Abdul Aziz bin Said dari ayahnya, salah seorang sahabat Nabi saw, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Bulan Rajab adalah bulan yang agung, di dalamnya kebaikan dilipat-gandakan. Barangsiapa yang berpuasa satu hari di dalamnya, maka ia seperti berpuasa satu tahun. Barangsiapa yang berpuasa tujuh hari, maka akan ditutup baginya tujuh pintu neraka. Barangsiapa yang berpuasa delapan hari, maka akan dibukakan baginya delapan pintu surga. Barangsiapa yang berpuasa sepuluh hari, maka ia tidak memohon sesuatu kecuali Allah memberinya. Barangsiapa yang berpuasa dua puluh lima hari, malaikat memanggil dari langit: Dosa yang lalu telah diampuni, maka mulailah berbuat kebajikan. Dan Barangsiapa yang menambahnya, Allah akan menambah kebaikannya.”
Hadis ini bersumber dari: Abul Qasim Abdul Khaliq bin Ali Al-Muhtasib, dari Abu Muhammad Ali bin Muhtaj Al-Kasyani, dari Abul Hasan Ali bin Abdul Aziz Al-Baghawi, dari Ma’la bin Mahdi dari Usman bin Mathar Asy-Syaibani, dari Abdul Ghafur, dari Abdul Aziz dari ayahnya, dia salah seorang sahabat Nabi saw. (Ibid: 499).
Keutamaan, Amalan dan Doa di bulan Rajab
Amalan, Doa dan Zikir
di Bulan Rajab
dan Keutamaannya
Bulan Rajab adalah bulan pertama
dari bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT
1436 H/2015
Penerjemah dan Penyusun
Syamsuri Rifai
Daftar Isi
Keutamaan Bulan Rajab
Jawaban terhadap pendapat yang mengatakan palsu hadis Keutamaan bulan Rajab
Amalan dan Doa bersifat umum
Amalan dan Zikir
Doa Pertama
Doa Hajat dunia dan akhirat, dibaca di malam hari atau siang hari selama di bulan Rajab.
Doa Kedua
Doa untuk memohon petunjuk dan kesungguhan
Doa Ketiga
Doa memohon kesabaran dalam bersyukur, keyakinan dalam ibadah
Doa Keempat
Doa untuk memohon karunia dan kebahagiaan, keselamatan dan kebahagiaan saat sakratul
maut dan di alam kubur
Doa Kelima
Doa Keenam
Doa Tawasul dengan Imam Al-Jawad dan Imam An-Naqi
Doa Ketujuh
doa ziarah di bulan Rajab
Doa Kedelapan
Doa permohonan kebaikan dan perlindungan dari keburukan
Amalan dan Doa bersifat khusus
Amalan Pertama sampai malam dan hari Biydh
Keutamaan Malam Raghaib dan Amalannya
Amalan Malam Nishfu, malam hari 15 Rajab
Amalan Hari Nishfu Rajab, siang hari 15 Rajab
Doa Ummu Dawud dan Keajaibannya (eBook tersendiri)
Amalan dan Doa tanggal 27 Rajab, dan hari terakhir Rajab
Keutamaan Bulan Rajab
Bulan Rajab adalah bulan yang mulia dan utama. Bulan yang istimewa untuk berdoa dan
bermunajat, mengadu dan menangis kepada Allah Yang Maha Agung. Bulan yang istimewa untuk
mempersiapkan diri memasuki bulan yang penuh berkah, rahmat dan maghfirah yaitu bulan suci
Ramadhan.
Di antara keutamaan bulan Rajab di dalamnya terdapat malam Raghaib. Malam Raghaib adalah
malam Jum’at pertama di bulan Rajab, malam seluruh malaikat langit dan bumi berkumpul di
Ka’bah dan sekitarnya untuk memohonkan ampunan bagi kaum muslimin dan mukminin. Lebih
detail tentang keutamaannya silahkan baca pernyataan Rasulullah saw tentang malam Raghaib.
Selain malam Raghaib masih banyak lagi amalan dan doa-doa di bulan Rajab
Rasulullah saw bersabda: “Bulan Rajab adalah bulan Allah Yang Maha Agung, tak ada bulan yang
dapat menandingi keutamaannya. Di dalamnya diharamkan berperang dengan orang-orang kafir,
karena bulan Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan
ummatku. Barangsiapa yang berpuasa sehari saja di dalamnya, maka wajib baginya memperoleh
ridha Allah, dijauhkan dari murka-Nya, dan diselamatkan dari semua pintu neraka.” (Mafatihul
Jinan, bab 2: 131)
Dalil-Dalil
Tentang Keutamaan Bulan Rajab
Dalil-Dalil berikut ini sebagai jawaban terhadap sebagian muslim yang mengatakan palsu hadis-
hadis keutamaan bulan Rajab.
Sebagian kaum muslimin tidak setuju terhadap keutamaan bulan Rajab dan amalan-amalan utama
di dalamnya. Bahkan sebagian mereka mengatakan palsu hadis-hadis tentang keutamaannya dan
amalan-amalan di dalamnya.
