’ bin Muhammad Asy-Syaibani, dari Umar bin bin Ahmad 
bin Ayyub Al-Baghdadi, dari Al-Husein bin Muhammad bin Ufair Al-Anshari, dari Ya’qub bin 
Musa Al-Madani, dari Anas bin Malik. (Fadhail Syahr Rajab: 500)

Keutamaan puasa pada hari Bi’tsah
Hari  bi’tsah  adalah  hari  Muhammad  saw  diangkat  menjadi  seorang  nabi. 
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang berpuasa ada hari kedua puluh tujuh bulan Rajab, Allah mencatat baginya 
sebagai puasa enam bulan. Hari itu adalah hari Jibril turun pada Muhammad saw, awal ia membawa 
risalah kepadanya.”

Hadis ini bersumber dari: Abu Sa’d As-Sa’di dari Abu Nashr Muhammad bin Thahir Al-Adib, dari 
Muhammad bin Abdullah dari Habsyun bin Musa, dari Ali bin Said dari Dhamrah bin Rabi’ah 
dari Ibnu Syudzab dari Mathar Al-Warraq, dari Saher bin Hausyab dari Abu Hurairah. (Fadhail 
Syahr Rajab: 500)

Masih banyak lagi hadis-hadis yang bersumber dari para sahabat Nabi saw tentang keutamaan 
bulan Rajab. Adapun yang bersumber dari Ahlul bait Nabi saw, akan kami sebutkan di bagian 
amalan praktis dan doa-doa di bulan Rajab.


Amalan, Doa dan Zikir
yang bersifat Umum

Amalan dan zikir berikut ini berdasarkan hadis-hadis dari Rasulullah saw dan Ahlul baitnya (sa). 
Disarikan dari kitab Mafatihul Jinan (kunci-kunci surga), bab 2 tentang amalan di bulan Rajab.

Di bulan Rajab terdapat amalan khusus dan amalan umum. Amalan khusus adalah amalan yang 
dilakukan pada hari atau malam tertentu di bulan Rajab. Adapun amalan umum adalah amalan 
yang dilakukan selama di bulan Rajab. Amalannya sebagai berikut:

Pertama: 
Rasulullah saw juga bersabda: “Bulan Rajab adalah bulan permohonan pengampunan bagi 
ummatku, maka hendaknya mereka memperbanyak istighfar di dalamnya.” Yakni: 

Astaghfirullâha wa atûbu ilayh
Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya 

Kedua:  Dalam suatu riwayat disebutkan: Bagi yang tidak mampu berpuasa agar memperoleh 
pahala puasa di bulan Rajab, maka hendaknya setiap hari ia membaca tasbih berikut 100 kali:

Subhânal ilâhil jalîl, subhâna Man lâ yanbaghit tasbîhu illâ lahu, subhânal a’azzil akram, 
subhâna Man labisal ‘izzi wa huwa lahu ahlun.

Mahasuci Tuhan Yang Maha Agung, Mahasuci yang tak layak bertasbih  kecuali kepada-Nya, 
Mahasuci  Yang  Maha Agung  dan  Maha  Mulia,  Mahasuci  Yang  Menyandang  keagungan  dan 
hanya Dia yang layak memilikinya.

Ketiga: Membaca: 

Yâ Dzal jalâli wal-ikrâm, yâ Dzan na’mâi wal-jûd, yâ Dzal manni wath-thawl, harrim 
syaibatî `alan nâri.

Wahai Yang Maha Agung dan Maha Mulia, wahai Pemilik kenikmatan dan kedermawanan, 
wahai Pemilik anugerah dan karunia, selamatkan putihnya rambutku dari api neraka.
 
Keempat: Rasululah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca di bulan Rajab Istighfar berikut 
sebanyak 100  kali dan mengakhirnya dengan bersedekah, Allah akan mengakhirinya dengan 
rahmat dan maghfirah. Barangsiapa yang membacanya 400 kali, Allah memcatat baginya pahala

100 syuhada’:

Astaghfirullâha lâilaha illa Huwa wahdahu lâ syarîkalah, wa atûbu ilayh.
Aku memohon ampun kepada Allah, tiada Tuhan kecuali Dia Yang Maha Esa, Yang tiada sekutu 
bagi-Nya, aku bertaubat kepada-Nya.”

Kelima: Membaca Lailâha illallâh (1000 kali). 
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca di bulan Rajab Lâilâha illallâh sebanyak 
seribu kali , Allah mencatat baginya seratus ribu kebaikan dan membangunkan baginya seratus 
kota di surga.”

Keenam:  membaca  Astaghfirullâh wa atûbu ilayh, pagi dan sore sebanyak (70 kali), dan diakhiri 
dengan membaca doa: 


Allâhummaghfirlî wa tub `alayya
Ya Allah, ampuni aku dan bukakan pintu taubat bagiku.

Dalam suatu hadis dikatakan: Barangsiapa yang membaca Istighfar pagi dan sore sebanyak 70 
kali dan kemudian diakhiri dengan doa tersebut dengan mengangkat tangannya, jika ia mati di 
bulan Rajab matinya diridhai oleh Allah dan tidak disentuh oleh api neraka karena berkah bulan 
Rajab.

Ketujuh:  membaca  istighfar  berikut  sebanyak  seribu  kali  agar  diampuni  dosanya  oleh Allah 
Yang Maha Penyayang:

Astaghfirullâha Dzal jalâli wal-ikrâm min jamî`idz dzunûbi wal-âtsâm
Aku  mohon  ampun  kepada  Allah  Yang  Maha  Agung  dan  Maha  Mulia  dari  semua  dosa  dan 
kesalahan.

Kedelapan: membaca Surat Al-Ikhlash sebelas ribu kali atau seribu kali atau seratus kali.
Dalam suatu riwayat dikatakan: “Barangsiapa yang membaca Surat Al-Ikhlash seratus kali pada 
hari Jum’at bulan Rajab, ia akan memperoleh cahaya yang mengantarkan ke surga.”

Kesembilan: Dalam suatu hadis disebutan: “Barangsiapa yang berpuasa sehari di bulan Rajab, dan 
melakukan shalat sunnah empat rakaat (2 kali salam). Rakaat pertama setelah Fatihah membaca 
ayat Kursi seratus kali, dan rakaat kedua setelah Fatihah membaca Surat Al-Ikhlash dua ratus 
kali, maka saat matinya ia akan menyaksikan tempatnya di surga atau diperlihatkan kepadanya.”

Kesepuluh:  Rasulullah  saw  bersabda:  “Barangsiapa  yang  melakukan  shalat  sunnah  empat

rakaat  (2  kali  salam)  pada  hari  Jum’at  di  bulan  Rajab  antara  shalat  Zuhur  dan Ashar;  setiap 
rakaat  setelah Fatihah membaca ayat Kursi tujuh kali dan Surat Al-Ikhlash, kemudian sesudah 
salam  membaca Astaghfirullâhalladzî  lâilâha  illâ  Huwa  wa  as-aluhut  tawbah  (10  kali), Allah 
mencatat baginya dari hari itu (hari ia melakukan shalat) sampai hari kematiannya setiap hari 
seribu kebaikan; memberinya untuk setiap ayat yang ia baca satu kota di surga dari yaqut merah; 
untuk setiap hurufnya satu istana di surga dari mutiara; diberinya pasangan bidadari dan diridhai 
tanpa sedikitpun murka; dan Allah mencatatnya sebagai orang-orang ahli ibadah, dan mengakhiri 
hidupnya dengan kebahagiaan dan pengampunan yang terbaik.” 

Kesebelas: Puasa tiga hari: hari kamis, Jum’at dan Sabtu.
Dalam suatu hadis disebutkan: “Barangsiapa yang berpuasa pada Kamis, Jum’at dan Sabtu di 
bulan-bulan yang mulia, Allah mencatat baginya ibadah sembilan ratus tahun.”  

Kedua belas: Shalat enam puluh rakaat selama bulan Rajab; setiap malam dua rakaat, setiap 
rakaat setelah Fatihah membaca Surat Al-Kafirun (3 kali) dan Surat Al-Ikhlash (sekali). Sesudah 
salam membaca doa berikut sambil mengangkat tangan:

Lâilaha illallâhu wahdahu lâ syarîkalah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyî wa yumît, wa 
Huwa hayyun lâ yamût, biyadihil khayr wa Huwa ‘alâ kulli syay-in qadîr, wa ilayhil mashîr, 
walâ hawla wala quwwata illâ billahil `aliyyil `azhîm. Allahumma shalli `alâ Muhammadin 
an-nabiyyil ummi wa âlihi.

Tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kekuasaan dan 
pujian. Dialah Yang Menghidupkan dan mematikan. Dia Yang Hidup dan tidak mati, di tangan-
Nya segala kebaikan, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, kepada-Nya kembali segalanya, tiada 
daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Tinggi dan Maha Agung. Ya Allah, sampaikan 
shalawat kepada Muhammad Nabi yang ummi dan keluarganya. 

Diriwayatkan dari Nabi saw  bahwa orang yang melakukan amalan tersebut Allah mengijabah 
doanya dan memberinya enam puluh pahala haji dan umrah.

Ketiga belas: Rasulullah saw bersabda: “orang yang membaca Surat Al-Ikhlash (100 kali) dalam 
shalat sunnah dua rakaat di malam bulan Rajab, nilainya sama dengan berpuasa seratus tahun di 
jalan Allah, dan memberinya seratus istana di surga, setiap istana bertetangga dengan para Nabi 
(as).” 

Keempat  belas:  Imam  Ali  bin  Abi  Thalib  (as)  berkata  bahwa  Rasulullah  saw  bersabda: 
“Barangsiapa  yang  membaca  setiap  hari  dan  malam  di  bulan  Rajab,  Sya’ban  dan  Ramadhan 
Surat Al-Fatihah, ayat Kursi, Surat Al-Kafirun, Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Nas masing-masing

(3 kali), kemudian membaca masing-masing (3 kali):

Subhânallâhi wal-hamdulillâhi, wa lâilâha illallâh wallâhu akbar, walâ hawla walâ quwwata 
illâ billâhil `aliyyil `azhîm.
Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan kecuali Allah, Allah  Maha Besar, tiada 
daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung

Allâhumma shalli `alâ Muhammadin waâli Muhammad
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad

Allâhummaghfir lil-mu’minîna wal-mu’minât
Ya Allah, ampuni kaum mukminin dan mukminat

Kemudian membaca istighfar berikut (400 kali):


Astaghfirullâha wa atûbu ilayh
Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya,

maka Allah swt akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya walaupun sebanyak tetesan hujan, 
daun-daun pepohonan, dan buih di lautan.”
(Mafâtihul Jinan, bulan Rajab)

Doa-Doa di Bulan Rajab 
yang bersifat umum
Doa Pertama
Doa Hajat dunia dan akhirat, dibaca di malam hari atau siang hari selama di bulan Rajab.

ميحرلا نمحرلا للها مسب
دمحم لآو دمحم ىلع لص مهللا
ž
Yâ  may  yamliku  hawâijas  sâilîn,  wa  ya`lamu  dhamâirash  shâmitîn.  Likulli    mas-alatin 
minka samî`un hâdhirun wa jawâbun `atîd. Allahumma wa maw`idukash shaâdiqah, wa 
aydîkal  fâdhilah,  wa  rahmatukal  wâsi`ah.  Fa-as-aluka  an  tushalliya  ‘alâ  Muhammadin 
wa âli Muhammad, wa an taqdhî hawâijî liddun-ya wal âkhirah. Innaka `alâ kulli syay-in 
qadîr. 

Wahai Yang Memiliki hajat-hajat orang-orang yang bermohon, dan Mengetahui keinginan orang-
orang yang diam. Semua permohonan kepada-Mu didengar dan hadir, sedangkan jawabannya 
telah disiapkan. Ya Allah, janji-Mu benar, tangan-Mu utama, dan rahmat-Mu luas. Aku bermohon 
pada-Mu sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan tunaikan hajat-
hajatku di dunia dan akhirat, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 
(Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)

Doa Kedua
Doa untuk memohon petunjuk dan kesungguhan, dibaca di malam hari atau siang hari selama di 
bulan Rajab.

ميحرلا نمحرلا للها مسب
دمحم لآو دمحم ىلع لص مهللا

Khâbal wâfidûna `alâ ghayrika, wa khasiral muta`arridhûna illâ laka, wa dhâ`al mulimmûna 
illâ bika, wa ajdabal muntaji`ûna illâ manintaja`a fadhlaka, bâbuka maftûhun lirrâghibîna, 
wa  khayruka  mabdzûlun  liththâlibîna,  wa  fadhluka  mubâhun  lissâilîna,  wa  nayluka 
mutâhun lil-âmilîna, wa rizquka mabsûthun liman ‘ashâka, wa hîlmuka mu’taridhun liman 
nâwâka,  ‘adatukal  ihsânu  ilal  musîîna,  wa  sabilukal  ibqâu  ‘alal  mu’tadîna. Allâhumma 
fahdinî hudal muhtadûna, warzuqni ijtihâdal mujtahidîna, walâ taj’alnî minal ghâfilînal

mub’adîna, waghfirlî yawmaddin.

Sia-sialah orang-orang yang datang kepada selain-Mu, 
Rugilah orang-orang yang menghadap kecuali kepada-Mu, 
Rugilah orang-orang yang berkunjung kecuali kepada-Mu, 
Keringlah orang-orang yang mencari taman kecuali di taman  karunia-Mu. 
Pintu-Mu terbuka bagi orang-orang yang menyimpan harapan, 
Kebaikan-Mu tercurahkan pada orang-orang mencari, 
Karunia-Mu terbuka bagi orang-orang yang bermohon, 
Anugerah-Mu terbuka bagi orang-orang yang menginginkan,
Rizki-Mu terhampar luas bagi orang yang bermaksiat pada-Mu,
Santun-Mu terbuka bagi yang berharap pada-Mu, 
Kebiasaan-Mu baik terhadap orang-orang yang berbuat keburukan,
Jalan-Mu tetap terjaga terhadap orang-orang yang membangkang. 
Ya Allah, bimbinglah aku seperti bimbingan orang-orang yang memperoleh hidayah, 
karuniakan padaku kesungguhan orang-orang yang bersungguh-sungguh,
jangan jadikan aku tergolong pada orang-orang yang lalai dan menjauhkan diri dari-Mu, dan 
ampuni aku pada hari kiamat.
 (Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)

Doa Ketiga
Doa memohon kesabaran dalam bersyukur, keyakinan dalam ibadah, dibaca di malam hari atau 
siang hari selama di bulan Rajab.

ميحرلا نمحرلا للها مسب
دمحم لآو دمحم ىلع لص مهللا

Allâhumma innî as-aluka shabrasy syâkirîn laka, wa ‘amalal khâifina minka, wa yaqînal 
‘abidîna  laka. Allâhumma Antal  ‘Aliyyul  ‘Azhîmu,  wa  ana  ‘abdukal  bâisul  faqîr. Antal 
ghaniyyul Hamîd, wa anal ‘abdudz dzalîl. Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi 
wamnun  bighinâka  ‘alâ  faqrî,  wa  bihilmika  ‘alâ  jahlî,  wa  biquwwatika  ‘alâ  dha’fi,  yâ 
Qawiyyu yâ ‘Azîzu. Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihil awshiyâil mardhiyyîna, 
wakfinî ma ahammanî min amrid dun-yâ wal-âkhirah yâ Arhamar râhimîn.

Ya Allah, aku memohon kesabaran orang-orang yang bersyukur pada-Mu, 
amal orang-orang takut pada-Mu,

lalu mengutamakan. 

Yâ Man sama fil ‘izzi fafata nawâzhiral abshâr, wa danâ fil luthfi fajâza hawâjisal afkâr. 
Yâ  Man  tawahhada  bil-mulki  falâ  nidda  lahu  fî  malakûti  sulthânihi,  wa  tafarrada  bil-
âlâi wal-kibriyâi falâ dhidda lahu fî jabarûti sya’nihi. Yâ Man hârat fî kibriyâi haybatihi 
daqâiqu lathâifil awhâm, wanhasarat dûna idrâki ‘azhamatihi khthâifu abshâril anâm. Yâ 
Man ‘anatil wujûhu lihaybatihi, wa khadha’atir riqâbu li’azhamatihi, wa jilatil qulûbu min 
khîfatihi.

Wahai  Yang  Tinggi  keagungan-Nya  sehingga  melampaui  pandangan  batin,  Yang  Rendah 
kelembutan-Nya  sehingga  melampaui  lintasan  pikiran.  Wahai  Yang  Diesakan  kerajaan-Nya 
sehingga tak ada satupun tandingan dalam kerajaan kekuasaan-Nya, Yang Ditunggalkan nikmat-
nikmat dan kebesaran-Nya sehingga tak ada tandingan dalam keagungan keadaan-Nya. Wahai 
Yang  pada  keagungan  kebesaran-Nya  tertegunn  semua  kelembutan  dugaan,  dan  binginglah 
semua pandangan manusia yang tak mengenal keagungan-Nya. Wahai Yang bermaksud semua 
wujud pada kebesaran-Nya, yang tunduk semua kuduk pada keagungan-Nya, dan bergetar semua 
hati karena takut pada-Nya. 


As-aluka bihâdzihil mihnatil latî lâ tanbaghî illâ bika, wa bimâ wa ayta bihi ‘alâ nafsika 
lidâ’îka minalmu’minîna, wa bimâ dhamintal ijâbata fîhi ‘alâ nafsika liddâ’îna. Yâ Asma’as 
sami’îna,  wa  absharan  nâzhirîna,  wa  Asra’al  hâsibîna.  Yâ  Dzal  quuwatil  matîn,  shalli 
‘alâ Muhammadin khâtamin nabiyyîn, wa ‘alâ ahli bayitihi, waqsimlî fî syahrinâ hâdzâ 
khayra  mâ  qasamta,  wahtimlî  fî  qadhâika  khayra  mâ  hatamta,  wakhtimlî  bis-sa’âdati 
fîman khatamta, wahyinî mâ ahyaytanî mawfûrâ, wa amitnî masrûrâ wa maghfûrâ, wa 
tawalla Anta  najâtî  min  mas-alatil  barzakh,  wadra’  ‘annî  munkaran  wa  nakîrâ,  wa  ari 
‘aynî mubasysyiraw wa basyîrâ, waj’allî ilâ ridhwânika wa jinânika mashîrâ, wa ‘aysyan 
qarîrâ, shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi katsîrâ.

Aku memohon pada-Mu dengan semua pujian ini,  pujian yang tak layak menyandangnya kecuali

keyakinan orang-orang yang beribadah pada-Mu. 
Ya Allah, Engkau Maha Mulia dan Maha Agung, 
sedangkan aku adalah hamba-Mu yang sengsara dan fakir. 
Engkau Maha kaya dan Maha Terpuji, sedangkan aku adalah hamba-Mu yang hina. 
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, 
karunikan kekayaan-Mu pada kefakiranku, santun-Mu pada kejahilanku, kekuatan-Mu pada 
kelemahanku wahai Yang Maha Kuat dan Maha Mulia. 
Ya Allah, sampaikan kepada Muhammad dan keluarganya para washi yang diridhai, 
cukupi apa yang kuinginkan dalam urusan dunia dan akhirat wahai Yang Maha Pengasih dari 
semua yang mengasihi.
 (Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)

Doa Keempat
Doa untuk memohon karunia dan kebahagiaan, keselamatan dan kebahagiaan saat sakratul maut 
dan di alam kubur. Dibaca di malam hari atau siang hari selama di bulan Rajab.

ميحرلا نمحرلا للها مسب
دمحم لآو دمحم ىلع لص مهللا

Allâhumma yâ Dzal minanis sâbighah, wal-âlail wâzi’ah, war-rahmatil wâsi’ah, wal-qudratil 
jâmi’ah, wan-ni’amil jasîmah, wal-mawâhibil ‘azhîmah, wal-âyâdil jamîlah, wal-‘athâyal 
jazîlah. 

Ya Allah, wahai Pemilik karunia yang sempurna, nikmat yang melimpah, rahmat yang luas, 
kekuasan yang meliputi, nikmat-nikmat yang besar, karunia-karunia yang agung, anugerah-
anugerah yang indah dan pemberian yang melimpah. 

Yâ Man lâ yun’atu bitamtsîlin, walâ yumatstsilu binazhîrin, walâ yughlabu bizhahîrin. Yâ 
Man khalaqa farazaqa wa alhama fa-anthaqa, wabtada’a fasyara’a, wa ‘alâ fartafa’a, wa 
qaddara fa-ahsana, wa shawwara fa-atqana, wahtajja fa-ablagha, wa an’ama fa-asbagha, 
wa a’thâ fa-ajzala, wa manaha fa-afdhala.

Wahai Yang tidak disifati dengan tamsil, yang tidak ditamsil dengan perumpamaan, yang tidak 
dikalahkan dengan yang nampak. Wahai Yang Menciptakan lalu memberi rizki, Mengilhamkan 
lalu mengungkapkan, Menciptakan lalu menetapkan syariat-Nya, Memuliakan lalu menjadi mulia, 
Mentakdirkan lalu menjadikan baik, Menggambarkan lalu mengokohkan, Memberi hujjah lalu 
menguatkan, Memberi nikmat lalu menyempurnakan, Memberi lalu mencurahkan, Mencurahkan

Engkau, dengan segala yang Kau janjikan atas diri-Mu pada orang-orang mukmin yang memohon 
pada-Mu, dan dengan segala yang Kau jaminkan ijabah atas diri-Mu untuk orang-orang yang 
berdoa  pada-Mu.  Wahai  Yang  Maha  Mendengar  dari  semua  yang  mendengar,  Yang  Maha 
Melihat dari semua yang melihat, Yang Maha Cepat dari semua yang menghitung, wahai Yang 
Memiliki kekuatan yang kokoh, sampaikan shalawat kepada Muhammad penutup para Nabi dan 
keluarganya, karunian padaku di bulan ini bagian yang terbaik dari apa yang telah Kau bagikan, 
akhiri bagiku dalam ketatapan-Mu yang terbaik dari apa yang telah Kau akhiri, tutuplah semua 
amalku dengan kebahagiaan seperti orang yang akhiri amalnya dengan kebahagiaan, hidupkan 
aku dengan penuh kecukupan selama Kauhidupkan aku, matikan aku dengan kebahagiaan dan 
pengampunan, palingkan aku pada-Mu sebagai penyelamatku dari pertanyaan di alam Barzakh, 
tolaklah  dariku  malaikat  Munkar  dan  Nakir,  perlihatkan  padaku  semua  yang  menyenangkan 
dan  membahagiakan,  dan  jadikan  bagiku  ridha-Mu  dan  surga-Mu  sebagai  tempat  kembali, 
kehidupan yang damai dan kerajaan yang besar, dan sampaikan shalawat kepada Muhammad 
dan keluarganya shalawat yang melimpah.   


As-aluka bihâdzihil mihnatil latî lâ tanbaghî illâ bika, wa bimâ wa ayta bihi ‘alâ nafsika 
lidâ’îka minalmu’minîna, wa bimâ dhamintal ijâbata fîhi ‘alâ nafsika liddâ’îna. Yâ Asma’as 
sami’îna,  wa  absharan  nâzhirîna,  wa  Asra’al  hâsibîna.  Yâ  Dzal  quuwatil  matîn,  shalli 
‘alâ Muhammadin khâtamin nabiyyîn, wa ‘alâ ahli bayitihi, waqsimlî fî syahrinâ hâdzâ 
khayra  mâ  qasamta,  wahtimlî  fî  qadhâika  khayra  mâ  hatamta,  wakhtimlî  bis-sa’âdati 
fîman khatamta, wahyinî mâ ahyaytanî mawfûrâ, wa amitnî masrûrâ wa maghfûrâ, wa 
tawalla Anta  najâtî  min  mas-alatil  barzakh,  wadra’  ‘annî  munkaran  wa  nakîrâ,  wa  ari 
‘aynî mubasysyiraw wa basyîrâ, waj’allî ilâ ridhwânika wa jinânika mashîrâ, wa ‘aysyan 
qarîrâ, shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi katsîrâ.

Aku  memohon  pada-Mu  dengan  semua  pujian  ini,    pujian  yang  tak  layak  menyandangnya 
kecuali Engkau, dengan segala yang Kau janjikan atas diri-Mu pada orang-orang mukmin yang 
memohon pada-Mu, dan dengan segala yang Kau jaminkan ijabah atas diri-Mu untuk orang-orang 
yang berdoa pada-Mu. Wahai Yang Maha Mendengar dari semua yang mendengar, Yang Maha 
Melihat dari semua yang melihat, Yang Maha Cepat dari semua yang menghitung, wahai Yang 
Memiliki kekuatan yang kokoh, sampaikan shalawat kepada Muhammad penutup para Nabi dan 
keluarganya, karunian padaku di bulan ini bagian yang terbaik dari apa yang telah Kau bagikan, 
akhiri bagiku dalam ketatapan-Mu yang terbaik dari apa yang telah Kau akhiri, tutuplah semua 
amalku dengan kebahagiaan seperti orang yang akhiri amalnya dengan kebahagiaan, hidupkan

aku dengan penuh kecukupan selama Kauhidupkan aku, matikan aku dengan kebahagiaan dan 
pengampunan, palingkan aku pada-Mu sebagai penyelamatku dari pertanyaan di alam Barzakh, 
tolaklah dariku malaikat Munkar dan Nakir, perlihatkan padaku semua yang menyenangkan dan 
membahagiakan, dan jadikan bagiku ridha-Mu dan surga-Mu sebagai tempat kembali, kehidupan 
yang damai dan kerajaan yang besar, dan sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya 
shalawat yang melimpah.   
(Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)

Doa Kelima
ميحرلا نمحرلا للها مسب
دمحم لآو دمحم ىلع لص مهللا

Allâhumma innî as-aluka bima’ânî jamî’i mâ yad’ûka bihi wulâtu amrika, al-ma’mûnûna 
‘alâ sirrika,al-mustabsyirûna biamrika,al-wâshifûna liqudratikal mu’linûna li’azhamatika. 
As-aluka bimâ nathaqa fîhim min masyîyyatika, wa ja’altahum ma’âdina likalimâtika, wa 
arkânan litawhîdika, wa âyâtika ma maqâmatikal latî lâ ta’thîla lahâ fî kulli makânin.

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu semua  yang dimohon oleh para kekasih-Mu, yaitu orang-
orang yang Kau percayakan rahasia-Mu, yang Kau bahagiakan dengan perintah-Mu, yang Kau 
sifati dengan kekuasaan-Mu,  yang Kau tampakkan dengan keagungan-Mu. Aku memohon pada-
Mu dengan apa yang Kau bicarakan pada mereka dengan kehendak-Mu lalu Kau jadikan mereka 
keagungan kalimat-kalimat-Mu, tonggak-tonggak tauhid-Mu, ayat-ayat-Mu dan maqam-maqam-
Mu yang Kau manifestasikan di setiap tempat. 


Ya’rifuka  bihâ  man  ‘arafaka,  lâ  farqa  baynaka  wa  baynahâ  illâ  annahum  ‘ibâduka  wa 
khalquka, fatquhâ wa ratquha biyadika, bad-uha minka wa ‘awduhâ ilayka a’dhâdun wa 
asyhâdun wa munâtun wa adzwâdun wa hafazhatun wa ruwwadun, fabihim mala’ta samâaka 
wa ardhaka hattâ zhahara allâ ilâha illâ Anta. Fabidzâlika as-aluka, wa bimawâqi’il ‘izzi 
mir rahmatika, wa bimaqâmâtika wa ‘alâmâtika an tushalliya ‘alâ Muhammadin wa âlihi, 
wa tazîdanî îmânan wa tatsbîtan.

Dengannya  mengenal  orang  yang  mengenal-Mu,  hampir-hampir  tak  ada  perbedaan  antara 
Engkau dan mereka kecuali mereka adalah hamba-Mu dan makhluk-Mu. Kelemahan dan kekuatan 
mereka ada di tangan-Mu. Permulaan mereka dari-Mu dan kembali mereka kepada-Mu. Mereka 
adalah  penolong-Mu,  kesyaksian-Mu,  hararapan-Mu,  pertahanan-Mu,  pemeliharaan-Mu  dan

kepercayaan-Mu. Karena mereka Kau penuhi langit dan bumi sehingga nampaklah kalimat tauhid 
Lailaha illa Anta. Dengan semua itu, dengan kejadian-kejadian yang mulia dari rahmat, maqam-
maqam-Mu dan tanda-tanda kekuasaan-Mu aku memohon pada-Mu sampaikan shalawat kepada 
Muhammad dan keluarganya, dan tambahkan padaku keimanan dan ketetapan hati. 


Yâ Bâthinan fî zhuhûrihi wa Zhâhiran fî buthûnihi wa maknûnihi. Yâ Mufarriqan baynan 
nûri wad-dayjûr, yâ Mawshûfan bighayri kunhi wa ma’rûfan bighayri syibhin, hâda kulli 
mahdûd, wa syâhida kulli masyhûd, wa mawjida kulli mawjûd, wa muhshiya kulli ma’dûd, 
wa  fâqida  kulli  mafqûd,  laysa  dûnaka  min  ma’dûd,  ahlal  kibriyâi  wal  jûd.  Yâ  Man  lâ 
yukayyafu bikayfin, walâ yuayyanu biaynin. Yâ Muhtajiban min kulli ‘aynin, yâ Daymûmu 
yâ  Qayyûmu  wa  ‘Alima  kulli  ma’lûm,  shalli  ‘ala  Muhammadin  wa  âli  Muhammad  wa 
‘alâ  ‘ibâdikal  muntajabîn,  wa  basyarikal  muhtajibîn,  wa  malâikatikal  muqarrabîn,  wal 
buhmish shâfînal hâffîn, wa bârik lanâ fî syahrina hâdzâl murajjabbil mukarram, wamâ 
ba’dahu minal asyhuril hurum, wa asbigh ‘alaynâ fîhin ni’ama, wa ajzil lanâ fîhil qisama, 
wa abriz lanâ fîhil qasami bismikal a’zhamil ajallil akram alladzî wadha’tahu ‘alan nahâri 
fa-adhâa,  wa  ‘alal  layli  fa-azhlama,  waghfir  lanâ  mâ  ta’lamu  minnâ  wamâ  lâ  na’lamu, 
wa’shimnâ minadz dzunûbi khayral ‘ishami, wakfinâ kawâfiya qadarika, wamnun ‘alaynâ 
bihusni nazharika, walâ takilnâ ilâ ghayrika, walâ tamna’nâ min khyrika, wa bârik lanâ 
fima katabtahu lanâ min a’mârinâ, wa ashlih lanâ khabitsata asrârinâ, wa a’thinâ minkal 
amân, wasta’milnâ bihusnil îmâni, wa ballighnâ syahrash shiyâmi wa mâ ba’dahu minal 
ayyâmi wal a’wâmi yâ Dzal jalâli wal-ikrâm.

Wahai  Yang  Yang  Tidak  Nampak  dalam  zhahir-Nya,  wahai  Yang  Nampak  dalam    batin-Nya 
dan  ketersembunyian-Nya,  wahai  Yang  Membedakan  antara  cahaya  dan  kegelapan,  wahai 
Yang  Disifati  dengan  yang  bukan  hakikat-Nya  dan  Dikenal  tanpa  penyerupaan,  wahai  Yang 
Membatasi semua yang terbatas, wahai Yang Menyaksikan semua yang disaksikan, wahai Yang 
Mewujudkan semua yang ada, Yang Menghitung semua yang terhitung, Yang Meniadakan semua 
yang ditiadakan. Tidak ada yang layak disembah selain-Mu, Engkaulah yang layak menyandang 
kebesaran  dan  kedermawanan,  wahai  Yang  Tak  Dapat  Ditanyakan  dengan  bagaimana  dan

dimana, wahai Yang Tertutupi dari semua mata, wahai Yang Kekal, Yang Mengawasi dan Maha 
Mengetahui semua yang diketahui, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, 
dan semua hamba-Mu dan makhluk-Mu yang pilihan, dan semua malaikat muqarrabin, berkahi 
kami di bulan Rajab yang mulia ini dan bulan-bulan mulia sesudahnya, curahkan kepada kami 
kenikmatan di dalamnya, limpahkan kepada kami bagian di alamny, dan tampakan kepada kami 
bagian itu di dalamnya dengan nama-Mu yang agung dan mulia yang Kau letakkan pada siang 
lalu ia menyinari, pada malam lalu ia menggelapi, ampuni dosa-dosa kami yang kami ketahui 
dan yang tidak kami ketahui, pelihara kami dari dosa-dosa dengan sebaik-baik penjagaan, cukupi 
kami seperti kesempurnaan takdir-Mu, anugerahkan pada kami kebaikan pandangan pada-Mu, 
dan jangan serahkan kami kepada selain-Mu, jangan halangi kami dari kebaikan-Mu, berkahi 
kami dalam kemakmuran yang telah Kau tetapkan bagi kami, perbaiki kami keburukan yang 
kami rahasiakan, jagalah  kami dengan keamanan dari-Mu, berilah kekuatan pada kami untuk 
beramal dengan kebaikan iman, dan sampaikan kami pada bulan Ramadhan dan hari-hari serta 
tahun-tahun sesudahnya wahai Yang Memiliki keagungan dan kemuliaan.
 (Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)

Doa Keenam
Doa tawasul dengan dua Imam yang dilahirkan di bulan Rajab
ميحرلا نمحرلا للها مسب
دمحم لآو دمحم ىلع لص مهللا

Allâhumma  innî  as-aluka  bil-mawlûdayni  fî  Rajab  Muhammadibni  ‘Aliyyin  ast-tsâni 
wabnihi ‘Aliyyibni Muhammad al-munjabi, wa ataqarrabu bihimâ ilayka khayral qurbi. 
Yâ Man ilayhil ma’rûfi thulib, wa fîmâ ladayhi rughib, as-aluka suâla mu’tarifin mudznibin 
qad  abqathu  dzunûbuhu,  wa  awtaqathu  ‘uyûbuhu,  fathâla  ‘alâl  khthâyâ  duûbuhu,  wa 
minar razâyâ khuthûbuhu, yas-alukat tawbah wa husnul awbah wan nuzû’a ‘anil hawbah, 
wa minan nâri fakâka raqabatihi, wal ‘afwa ‘ammâ fî ribqatihi, fa Anta Mawlâya a’zhamu 
amalihi wa tsiqatihi. Allâhumma wa as-aluka bimasâilikasy syarîfah, wa wasâilakal munîfah, 
an tataghammadanî fi hâdzasy syahri birahmatim minka wâsi’ah, wa ni’matin wâzi’ah, wa 
nafsin bimâ razaqtahâ qâni’ah, ilâ nuzûlil hâfirah wa mahallil âkhirah wa mâ hiya ilayhi 
shâirah.

Ya Allah,  aku  memohon  pada-Mu  dengan  dua  manusia  suci  yang  dilahirkan  di  bulan  Rajab, 
Imam Muhammad Al-Jawad dan Ali An-Naqi, dengan mereka aku mendekatkan diri pada-Mu 
dengan sebaik-baik taqarrub, wahai Yang kepada-Nya apa yang dikenal diharapkan dan apa

yang ada  di sisi-Nya diinginkan, aku bermohon pada-Mu permohonan pedosa yang dibinasakan 
oleh dosa-dosanya, yang dibelenggu oleh aib-aibnya sehingga dalam waktu yang lama ia berada 
dalam  gelimangan  dosa  dan  musibah  yang  berbahaya.  Aku  memohon  pada-Mu  taubat  dan 
kebaikan kembali pada-Mu dan terlempas dari belenggu dosa, keselamatan dari api neraka, dan 
pengampunan dosa. Duhai Junjunganku Engkaulah  harapan dan kepercayaan yang paling besar 
bagi  pedosa. Ya Allah, aku memohon pada-Mu permohonan yang mulia dan wasilah-wasilah-
Mu yang benar, tenggelamkan aku di bulan ini dengan rahmat-Mu yang luas dan nikmat yang 
melimpah, serta jiwa yang qana`ah terhadap apa yang telah Kau berikan sampai aku kembali ke 
alam kubur dan ke tempat kembaliku di akhirat.      
(Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)

Doa Ketujuh
Doa Ziarah di bulan Rajab
ميحرلا نمحرلا للها مسب
دمحم لآو دمحم ىلع لص مهللا

Alhamdulillâhil  ladzî  asyhadanâ  masyhada  awliyâihi  fî  rajab,  wa  awjaba  `alaynâ  min 
haqqihim mâ qad wajaba,  wa shallâhu ‘alâ Muhammadin al-muntajabi, wa ‘alâ awshiyâihi 
al-hujubi. Allâhumma innî fakamâ asyhadnâ masyhadahum fa-anjiz lanâ maw`adahum, 
wa awridnâ mawridahum, ghayra muhallaîna `ana wirdi fî dâril muqâmati wal-khuldi.

Segala puji bagi Allah yang menyaksikan kami di kuburan suci para kekasih-Nya di bulan Rajab, 
yang  dengan  mereka  mewajibkan  pada  kami    apa  yang  telah  diwajibkan,  semoga  shalawat 
tercurahkan kepada Muhammad pilihan Allah dan para washinya. Ya Allah, sebagaimana yang 
telah  Kau  saksikan  kami  di  kuburan  suci    mereka,  sampaikan  kami  pada  tempat  yang  telah 
dijanjikan kepada mereka, kembalikan kami ke tempat kembali mereka di kediaman yang abadi. 


Wassalâlamu`alaikum innî washadtukum, wa`tamadtukum bimas-alatî wa hâjatî wa hiya 
fakâku raqabatî minan nâri, wal-muqarru ma`akum fî dâril qarâri ma`a syî`atikum al-
abrâr. Wassalâmu`aikum bimâ shabartum fani`ma `uqbad dâr, ana sâilikum wa âmilikum 
fîmâ ilaykumut tafwîdh wa `alaikum, fabikum yujbarul mahîdhu wa yusyfâl marîdh, wa 
mâ tazdâdul arhâmu wa mâ taghîdhu, innî bisirrikum mu’min wa liqawlikum musallimun, 
wa `alallâhi bikum muqsimun fi raj`î bihawâijî wa qadhâihâ wa imdhâihâ wa injâihâ wa

ibrâhihâ, wa bisyuûnî ladaykum wa shalâhihâ. 

Salam atasmu, aku sengaja datang kepadamu dengan suatu permohonan dan keperluan  yaitu 
keselamatan  dari  api  neraka  dan  tinggal  bersamamu  di  tempat  yang  abadi  bersama  semua 
pengikutmu yang baik. Salam atasmu, dengan kesabaranmu engkau memperoleh tempat yang 
terbaik. Aku adalah orang mengharap dan menginginkan apa yang diserahkan kepadamu dan  
dibagikan  padamu,  sehingga  denganmu  orang  yang  hancur  hatinya  terobati  dan  yang  sakit 
disembuhkan,  yang banyak keluarganya diberi kecukupan, dan yang berkekurangan dicukupi. 
Aku mempercayai kerahasianmu, menerima semua perkataanm. Setelah aku pulang,  denganmu 
aku mengharap kepada Allah bagian  dalam mencapai hajatku, ketentuan dan keselamatan serta  
kepastian dalam  memperolehnya, dan semua urusanku dan kemaslahatannya yang kutitipkan di 
sisimu. 

ž
Wassalâmu`alaikum  salâma  muwaddi`in,  walakum  hawâijahu  muwadi`un  yas-alullâha 
ilaykumul marji`a was a`yahu ilaykum ghayru munqathi`, wa ay yarji`anî min hadhratikum 
khayra  marji`in  ilâ  janâbi  mumri`in,  wa  khafdhi  muwassi`in,  wad  a`atin  wa  mahalin 
ilâ hînil ajali, wa khayri mashîrin wa mahallin fin na`îmil azall wal-`aysyil muqtabal wa 
dawâmil ukul wa syurbir rahîqi was-salsali, wa `allin wa nahalin lâ sa-ama walâ malal, wa 
rahmatullâhi wa barakatuhu wa tahiyyatuhu `alaykum hattal `awdi ilâ hadhratikum, wal-
fawzi fi karratikum, wal-hasyri fî zumratikum, wa rahmatullâhi wa barakatuhu `alaykum 
wa shalawâtuhu wa tahiyyâtuhu, wa Huwa hasbunâ wa ni`mal wakîl.  

Salam atasmu salam orang yang menyampaikan perpisahan, 
yang menitipkan semua hajatnya kepadamu untuk dimohonkan kepada Allah, 
yang kepadamu ia akan kembali lagi, 
yang berusaha dengan sungguh-sungguh datang kepadamu tanpa putus-asa, 
semoga Allah mengembalikan aku dari sisimu ke tempat kembali yang terbaik, 
dimudahkan dan diluaskan rizkinya, dilembutkan dan dihaluskan hatinya sampai ajalku datang,
 memperoleh tempat kembali yang terbaik dengan nikmat-nikmat yang abadi, kehidupan yang 
abadi, makanan dan minuman yang jernih dan  segar, yang tidak membosankan. 
Semoga rahmat Allah, keberkahan dan kedamaian-Nya senantiasa tercurahkan padamu sampai 
aku kembali ke sisimu,  
memperoleh keberuntungan  di tempat kembalimu, dan berhimpun di golonganmu. 
Semoga rahmat Allah, keberkahan, shalawat dan kedamaian-Nya senantiasa tercurahkan 
padamu.  Cukuplah Allah sebagai Pelindung kami dan Penolong yang terbaik.

(Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)

Doa Kedelapan
Doa ini sangat dianjurkan dibaca sesudah shalat-shalat fardhu selama bulan Rajab:

ميحرلا نمحرلا للها مسب
دمحم لآو دمحم ىلع لص مهللا

Yâ Man arjûhu likulli khayrin, wa âmana sakhathahu ‘inda kulli syarrin, yâ May yu’thil 
katsîr bil qalîl, yâ May yu’thî man sa-alahu, yâ May yu’thî mallam yas-alhu wa mallam 
ya’rifhu tahannunan minhu wa rahmatan. A’thinî bimas-alatî iyyâka jamî’a khayrid dun-
yâ wa jamî’a khayral âkhirag, washrif ‘annî bimas-alati iyyâka jamî’a syarrid dun- syarrid 
dun-yâ wa syarral âkhirah, fainnahu ghayru manqûshin mâ a’thayta, wa zidnî min fadhlika 
yâ Karîm.

Wahai Yang kuharapkan dalam semua kebaikan, 
Yang Menyelamatkan aku  dari murka-Nya dalam semua keburukan
Wahai Yang Memberi karunia yang banyak dengan  amalku yang sedikit, 
Wahai Yang Memberi orang yang bermohon pada-Nya, 
Wahai Yang Memberi orang yang belum memohon pada-Nya 
dan belum mengenal rahmat dan kasih sayang-Nya 
Karuniakan padaku apa yang kumohon  pada-Mu 
 sehingga aku memperoleh semua kebaikan dunia dan akhirat, 
Jauhkan dariku semua keburukan dunia dan akhirat, 
Sesungguhnya tak akan mengurangi karunia-Mu apa yang telah  Kau berikan, 
tambahkan karunia-Mu padaku wahai Yang Maha Mulia.  

Amalan dan doa-doa tersebut dikutip dari kitab Mafatihul Jinan, bab2, tentang bulan Rajab.

Amalan Khusus
Malam Pertama Bulan Rajab

Sebagaimana  telah  dijelaskan  bahwa  di  bulan  Rajab  ada  dua  macam  amalan: Amalan  umum 
dan amalan khusus. Amalan umum dilakukan di malam hari atau siang hari selama bulan Rajab. 
Sedangkan amalan khusus dilakukan pada malam tertentu atau siang hari tertentu.

Amalam Malam Pertama
Pertama: Membaca doa malam pertama
Doa ini dibaca ketika melihat bulan sabit, tanggal 01 Rajab, yakni ketika matahari tenggelam. 


Allâhumma bârik lanâ fî rajab wa sya`bân, wa ballighnâ syahra ramadhân, wa a`inna `alash 
shiyâmi wal-qiyâmi wa hifzhil lisân wa ghadhdhil basher, walâ taj’al hazhzhanâ minhul 
jû`a wal-`athasy.

Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan. 
Bantulah  kami  untuk  melaksanakan  puasa,  melakukan  shalat  malam,  menjaga  lisan  dan 
memelihara pandangan; dan jangan jadikan puasa kami hanya sekedar lapar dan dahaga.     

Kedua: Mandi sunnah saat matahari tenggelam
Rasulullah  saw  bersabda:  “Barangsiapa  yang    menjumpai  bulan  Rajab  lalu  ia  mandi  sunnah  
pada awalnya, pertengahannya dan di akhirnya, ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti hari ia 
dilahirkan oleh ibunya.”

Ketiga: Ziarah atau baca doa ziarah kepada Imam Husein (sa)

Keempat: Melalukan shalat sunnah dua puluh rakaat (setiap dua rakaat salam) sesudah shalat 
Maghrib; setiap rakaat sesudah Fatihah membaca Surat Al-Ikhlash (sekali). Orang yang melakaukan 
shalat ini akan terjaga keluarganya, harta dan anak-anaknya, diselamatkan dari azab kubur, dan 
akan melintasi shirathal mustaqim seperti kilat yang menyambar tanpa dihisab. 

Kelima:  Melakukan  shalat  sunnah  dua  rakaat  sesudah  shalat  Isya’.  Rakaat  pertama  sesudah 
Fatihah  membaca  surat Alam  Nasyrah  (sekali)  dan Al-Ikhlash  (3  kali),  rakaat  kedua  setelah 
Fatihah membaca surat Alam Nasyrah, surat Al-Ikhlash, An-Falaq dan An-Nas. Sesudah salam 
membaca Lâilâha Illallâh (30 kali), shalawat (30 kali). Manfaat shalat ini untuk mengampunan 
dosa agar suci dari dosa-dosanya seperti bayi yang dilahirkan oleh ibunya.  

Keenam: Melakukan shalat sunnah tiga puluh rakaat, setiap rakaat sesudah Fatihah membaca 
surat Al-Kafirun (sekali), dan surat Al-Ikhlash (3 kali).

Ketujuh: Membaca doa berikut ini sesudah shalat Isya’:


Allâhumma innî as-aluka bi-annaka malikun, wa annaka ‘alâ kulli syay-in muqtadir, wa 
annaka mâ tasyâu min kulli amrin yakûn. Allâhumma innî atawajjahu ilayka binabiyyika 
Muhammadin nabiyyir rahmah shallallâhu ‘alayhi wa âlihi. Yâ Muhammadu yâ Rasûlallâh, 
innî  atawajjahu  bika  ilallâhi  Rabbika  wa  Rabbî  liyunjihalî  bika  thalibatî.  Allâhumma 
binabiyyika  Muhammadin  wal-aimmati  mn  ahli  baytihi  shallallâhu  ‘alayhi  wa  ‘alayhim 
anjih thalibatî. 

Ya Allah, aku memohon pada-Mu karena Engkau adalah  Penguasa, Engkau Maha Kuasa atas 
segala sesuatu, dan apa yang Kau kehendaki pasti terjadi. Ya Allah, aku menghadap kepada-Mu 
dengan Nabi-Mu Muhammad saw Nabi penebar kasih sayang. Ya Muhammad ya Rasulullah, 
aku  menghadap  denganmu  kepada  Allah,  Tuhanmu  dan  Tuhanku,  agar  aku  dapat  mencapai 
harapanku. Ya Allah, dengan Nabi-Mu Muhammad dan para Imam dari ahlu baitnya (semoga 
shalawat tercurahkan padanya dan pada mereka), perkenankan harapanku. 

Kemudian sampaikan hajat Anda  

Kedelapan: Membaca doa berikut dalam keadaan sujud sesudah shalat Layl (malam) sebelum 
shalat witir:

Lakal mahmidatu an atha’tuka, wa lakal hujjatu an ‘ashaytuka, lâ shun’alî wa lighayrî fî 
ihsânin illâ bika. Yâ kâinan qabla kulli syay’, way â mukawwina kulli syay’, innaka ‘alâ 
kulli syay-in qadîr.

Segala puji bagi-Mu dalam ketaataanku pada-Mu, 
segala hujjah bagi-Mu dalam maksiatku pada-Mu bermaksiat pada-Mu.
Tidak ada kemampuan bagiku dan selainku untuk berbuat kebajikan  kecuali dengan-Mu. 
Wahai  Yang  Ada  sebelum  segala  sesuatu,  wahai  Yang  Menciptakan  segala  sesuatu,  sungguh 
Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 



Allâhumma innî a’ûdzu bika minal ‘adîlati ‘indal mawt, wa min syarril marji’I fil qubûr, 
wa minan nadâmati yawmal âzifah. Fa as-aluka an tushalliya ‘alâ Muhammadin wa âli 
Muhammad, wa an taj’ala ‘aysyî ‘aysyatan naqiyyah wa maytatî maytatan sawiyyah, wa 
munqalabî munqalaban karîmâ, ghayra mukhzin wa lâ fâdhih.

Ya  Allah,  aku  berlindung  kepada-Mu  dari  bujukan  setan  pada  kebatilan  saat  sakratul  maut, 
keburukan kediamanku  di alam kubur, dan penyesalan pada hari kiamat. Aku memohon pada-Mu 
agar Kau sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan Kau jadikan 
penghidupanku  penghidupan  yang  suci,  kematianku  kematian  yang  mulia,  tempat  kembaliku 
tempat kembali yang mulia, bukan yang hina dan memalukan. 


Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihil aimmah, yanâbi’ul hikmah wa ulin ni’mah, 
wa ma’âdinil ‘ishmah. Wa’shimnî bihim min kulli sûin, wa lâ ta’khudnî ‘alâ ghirrah wa lâ 
‘alâ ghaflah, wa lâ taj’al ‘awâqibi a’mâlî hasrah, wardha ‘annî fainna maghfirataka lizh-
zhâlimîn, wa ana minazh zhâlimîn.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan para Imam dari keluarganya. Merekalah 
sumber hikmah,  pemilik kenikmatan dan tonggak keterjagaan dari kesalahan dan dosa. Dengan 
mereka jagalah aku dari semua keburukan, jangan siksa daku karena kelaiaan dan kealpaan, 
jangan jadikan akhir semua amalku kerugian, dan  ridhai aku. Karena sesungguhnya ampunan-
Mu untuk orang-orang yang berbuat zalim, dan aku tergolong pada orang-orang yang berbuat 
zalim. 


Allâhummaghfirlî  mâ  lâ  yadhurruka,  wa’thinî  mâ  lâ  yanqushuka,  fainnakal  wasî’u 
rahmatuhu,  al-badî’u  hikmatuhu.  Wa  a’thinis  sa’ata  wad-di’ata,  wash-shidqa  wash-
shihhah, wal-bukhû’a wal-qunû’, wasy-syuka wal-mu’âfâh, wat-tawâ wash-shabra, wash-
shidqa ‘alayka wa ‘alâ awliyâika, wal-yusra wasy-syukra. Wa a’mim idzâlia yâ Rabbî ahlî 
wa waladî wa ikhwânî fîka wa man ahbabtu wa ahabbanî, wa waladtu wa waladanî minal 
muslimîna wal-mu’minîn yâ Rabbal ‘âlamîn.

Ya Allah, ampuni salah dan dosaku yang tak akan membahayakan-Mu, berikan  padaku karunia 
yang tak akan  mengurangi rahmat-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Luas rahmat-Nya, Maha 
Indah hikmah-Nya. Karuniakan padaku  keluasan rizki dan kedamaian, keamanan dan kesehatan, 
kepuasan hati dan qana’ah, rasa terima kasih dan keselamatan, takwa dan kesabaran, kejujuran

pada-Mu dan para kekasih-Mu, kemudahan dan rasa syukur. Ya Rabbi, berikan juga semua itu 
pada keluargaku, anak-anakku, saudara-saudaraku yang seiman, orang yang kucintai dan yang 
mencintaiku, keturunanku dan orang tuaku yang muslim dan mukmin, ya Rabbal `alamin. 

Kesembilan: Membaca doa berikut shalat shalat witir dalam posisi duduk:

Alhamdulillahil ladzî lâ tanfadzu khazâinuhu, wa lâ yakhâfu âminuhu, Rabbi inirtakabtul 
ma’âshî fadzâlika tsiqatum minnî bikaramika innaka taqbalut tawbata ‘an ‘ibâdika, wa 
ta’fû ‘an sayyiâtihim, wa taghfiruz zalali, wa innaka mujîbun lidâ’îka wa minhu qarîb, wa 
ana tâibun ilayka minal khathayâ, wa râghibun ilayka fî tawfîri hazhzhî minal ‘athâyâ. 
Yâ khâliqal barâyâ, yâ munqidzî min kulli syadîdah, yâ mujîrî min kulli mahdzûr, waffir 
‘alayyas surûr. Wakfinî syarra ‘awâqibil umûr, fa-antallâhu ‘alâ na’mâika wa jazîli ‘athâika 
masykûr wa likulli khayrin madzkhûr.

Segala  puji  bagi  Allah  yang  tak  akan  habis  khazanah-Nya,  yang  tak  akan  dikhawatirkan 
pengamanan-Nya. Ya Rabbi, jika kulakukan maksiat, itu karena aku percaya pada kemuliaan-
Mu  bahwa Engkau menerima taubat hamba-Nya, mengampuni kesalahan mereka, memaafkan 
ketergelinciran mereka,  memperkenankan orang yang memohon pada-Mu dan Engkau dekat 
dengannya. Aku  adalah  hamba-Mu  bertaubat  pada-Mu  dari  semua  kesalahan,  mencintai-Mu 
dalam  limpahan  karunia  dan  pemberian,  wahai  Pencipta  manusia,  wahai  Pelindungku  dari 
segala goncangan yang dahsyat, wahai Penyelamatku dari segala yang menakutkan, curahkan 
padaku  kebahagiaan,  lindungi  aku  dari  keburukan  akibat  semua  persoalan.  Engkaulah  yang 
berhak menerima rasa syukur atas semua nikmat dan limpahan karunia-Mu, dan Engkau juga 
simpanan semua kebaikan.

Amalan Hari Pertama
sampai Malam Biydh (13, 14 dan 15)

Amalan Hari Pertama
Pertama: Puasa. Manfaatnya untuk keselamatan dari api neraka.
Kedua: Mandi sunnah.
Ketiga: Ziarah atau baca doa ziarah kepada Imam Husein (sa)
Keempat: melakukan shalat Salman Al-Farisi (ra) yaitu tiga puluh rakaat. Dan pada hari ini cukup 
melakukan sepuluh rakaat. Setiap dua rakaat salam, setiap rakaat sesudah Fatihan membaca surat 
Al-Ikhlash (3 kali) dan surat Al-Kafirun (3 kali). Setelah salam yang terakhir angkatlah tangan 
sambil membaca:


Lâ ilâha illallâhu wahdahu lâ syarîka lahu, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyî wa yumît, 
wa huwa hayyun lâ yamût, biyadihil khayr wa huwa ‘alâ kulli syay-in qadîr.

Tidak Tuhan kecuali Allah, Yang Mahaesa dan tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya semua kekuasaan 
dan bagi-Nya segala puji, Yang Menghidupkan dan mematikan. Dialah Yang Hidup dan tidak 
mati, di tangan semua kebaikan, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Kemudian membaca doa:
 

Allâhumma lâ mâni’a lima a’thayta, wa lâ mu’thiya lima mana’ta, wa lâ yanfa’u dzal jaddi 
minkal jaddu.

Ya Allah, tak akan  ada yang mampu menghalangi yang apa Kau berikan, dan tak akan  ada 
yang mampu memberi apa yang  Kau halangi. Tak akan memberi manfaat pada Pemik kebaikan 
kebaikan yang datang dari-Mu.
 
Kemudian usapkan kedua tangan ke wajah. Shalat ini juga dilakukan pada hari Nishfu Rajab, 
hanya bedanya setelah membaca: Wa huwa ‘alâ kulli syay-in qadîr, membaca:


Wa shallâhu ‘alâ Muhammadin wa âlihith thâhirîn, wa lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâhil 
‘aliyyil ‘azhîm.

Hari Ketiga 
Hari ini adalah hari kelahiran Imam Ali An-Naqi (sa), dan juga hari wafatnya.

Hari Kesepuluh 
Hari ini adalah hari kelahiran Imam Muhammad Al-Jawad (sa)

Malam Ketiga belas
Malam ini adalah malam biydh (malam purnama). Pada malam-malam biydh (malam ke 13, 14 
dan 15) disunnah shalat dua rakaat. Setiap rakaat sesudah Fatihah membaca surat Yasin, Tabarakal 
Mulk dan Surat Al-Ikhlash.

Hari Ketiga belas
Hari ini adalah hari biydh. Pada  hari-hari biydh hari ke 13, 14 dan 15 disunnahkan berpuasa. 
Berpuasa pada hari-hari biydh memiliki pahala yang banyak. Disunnahkan juga membaca doa 
Ummu Dawud. 
Menurut riwayat yang masyhur hari adalah hari kelahiran Imam Ali bin Abi Thalib (sa) di dalam 
Ka’bah, 30 tahun setelah tahun Gajah. 

Malam Keempat belas
Pada malam ini disunnahkan melakukan shalat seperti malam ke 13, dan shalat sunnah empat 
rakaat dua salam.

Malam Kelima belas 
Pada malam ini disunnahkan melakukan shalat seperti malam sebelumnya, ditambah lagi shalat 
sunnah enam rakaat, setiap dua rakaat salam. Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa 
yang melaukan shalat ini, ia akan diampuni dosanya kecuali kemusyrikan.”

Amalan dan doa2 tersebut dikutip dari kitab Mafatihul Jinan, bab 2, tentang amalan di bulan 
Rajab.

*****

Keutamaan Malam Raghaib
dan Amalannya

Di  bulan Rajab terdapat malam Raghaib, malam yang utama dan pengampunan dosa. Malam 
Raghaib adalah malam Jum’at pertama di bulan Rajab. 

Rasulullah saw bersabda: “Bulan Rajab adalah  bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan 
adalah bulan ummatku. Barangsiapa yang berpuasa pada seluruh harinya, maka wajib bagi Allah: 
mengampuni semua dosa-dosanya yang lalu, menjaga sisa umurnya, dan menyelamatkannya dari 
kehausan pada hari kiamat.” Kemudian salah seorang sahabat yang sangat tua berdiri dan berkata: 
Ya Rasulullah, aku sudah lemah tak mampu berpuasa sebulan penuh. 

Rasululah saw bersabda: “Berpuasalah pada hari pertama karena kebaikannya seperti sepuluh hari, 
hari pertengahan dan hari terakhir, maka kamu akan dikaruniai pahala seperti berpuasa sebulan 
penuh. Tetapi jangan lupa malam Jum’at pertama darinya, para malaikat menamai malam  itu 
adalah malam Raghaib. Karena sesudah sepertiga malam tidak ada seorang pun malaikat di langit 
dan di bumi kecuali semuanya berkumpul di Ka’bah dan sekitarnya. Allah mendatangi mereka 
dan berfirman: Wahai para malaikat-Ku mintalah kepada-Ku apa yang kalian inginkan. Mereka 
menjawab:  Wahai  Tuhan  kami,  kami  datang  kepada-Mu  untuk  memohonkan  ampunan  untuk 
orang-orang yang berpuasa di bulan Rajab. Allah swt menjawab: Aku sudah melakukannya.” 

Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada seorang pun yang berpuasa pada hari Kamis 
pertama di bulan Rajab, kemudian ia melakukan shalat antara shalat Maghrib dan Isya’ …, kecuali 
Allah mengampuni semua dosanya walaupun seperti buih di lautan, dan pada hari kiamat ia akan 
diizinkan  untuk  memberi  syafaat  kepada  tujuh  ratus  orang  dari  keluarganya  yang  seharusnya 
masuk ke neraka.” (Al-Wasail 8: 98, hadis ke 10172)

Tentang keutamaan malam Raghaib, Allamah Al-Majlisi meriwayatkan bahwa Rasulullah saw 
bersabda:  “Allah akan mengampuni dosa-dosa orang yang melakukan shalat sunnah pada malam 
Raghaib. Sehingga sesudah meninggal, pada malam pertama ia dikuburkan Allah akan mengirimkan 
pahala shalat ini dalam wujud makhluk yang wajahnya sangat indah dan lisannya sangat fasih, lalu 
makhluk itu berkata: Wahai kekasihku, berbahagialah! Aku akan menyelamatkanmu dari segala 
yang menakutkan. Ia bertanya: siapakah kamu, aku belum pernah melihat wajah yang lebih indah 
dari  wajahmu,  tidak  pernah  mendengar  ucapan  yang  lebih  fasih  dari  ucapanmu,  tidak  pernah 
mencium yang lebih harum dari baumu? Makhluk itu menjawab: wahai kekasihku, aku adalah 
pahala shalat yang kamu lakukan pada malam itu di negeri itu, pada bulan itu dan tahun itu. Aku 
datang pada malam ini untuk menunaikan hakmu, menghibur kesendirianmu, dan menghilangkan 
kesepianmu. Jika hari kiamat terjadi aku akan menaungimu di atas kepalamu, maka berbahagialah 
karena engkau tidak akan pernah kehilangan kebaikan selamanya.” (Mafatihul Jinan, bab 2, fasal 
1)

Cara shalat di malam Raghaib
Melakukan puasa di siang harinya yaitu hari Kamis pertama bulan Rajab, kemudian melakukan 
shalat sunnah dua belas rakaat (setiap dua rakaat salam) antara shalat maghrib dan Isya’. Setiap 
rakaat, sesudah Fatihah membaca surat Al-Qadar (3 kali) dan Al-Ikhlash (12 kali). Setelah selesai 
melakukan shalat membaca (7 kali):


Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin an-nabiyyil ummi wa ‘alâ âlihi.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad Nabi yang ummi dan kepada keluarganya.

Kemudian sujud (di luar shalat) sambil membaca (70 kali):


Subbûhun Quddûsun Rabbul malâikati war-rûh.
Maha Suci dan Maha Quddus Tuhannya malaikat dan Ar-Ruh

Sesudah sujud membaca:

Rabbighfirlî warham wa tajâwaz ‘ammâ ta’lamu innaka Antal ‘aliyyul a’zham.
Tuhanku,  ampuni  aku,  sayangi  aku  dan  maafkan  dosa-dosaku  yang  telah  Engkau  ketahui, 
sesungguhnya Engkau Maha Tinggi dan Maha Agung.

Kemudian  sujud  kembali  dan  membaca  seperti  dalam  sujud  yang  pertama.  Kemudian  dalam 
keadaan sujud sampaikan hajat Anda kepada Allah swt, insya Allah hajat Anda akan tercapai. 
(Mafatihul Jinan, bab 2, pasal 1)

*****

Amalan Malam dan Hari Nishfu Rajab

Pertama: Mandi sunnah saat matahari tenggelam
Kedua: Menghidupkan malam ini dengan ibadah
Ketiga: Ziarah atau baca doa ziarah kepada Imam Husein (sa)
Keempat: Melakukan shalat sunnah enam rakaat, setiap dua rakaat salam.
Kelima: Melakukan shalat tiga puluh rakaat, setiap dua rakaat salam. Setiap rakaat sesudah Fatihah 
membaca surat Al-Ikhlash (10 kali). Shalat ini memiliki keutamaan yang sangat besar.

Keenam:  Melakukan  shalat  sunnah  dua  belas  rakaat,  setiap  dua  rakaat  salam.  Setiap  rakaat 
sesudah  Fatihah  membaca  Surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, An-Nas  dan Al-Qadar  (4  kali).  Setelah 
salam membaca zikir berikut (4 kali):
  

Allâhu Alâhu Rabbî lâ usyriku bihi syay-â, wa lâ attakidzu min dßnihi waliyyâ 
Allah, Allah Tuhanku, aku tidak mensekutukan-Nya dengan sesuatupun, dan aku tidak menjadikan 
kekasih selain-Nya.
Kemudian  sampaikan  hajat  kepada  Allah  apa  yang  kita  inginkan.  Kemudian  membaca  zikir 
berikut (4 kali):


Subhânallâhi walhamdulillâhi wa lâilâha illallâhu wallâhu akbar.

Kemudian membaca:


Allâhu Alâhu Rabbî lâ usyriku bihi syay-â, mâ syâallâhu lâ hawla wa lâ quwwata illâ 
billâhil ‘aliyyil ‘azhîm.

Allah Allah Tuhanku, aku tidak mensekutukan-Nya dengan sesuatupun, masyaallah tiada daya 
dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Tinggi dan Maha Agung.
Zikir ini juga dibaca pada malam kedua puluh tujuh. 

Amalam Hari Nishfu Rajab
Pertama: mandi sunnah
Kedua: Ziarah atau baca doa ziarah kepada Imam Husein (sa)
Ketiga: Melakukan shalat Salman Al-Farisi seperti hari pertama
Keempat: Melakukan shalat empat rakaat (dua kali salam), sesudah salam baca doa berikut dengan 
mengangkat tangan. Manfaat doa ini untuk menghilangkan segala kesulitan dan kesusahan yang 
membani hati dan pikiran:


Allâhumma yâ Mudzilla kulla jabber, way â Mu’izzal mu;minîn, Anta kaffî hîna tu’yînil 
madzâhib.

Ya  Allah,  wahai  Yang  Menghinakan  semua  orang  yang  sombong,  wahai  Yang  Memuliakan 
orang-orang yang beriman, Engkaulah bentengku ketika aku dilelahkan oleh bermacam-macam 
mazhab. 


Wa Anta bâiu khalqî rahmatanbî wa wa qad kuntu ‘an khalqî ghaniyyâ, wa law lâ rahmatuka 
lakuntu minal hâlikîn. Wa Anta muayyidî bin-nashri ‘alâ a’dâî, wa law lâ nashruka iyyâya 
lakuntu minal mafdhûhîn.

Engkaulah  Yang  Menciptakanku  dengan  kasih  sayang-Mu,  padahal  Engkau  tidak  butuh 
menciptakanku. Kalau bukan karena kasih sayang-Mu, tentu aku tergolong pada orang-orang 
yang binasa.
Egkaulah  bentengku  dari  musuh-musuhku  dengan  pertolongan-Mu.  Kalau  bukan  karena 
pertolongan-Mu, tentu aku tergolong pada orang-orang yang dipermalukan. 

ž
Yâ Mursilar rahmati min ma’âdinihâ, wa Munsyial barakati min mawâdhi’ihâ, yâ Man 
khashsha nafsahu bisy-syumûkhi warrif’ah, fa-awliyâuhu bi’izzihi yata’azzazûn, way â Man 
wadha’at lahul mulûku nîral madzallati ‘alâa’nâqihim, fahum min sathwâtihi khâifûn.

Wahai  Yang  Mencurahkan  rahmat  dari  khazanahnya,  dan  Mengalirkan  keberkahan  dari 
tempatnya. Wahai Yang Mengistimewakan diri-Nya dengan keagungan dan kemuliaan, sehingga 
dengan kemuliaan-Nya  para kekasih-Nya menjadi mulia. 
Wahai Yang kepada-Nya tunduk semua raja karena  api kehinaan pada kuduk-kuduk mereka, 
sehingga dengan kekuasaan-Nya mereka ketakutan. 


As-aluka  bikaynûniyyatikal  latisytaqaqtahâ  min  kibriyâka,  wa  as-aluka  bikibriyâikal 
latisytaqaqtahâ  min  ‘izzitika,  wa  as-aluka  bi’izzatikal  latistawayta  bihâ  ‘alâ  ‘arsyika, 
fakhalaqta bihâ jamî’a khalqika, fahum laka mudz’inûn, an tushaliya ‘alâ Muhammadin

wa ahli baytihi. 

Aku memohon pada-Mu dengan keberadaan-Mu yang Kau ambil dari kebesaran-Mu
Aku memohon pada-Mu dengan kebesaran-Mu yang Kau ambil dari keagungan-Mu 
Aku memohon pada-Mu dengan keagungan-Mu, yang denganya Kau tinggikan arasy-Mu, lalu 
dengannya  Kau  ciptakan  semua  makhluk-Mu,  sehingga  mereka  tunduk  pada-Mu,  sampaikan 
shalawat kepada Muhammad dan ahlul baitnya.

Kelima: membaca doa Ummu Dawud. Doa ini adalah amalan yang paling utama pada hari ini. 
Manfaatnya untuk mencapai hajat, menghilangkan penderitaan dan kezaliman orang-orang yang 
zalim. 
Jika Anda ingin benar-benar merasakan manfaatnya, hendak diawali dengan berpuasa pada hari ke 
13, 14 dan 15. Pada saat matahari tergelincir hari ini, lakukan shalat Zuhur dan Ashar, sempurnakan 
ruku’ dan sujudnya, lakukan di tempat yang sunyi dan tidak berbicara dengan siapapun. Kemudian 
lakukan shalat sunnah. Tetap dalam posisi menghadap ke kiblat, membaca surat Al-Fatihah (100 
kali), Al-Ikhlash (100 kali) dan Ayat Kursi (10 kali). Kemudian membaca surat Al-An’am, surat 
Bani Israil, surat Al-Kahfi, surat Luqman, surat Yasin, surat Ash-Shaffat, surat Fushshilat, surat 
Asy-Syura, surat Ad-Dukhkhan, surat Al-Fath, surat Al-Waqi’ah, surat Al-Mulk, surat Nun, dan 
surat  Idzas samau insyaqqat dan surat-surat sesudahnya. Setelah selesai membaca semua surat 
Al-Qur’an tersebut tetap dalam posisi menghadap kiblat, lalu bacalah doa Ummu Dawud.
Mafatihul Jinan, bab 2, tentang amalan di bulan Rajab.

*****

Amalan dan Doa Malam ke 27

Hari Kedua puluh lima:  Hari ini adalah hari berduka bagi seluruh pengikut Ahlul bait (as). Hari 
wafatnya Imam Musa Al-Kazhim (as) di Baghdad pada tahun 183 H, dalam usia 55 tahun. 

Amalan dan Doa Malam ke 27
Malam ke 27 Rajab adalah malam yang penuh berkah, malam bi’tsah Nabi kita Muhammad saw, 
malam diangkatnya Muhammad bin Abdulah sebagai nabi. Pada malam yang mulia ini terdapat 
beberapa amalan:

Pertama: Mandi sunnah 
Kedua: Shalat sunnah dua belas rakaat (stiap dua rakaat salam). Setiap rakaat sesudah Fatihah 
membaca surat Muhammad. Setelah selesai shalat membaca surat Al-Fatihah (7 kali), Al-Falaq 
dan An-Nas (7 kali), Al-Ikhlash dan Al-Kafirun (7 kali), surat Al-Qadar dan Ayat Kursi (7 kali). 
Kemudian membaca: 


Alhamdu lillâhil ladzî lam yattakhidz waladâ, wa lam yakul lahu syarîkun fil mulki, wa lam 
yakul lahu waliyyun minal dzulli wa kabbirhu takbîrâ. Allâhumma innî as-aluka bim’âqidi 
‘izzika ‘alayya, arkâni ‘arsyika, wa muntahar rahmat min kitâbika, wa biasmâikal a’zhamil 
a’zhamil  a’zham,  wa  dzikrikal  a’lal  a’lâ,  wa  bikalmâtikat  tâmmati,  an  tushalliya  ‘alâ 
Muhammadin wa âli Muhammad, wa an taf’alabi mâ Anta ahluh.

Segala Puji bagi Allah Yang tidak diperanakkan dan tidak ada  sekutu dalam kekuasaan-Nya, dan 
tidak memiliki seorangpun kekasih dalam kehinaan. Maha Besar Dia dengan segala kebesaran-
Nya. Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan segala kekuasaan kemuliaan-Mu atasku, tonggak-
tonggak arasy-Mu, puncak rahmat dari kitab-Mu; dengan asma-Mu yang paling agung, sebutan-
Mu yang paling tinggi, dan kalimat-kalimat-Mu yang sempurna, sampaikan shalawat kepada 
Muhammad dan keluarga Muhammad, dan lakukan padaku apa yang layak bagi-Mu.

Kemudian sampaikan hajat kita kepada Allah swt. Pada malam ini disunnahkan juga mandi dan 
shalat sunnah sebagaimana yang disebutkan pada malam Nishfu Rajab.

Ketiga: Ziarah atau baca doa ziarah kepada Imam Ali bin Abi Thalib (sa) 
Keempat: membaca doa berikut ini:


Allâhumma innî as-aluka bit-jajallil a’zham fî hâdzihil laylah minasy syahril mu’azhzham 
wal mursalil mukarram, an tushalliya ‘alâ Muhammadin wa âlihi, wa an taghfira lanâ mâ 
Anta bihi minnâ a’lam, yâ May ya’lamu wa lâ na’lam.

Ya  Allah,  aku  memohon  pada-Mu  dengan  tajalli  (penampakan)Mu  yang  paling  agung  pada 
malam ini di bulan yang dimuliakan ini, bulan yang Kau turunkan segala kemuliaan, sampaikan 
shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan ampuni dosa-dosaku yang Engkau 
lebih mengetahuinya dari padaku, wahai Yang Mengetahui apa yang tidak kami ketahui. 

Allâhumma  bârik  lanâ  fî  laylatinâ  hâdzihi  allatî  bisyarafir  risâlati  fadhdhaltahâ,  wa 
bikaramatika ajlaltahâ, wa bimahallisy syarîfi ahlaltahâ.

Ya Allah, berkahi kami malam ini, malam yang dengan kemuliaan risalah Kau istimewakan malam 
ini, dengan kemuliaan-Mu Kau agungkan, dan dengan tempat yang  mulia  Kau tempatkan. 


Allâhumma fainnâ nas-aluka bil-mab’atsisy syarîfi, was sayyidil lathîfi, wal-‘unshuril ‘afîfi, 
an tushalliya ‘alâ Muhammadin wa âlihi, wa an taj’ala a’mâlanâ fî hâdzihil laylah wa fî 
sâiril layâlî maqbûlah, wa dzunûbî maghfûrah, wa hasanâtinâ masykûrah, wa sayyiâtinâ 
mastûrah,  wa  qulûbanâ  bihusnil  qawli  masrûrah,  wa  arzâqanâ  min  ladunka  bilyasîri 
madrûrah.

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu dengan pengangkatan kenabian yang mulia, penghulu yang 
lembut dan unsur yang suci, 
sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad 
terimalah semua amal kami malam ini dan seluruh malam, 
ampuni dosa-dosa kami, 
ridhai kebaikan-kebaikan kami 
tutupi keburukan-keburukan kami
bahagiakan hati kami dengan kebaikan ucapan kami 
anugerahkan pada kami rizki dari sisi-Mu dengan kemudahan dan melimpah


Allâhumma innaka lâ turâ, wa Anta bil-manzharil a’lâ, wa annakar ruj’â wal-muntahâ, wa 
inna lakal mamâta wal-mahyâ, wa inna lakal âkhirata wal-ûlâ. Allâhumma innâ na’ûdzu 
bika an nadzilla wa nakhzâ, wa an na’tiya mâ ‘anhu tanhâ.

Ya Allah, Engkau melihat apa yang tidak terlihat, Engkau berada di tempat yang mulia, tempat 
kembali dan berakhir semua makhluk-Mu, milik-Mu  semua  yang mati dan yang hidup, milik-Mu 
akhirat dan dunia. Ya Allah, kami  berlindung dengan-Mu dari perbuatan yang hina dan tercela, 
dan perbuatan yang terlarang. 


Allâhumma innâ nas-alukal jannata birahmatika, wa nasta’îdzu bika minan nâri fa-a’idznâ 
minhâ biqudratika, wan as-aluka minal huril ‘în farzuqnâ bi’izzatika.

Ya Allah, kami memohon surga kepada-Mu dengan rahmat-Mu, kami mohon perlindung dengan-
Mu dari api neraka, maka lindungi kami darinya dengan kekuasaan-Mu. Kami mohon kepada-
Mu pasangan bidadari di surga, maka berikan pada kami dengan kemuliaan-Mu. 


Waj’al ansa’a arzâqinâ ‘inda kibari sinninâ, wa ahsana a’mâlinâ ‘indaqtirâbi âjâlinâ, wa 
athil fî thâ’atika wa mâ yuqarribu ilayka, wa yuhzhî ‘indaka, wa yuzlifu ladayka a’mâranâ, 
wa ahsin fî jamî’i ahwâlinâ wa umûrinâ ma’rifatanâ. 

Karuniakan pada kami pintu  rizki yang paling luas  pada masa tua kami, dan amal yang paling 
baik  saat-saat ajal mendekati kami. Panjangkan umur kami dalam ketaatan pada-Mu, dan amal 
yang mendekatkan  kami pada-Mu, yang  memperoleh bagian di sisi-Mu, dan menghampiri  pada 
hadirat-Mu. Indahkan pengenalan kami terhadap segala keadaan dan urusan kami.


Wa lâ takilnâ ilâ ahadin min khalqika fayamunna ‘alayna, wa tafadhdhal ‘alaynâ bijamî’i 
hawâijinâ  liddun-yâ  wal  âkhirah,  wabda’  biabâinâ  wa  abnâinâ  wa  jamî’i  ikhwâninâl 
mu’minîna fî jamî’i mâ sa-alnâka lianfusinâ yâ Arhamar râhimîn.

Jangan biarkan  kami bergantung pada  pemberian hamba-Mu 
Karuniakan pada kami semua kebutuhan di dunia dan akhirat 
Mulailah  semua  semua  permohonan  kami  ini  pada  bapak-bapak  kami,  anak-anak  kami,  dan 
saudara-saudara kami yang beriman wahai Yang Maha Pengasih dari semua yang mengasihi.


Allâhumma  innâ  nas-aluka  bismikal  ‘azhîm,  wa  mulkikal  qadîm,  an  tushalliya  ‘alâ 
Muhammadin wa âli Muhammad, wa an taghfira lanadz dzanbzl ‘azhîm, innahu lâ yaghfirul 
‘azhîma illal ‘azhîm.

Ya Allah, kami memohon pada-Mu dengan asma-Mu yang agung dan kekuasaan-Mu yang abadi, 
sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan ampuni dosa kami yang 
besar, sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa yang besar kecuali Yang Maha Besar.


Allâhumma wa hâdzâ rajabul mukarram alladzî akramtanâ bihi, awwalu asyhuril hurum, 
akramtanâ bihi min baynil umam, falakal hamdu yâ Dzal jûdi wal-karam.

Ya Allah, bulan ini adalah bulan Rajab, bulan yang Kau muliakan. Bulan pertama dari bulan-
bulan yang mulia, yang dengannya Kau muliakan kami di antara ummat-ummat terdahulu. Segala 
puja dan puji hanya milik-Mu wahai Yang Maha Dermawan dan Maha Mulia. 


Fa-as-aluka bihi wa bismikal a’zhamil a’zhamil a’zham al-ajallil akram, alladzî khalaqtahu 
fastaqarra fî zhillika falâ yakhruju minka ilâ ghayrika, an tushalliya ‘alâ Muhammadin wa 
ahli  baytihith  thâhirîn,  wa  an  taj’alanâ  minal  ‘âmilîna  fîhi  bithâ’atika,  wal-âmilîna  fîhi 
lisyafâ’atika.

Aku memohon kepada-Mu dengan kemuliaan bulan ini dan dengan asma-Mu yang paling agung 
dan paling mulia. Kau ciptakan ia lalu Kau tetapkan berada dalam naungan-Mu, sehingga tidak 
keluar dari-Mu pada selain-Mu, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan Ahlu baitnya yang 
suci; teriring dengan shalawat itu, jadikan kami di antara orang-orang yang beramal dalam 
ketaatan pada-Mu, dan mengharap pertolongan-Mu. 

Allâhummahdinâ ilâ sawâis sabîl, waj’al maqîlanâ ‘indaka khayra maqîl, wa fî zhillin zhalîl, 
wa mulkin jazîl, fainnaka hasbunâ wa bi’mal wakîl. Allâhummaqlibnâ muflihîna munjihîna 
ghayra maghdhûbin ‘alaynâ wa lâ dhâllina, birahmatika yâ Arhamar râhimîn.

Ya Allah, bimbinglah kami pada jalan yang mulia
Ampuni kami di sisi-Mu jadikan di sisi-Mu  dengan ampunan yang paling baik, Naungi kami 
dengan naungan yang paling teduh dan kekusaan yang paling mulia. 
Sesungguhnya Engkau Penolong kami dan Pelindung kami yang terbaik. 
Ya  Allah,  rubahlah  keadaan  kami  menjadi  orang-orang  yang  beruntung  dan  selamat,  bukan 
orang-orang yang dimurkai dan tersesat, 
dengan rahmat-Mu wahai Yang Paling Pengasih dari segala yang mengasihi.


Allâhumma innî as-aluka bi’azâimi maghfiratika, wa biwâjibi rahmatika, assalâmata min 
kulli itsmin, wal-ghanîmata min kulli birrin, wal-fawza biljannati wan-najâti minan nâr.

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kepastian maghfirah-Mu dan curahan rahmat-Mu, keselamatan 
dari semua dosa dan simpanan dari semua kebaikan, keberuntungan surga dan keselamatan dari 
neraka. 


Allâhumma da’âkad dâ’ûna wa da’awtuka, wa sa-alakas sâilûna was a-altuka, wa thalabath 
thâlibûna wa thalabtu ilayka. Allâhumma Antats tsiqatu war rajâ’, wa ilayka muntahar 
raghbati fid du’â’.

Ya Allah, telah berdoa kepada-Mu orang-orang yang berdoa, dan aku berdoa kepada-Mu. Telah 
bermohon kepada-Mu orang-orang yang memohon, dan aku memohon kepada-Mu. Telah berharap 
kepada-Mu  orang-orang  yang  berharap,  dan  aku  berharap  kepada-Mu.  Ya Allah,  Engkaulah 
kepercayaanku dan harapanku, dan Engkaulah puncak harapanku dalam doaku.


Allâhumma fashalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi, waj’alil yaqîna fî qalbî, wan nûra fî basharî, 
wan nashîhata fî shadrî, wa dzikraka bil layli wan nahâri ‘alâ lisânî, wa rizqan wâsi’an 
ghayra mamnûnin wa lâ mahzhûr. Farzuqnî wa bâiklî fîmâ razaqtanî, waj’al ghinâya fî 
nafsî, wa raghbatî fîmâ ‘indaka birahmatika yâ Arhamar râhimîn.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, 
Kuatkan keyakinanku dalam hatiku, 
Pancarkan cahaya pada pandangan batinku, 
Tanamkan nasehat dalam sanubariku,

Gerakkan lisanku untuk berzikir pada-Mu siang dan malam
Bukakan bagiku pintu rizki yang luas, yang tak  terputus dan tak terhalangi. 
Kemudian alirkan rizki-Mu padaku, dan berkahi aku dalam rizki yang Kau karuniakan padaku.
Jadikan kekayaan dalam hatiku, dan harapanku pada karunia di sisi-Mu
dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.

Kemudian sujud dan membaca doa berikut:


Alhamdulillâhil  ladzî  hadzânâ  lima’rifatihi,  wa  khushshanâ  biwilâyatihi,  wa  waffiqnâ 
lithâ’atihi.
Segala  puji  bagi  Allah  yang  membimbing  kami  pada  makrifat-Nya,  mengistimewakan  kami 
dengan wilayah-Nya, membimbing kami pada ketaatan-Nya. 

Lalu ditruskan dengan membaca (100 kali): Syukran syukran.  

Kemudian duduk kembali dari sujud, dan membaca doa berikut:


Allâhumma innî qashadtuka bihâjati, wa’tamadtu ‘alayka bimas-alatî, wa tawajjahtu ilayka 
bi-aimmatî wa sâdatî. Allâhummanfa’nâ bihubbihim, wa awridnâ mawridahum, warzuqnâ 
murâfaqatahum, wa adkhilnal jannata fi zumratihim, birahmatika yâ Arhamar râhimîn.

Ya Allah,  aku  datang  kepada-Mu  dengan  keperluanku,  aku  sengaja  menghampiri-Mu  dengan 
permohonanku, dan aku menghadap kepada-Mu dengan para Imamku dan Junjunganku. 
Ya Allah,  berilah  manfaat  pada  kami  dengan  kecintaan  pada  mereka,  kembalikan  kami  pada 
tempat  kembali  mereka,  karuniakan  pada  kami  persahabatan  dengan  mereka,  dan  masukkan 
kami ke surga bersama golongan mereka, 
dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.

Amalan hari ke 27 
sampai hari Terakhir

Hari kedua puluh tujuh 
Hari  ke  27  Rajab  adalah  hari  raya  yang  agung,  hari  bi’tsah  Nabi  kita  Muhammad  saw,  hari 
diangkat Muhammad bin Abdulah sebagai Nabi, hari awal turunnya Jibril (sa) Kepada Rasululah 
saw membawa Risalah Ilahi. Pada hari yang mulia terdapat beberapa amalan:

Pertama: Mandi sunnah
Kedua : Puasa, nilai puasa ini sama dengan berpuasa tujuh puluh tahun.
Ketiga: Memperbanyak shalawat
Keempat: Ziarah kepada Amirul Mukminin (as)
Kelima:  Shalat dua belas rakaat. Sesudah shalat membaca Surat Al-Fatihah (4 kali), Al-Ikhlash 
(4 kali), Al-Falaq dan An-Nas (4 kali), kemudian membaca zikir berikut masing-masing (4 kali):


Lâilâha illallâhu wallâhu akbar, subhânallâhi walhamdulillâh, wa lâ hawla wa lâ quwwata 
illâ billâhil ‘aliyyil ‘azhîm.


Allâhu Allâhu Rabbî lâ usyriku bihi syay-â.


Lâ usyriku birabbî ahadâ.

Keenam: Melakukan shalat dua belas rakaat. Setiap rakaat setelah Fatihah baca Surat yang mudah 
bagi Anda. Setiap dua rakaat salam, dan membaca:


Alhamdulillâhil ladzî lam yattakhidz waladâ, walam yakul lahi syarîkun fil mulki, wa lam 
yakul lahu waliyyun minadz dzulli wa kabbirhu takbîrâ. Yâ ‘Uddatî fî muddatî, yâ Shâhibî 
fî syiddatî, yâ Waliyyî fî ni’matî, yâ Ghiyâtsî fî raghbatî, yâ Najâhî fi hâjatî, yâ Hafizhî fî 
ghaybatî, yâ Kafîyya fî wahdatî, yâ Unsiya fî wahsyatî. Antas sâtiru ‘awratî falakal hamdu; 
wa Antal muqîlu ‘atsratî falakal hamdu, wa Antal mun’isyu shadrî falakal hamdu. Shalli

‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, wastur ‘awratî, wa amin raw’atî, waaqilnî ‘atsratî, 
washfah ‘an jurmî, wa tajâwaz ‘an sayyiatî fi ashhâbil jannati wa’dash shidqil ladzî kânû 
yû’adûn.

Segala Puji bagi Allah Yang tidak diperanakkan dan tidak ada  yang menyekutui kekuasaan-Nya, 
yang tidak memiliki seorangpun kekasih yang hina, Maha Besarlah Dia dengan keagungan yang 
sebesar-Nya. 
Wahai Pelindungku dalam dukaku,
wahai Sahabatku dalam deritaku, 
wahai Kekasih dalam nikmatku, 
wahai penolongku dalam keinginanku, 
wahai Keberuntunganku dalam keperluanku, 
wahai Pemeliharaku dalam keteranginganku, 
wahai Pelindungku dalam kesendirianku, 
wahai Penghiburku dalam kesepianku. 
Engkaulah Yang Menutupi semua rahasiaku, maka segala puji bagi-Mu
Engkaulah Yang Memaafkan ketergelinciranku,  segala puji bagi-Mu
Engkauah Yang Mengangkat kejatuhanku, segala puja dan puji bagi-Mu 
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, 
dan tutupi rahasiaku, amankan ketakutanku, maafkan ketergelinciranku, 
ampuni kedurhakaanku,
hapuskan semua kesalahanku sehingga aku berkumpul bersama para ahli surga dalam janji yang 
benar yang telah dijanjikan kepada mereka. 

setelah selesai shalat membaca Surat Al-Fatihah, Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Nas, Al-Kafirun, 
Al-Qadar  dan  ayat  Kursi,  masing-masing  (7  kali).  Kemudian  membaca  zikir  berikut  masing-
nasing (7 kali):


Lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar, wa subhânallâhi, wa lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâh.
 

Allâhu Allâhu Rabbî lâ usyriku bihi syay-â.

Kemudian mohonlah kepada Allah apa yang kita inginkan.

Ketujuh: Membaca doa berikut:


Yâ Man amara bil’afwi wat-tajâwuz, wa dhammana nafsahul ‘afwa wat-tajâwuz. Yâ Man 
‘afâ wa tajâwaza u’fu ‘annî wa tajâwaz yâ Karîm. Allâhumma wa qad akdath thalabu, wa 
a’yatil hîlatu wal-madzhabu, wa darasatil âmâlu, wanqatha’ar rajâu illâ minka wahdaka 
lâ syarîka laka.

Wahai  Yang  Memerintahkan  untuk  memaafkan  dan  mengampuni,  dan  menjaminkan  diri-Nya 
untuk memaafkan dan mengampuni. Wahai Yang Memaafkan dan Mengampuni, maafkan aku, 
ampuni  aku  wahai  Yang  Maha  Mulia.  Ya  Allah,  telah  pupuslah  harapanku,  lelah  daya  dan 
pikiranku, punah keinginanku, dan terputuslah harapanku kecuali pada-Mu Yang Maha Esa dan 
Tiada sekutu bagi-Mu. 


Allâhumma  inni  ajidu  subulal  mathâlibi  ilayka  musyra’ah,  wa  manâhilal  rajâi  ladayka 
mutra’ah, wa abwâbad du’âi liman d’âka mufattahah, wal ist’âna bika mubâhah.

Ya Allah, aku temukan jalan-jalan harapan pada-Mu tercerahkan, mata air-mata air dambaan 
terpancar,  pintu-pintu  doa  bagi  yang  berdoa  pada-Mu  terbuka,  dan  pertolongan  bagi  yang 
memohon pertolongan pada-Mu tercurahkan. 


Wa a’lamu annaka lidâ’îka bimawdhi’a ijâbah, wa lish shârikhi ilayka bimarshadi ighâtsah, 
wa  anna  fîl  lahfi  ilâ  jûdika  wazh  zhamâni  bi’idatika  ‘iwadhan  min  man’il  bâkhilîn,  wa 
mandûhatan  ‘ammâ  fî  aydil  musta’tsirîn,  wa  annaka  lâ  tahtajibu  ‘an  khalqika  illâ  an 
tahjubahumul a’mâlu dûnaka.

Aku  tahu  bahwa  bagi  yang  berdoa  pada-Mu  Engkau  tempat  memperoleh  ijabah,  bagi  yang 
merintih pada-Mu Engkau tempat menunggu datangnya pertolongan. Aku tahu bahwa rintihan  
pada  kedermawan-Mu  dan  jeritan  pada  pemberian-Mu  adalah  pengganti  dari  orang-orang 
bakhil yang tak memberi, pengganti pujian terhadap pemberian orang-orang yang dermawan. 
Aku tahu bahwa Engkau tidak terhalangi dari makhluk-Mu kecuali mereka yang terhalangi oleh 
perbuatan-perbuatannya sendiri. 


Wa qad ‘alimtu anna afdhala zâdir rhili ilayka ‘azmu irâdatin yakhtâruka biha, wa qad 
nâjaka bi’azmil irâdati qalbi, wa as-aluka bikulli da’watin da’âka biha râjin ballaghtahu 
amalahu,  aw  shârikhin  ilayka  aghatsta  sharkhatahu,  aw  malhûfin  makrûbin  farrajta 
karbahu, aw dzanbin khâthîin ghafarta lahu aw mu’â aw mu’âfi atmamta ni’mataka ‘alayhi, 
aw faqîrin ahdayta ghinâka ilayhi, wa litilkad da’wati ‘alayka haqqun wa ‘indaka manzilah, 
illâ shallayta ‘ala muhammadin wa âli Muhammad, wa qadhayta hawâijî hawâijad dun-yâ 
wal âkhirah,

Sungguh aku tahu bahwa yang paling utama bagi yang melakukan perjalanan pada-Mu adalah  
keinginan  yang  kuat  dalam  berusaha  menuju-Mu.  Kini  hatiku  dengan  keinginan  yang  kuat 
bermunajat pada-Mu, dan memohon pada-Mu dengan segala doa yang dipanjatkan pada-Mu 
oleh pengharap yang Kau sampaikan pada harapannya. Atau jeritan pada-Mu yang Kau tolong 
jeritannya, atau rintihan duka yang Kau bahagiakan dukanya, atau pedosa yang Kau ampuni 
dosanya, atau orang yang dimaafkan yang Kau sempurnakan nikmat-Mu padanya, atau orang 
yang fakir yang Kau tunjukkan pada kekayaan-Mu. Semua permohonan itu adalah hak-Mu dan 
kedudukannya ada di sisi-Mu. Karena itu sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga 
Muhammad, dan tunaikan semua keperluanku di dunia dan akhirat.


Wa hâdzâ rajabul murajjabul mukarramul ladzî akramtan bihi awwalu asyhuril hurum, 
akramtanâ bihi min baynal umam, yâ Dzal Jûdi wal Karam,

Bulan ini adalah bulan Rajab, bulan yang dimuliakan, dengannya Kau muliakan kami, bulan 
pertama  dari  bulan-bulan  yang  mulia,  dengannya  Kau  muliakan  kami  di  antara  umat-umat 
terdahulu, wahai Yang Maha Dermawan dan Maha Mulia.      


Fanas-aluka bihi wa bismikal a’zhamil a’zhamil a’zham al-ajalul akram, allazdî khalaqtahu 
fastaqarra  fî  zhillika  yakhruju  minka  ilâ  ghayrika,  an  tushalliya  ‘alâ  muhammadin 
wa  ahlil  baytiihith  thâhirîn,  wa  taj’alanâ  minal  ‘âmilîna  fîhi  bithâtika,  wal  amilîna  fîhi 
bisyafâ’atika,

Kami  memohon  kepada-Mu  dengannya  dan  dengan  asma-Mu  yang  paling  agung  dan  paling 
mulia, yang Kau ciptakan lalu Kau tetapkan berada dalam naungan-Mu, sehingga tidak keluar 
dari-Mu pada selain-Mu, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan Ahlu baitnya yang suci,  
jadikan kami di antara orang-orang yang beramal dalam ketaatan pada-Mu, dan mengharap 
bantuan-Mu.


Allâhumma wahdinâ ilâ sawâis sabîl, waj’al maqîlanâ ‘indaka khayra maqîl, fî zhilli zhalîl, 
fainnaka hasbunâ wa ni’mal wakîl, was salâmu ‘alâ ‘ibâdihil mushthafîn, wa shalawâtuhu 
‘alayhim ajma’în.

Ya Allah, bimbinglah kami pada jalan yang mulia; jadikan pengampunan pada kami pengampunan 
yang paling baik di sisi-Mu, naungan yang paling teduh, dan karunia yang paling melimpah, 
sesungguhnya Engkau Penolong kami dan Pelindung kami yang terbaik. Semoga shalawat dan 
salam tercurahkan pada semua hamba-Mu yang pilihan.


Allâhumma wa bârik lanâ fî yawminâ hâdzâl ladzî fadhdhaltahu, wa bikarâmatika jallaltahu, 
wa bilmanzilil ‘azhîmil ‘a’lâ anzaltahu, shalli ‘alâ man fîhi ilâ ‘ibâdika arsaltahu, wa bil 
mahallil karîm ahlaltahu,

Ya Allah, berkahi kami hari ini, hari yang Kau muliakan, dengan kemuliaan-Mu Kau muliakan, 
dan  dengan  kedudukan  yang  agung  dan  tinggi  Kau  turunkan,  sampaikan  shalawat  kepada 
Rasulullah  yang di dalamnya  Kau utus pada hamba-hamba-Mu, dan pada kedudukan yang 
mulia Kau tempatkan. 


Allâhumma  shalli  ‘alayhi  shalâtan  dâimatan  tahûnu  laka  syukran  wa  lanâ  dzukhran, 
waj’alnâ min amrinâ yusran, wakhtim lanâ bis sa’âdati ilâ muntahâ âjâlinâ, wa qad qabiltal 
yasîra min a’mâlinâ, wa ballaghtanâ birahmatika afdhala âmâlinâ, innaka ‘alâ kulli syay-
in qadîr, wa shallallâhu ‘alâ muhammadin wa âlihi wa sallam.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepadanya shalawat yang abadi, yang menjadi syukur bagi-Mu 
dan  menjadi  simpanan  bagi  kami,  mudahkan  kami  dalam  urusan  kami,  tutuplah  amal  kami  
dengan kebahagiaan sampai di akhir ajal kami. Sehingga Engkau menerima amal kami yang 
sedikit, dan dengan rahmat-Mu Kau sampaikan kami pada cita-cita kami yang paling utama. 
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu, semoga Allah mencurahkan shalawat 
dan salam kepada Muhammad dan keluarganya.    

Kedelapan: Membaca doa seperti pada malam ke 27, dan membaca doa berikut:


Allâhumma innî as-aluka binnajlil a’zham
Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan keturunan yang paling mulia.

Hari yang Terakhir
Pada hari ini disunnahkan mandi dan berpuasa. Manfaatnya untuk pengampunan dosa yang lalu 
dan  yang  akan  datang.  Dan  melakukan  shalat  Salman Al-Farisi  sebagaimana  pada  hari  yang 
pertama.

Amalan dan doa2 tersebut dikutip dari kitab Mafatihul Jinan, bab 2, tentang amalan di bulan Rajab.

Salam wa Rahmah

File lengkapnya disini: https://drive.google.com/file/d/0B_l0We7EQa4JU0REbDJxelJfZGs/view?usp=sharing

0 komentar:

 
AHLUL BAIT NABI SAW - DOA, BUKU, KHASANAH © 2013. All Rights Reserved. Powered by AHLUL BAIT NABI SAW
Top