Kita mesti bertanya kepada mereka: Apa yang mereka jadikan dasar untuk mengatakan palsu
hadis-hadis itu? Siapa yang dijadikan rujukan mereka? Padahal para sahabat pilihan Nabi saw
meriwayatkannya seperti Abu Hurairah, Ibu Abbas, Abu Said Al-Khudri, Anas bin Malik, juga
Siti Aisyah isteri Nabi saw. Bahkan Bukhari dan Muslim juga meriwayatkannya. Hadis-hadis itu
bukan hanya shahih, tetapi muttafaqun ‘alayh, bahkan mencapai tingkat mutawatir, karena hadis-
hadis itu diriwayatkan dari jalur Ahlussunnah dan Ahlul bait Nabi saw.
Adapun yang bersumber dari Ahlul bait Nabi saw sangatlah banyak sekali seperti bunga-bunga
yang indah di musim bunga. Jika Anda ingin mengetahui hadis-hadis itu, silahkan baca kitab-
kitab hadis dari jalur Ahlul Bait Nabi saw, seperti Al-Kafi 8 jilid, Al-Faqih 4 jilid, At-Tahdzib 10
jilid, Al-Istibshar 4 jilid, Al-Wasail 30 jilid, Al-Mustadrak 18 jilid, Biharul Anwar 120 jilid. Jika
Anda ingin mengetahui secara lebih khusus hadis-hadis itu, silahkan baca kitab Fadhail syahr
Rajab, kitab khusus tentang keutamaan bulan Rajab; dan kitab Fadhailul Asyhur Ats-Tsalatsah,
kitab tentang keutamaan tiga bulan: bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan. Dalam dua kitab
ini disebutkan para perawi hadis dari kalangan sahabat-sahabat Nabi saw berikut mata rantai
sanadnya.
Banyak sekali hadis-hadis tentang keutamaan bulan Rajab dan amalan-amalannya, baik yang
bersumber dari sahabat Nabi saw maupun dari Ahlul baitnya (sa). Jika demikian, apa tujuan
menyatakan palsu hadis-hadis tersebut? Karena ketidaktahuan atau kesengajaan karena ta’ashshub?
Siapa yang memalsukan? Dan siapa yang dijadikan rujukan untuk menyatakan palsu? Siapa
gerangan yang paling mengetahui Nabi saw dan hadis-hadisnya selain Ahlul baitnya dan sahabat-
sahabatnya?
Berikut ini saya kutipkan sebagian hadis-hadis yang bersumber dari sahabat Nabi saw:
Doa ketika melihat bulan sabit Rajab
Anas bin Malik berkata bahwa ketika memasuki bulan Rajab Rasulullah saw berdoa: “Ya Allah,
berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan.”
Hadis ini bersumber: Al-Faqih Abu Muhammad Ismail bin Al-Husein Al-Bukhari dari Al-Imam
Abu A’la’, tahun 399 H, dari Ismail bin Ishaq, dari Muhammad bin Abu Bakar, dari Zaidah bin
Abi Raqad dari Ziyadah An-Numairi dari Anas bin Malik. (Fadhail Syahr Rajab: 494)
Penetapan Nabi saw tentang bulan Rajab
Ayah dari Ibnu Abi Bakrah salah sahabat Nabi berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya zaman berputar seperti keadaan hari Allah menciptakan langit dan bumi, satu
tahun adalah dua belas bulan. Di antara dua belas bulan itu adalah empat bulan mulia, tiga bulan
berturut-turut Dzul-Qaidah, Dzul Hijjah dan Muharram, dan bulan Rajab yang berada di antara
Jumadil Akhir dan Sya’ban ...”
Hadis ini bersumber dari: Syeikh Al-Hafizh Ahmad bin Ali Al-Ishfahani, dari Abu Amer
Muhammad bin Ahmad dari Abbas Asy-Syaibani, dari Abu Bakar bin Abi Syaibah, dari Abdul
Wahhab Ats-Tsaqafi dari Ayyub, dari Ibnu Sirin dari Ibnu Abi Bakrah dari ayahnya, ia salah
seorang sahabat Nabi saw.
Hadis ini Muttafaq alayh, diriwayatkan oleh Muhammad bin Ismail Al-Bukhari dalam kitabnya
Al-Jami’, dan Muslim bin Hujjaj Al-Qusyairi dalam Musnadnya. Semuanya bersumber dari jalur
Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi.
Penamaan bulan Rajab sebagai bulan Allah
Siti Aisyah isteri Nabi saw berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya bulan Rajab
adalah bulan Allah ...”
Hadis ini bersumber dari: Abu Manshur Zhafr bin Muhammad Al-Husaini dari Abu Shaleh Khalaf
bin Ismail, dari Makki bin Khalaf, dari Nashr bin Al-Husein dan Ishaq bin Hamzah, dari Isa bin
Musa, dari Ubaiz bin Quhair, dari Ghalib bin Abdullah, dari Atha’ dari Siti Aisyah isteri Nabi
saw.
Hadis ini juga diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri, dengan mata rantai sanad: Abu Nashir
bin Ahmad bin Ali Asy-Syabibi, dari Abul Hasan Muhammad bin Muhammad Al-Karizi, dari
Abu Abdillah Muhammad bin Isa An-Naisaburi, dari Muhammad bin Ibrahim dari Al-Husein bin
Salamah Al-Wasithi, dari Yahya bin Sahel, dari Isham bin Thaliq, dari Abu Harun Al-Abdi dari
Abu Said Al-Khudri. (Fadhail Syahr Rajab: 496)
Hari-hari bulan Rajab tercatat di langit
Abu Said Al-Khudri berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Bulan Rajab adalah bagian dari bulan-bulan yang mulia dan hari-harinya tercatat di pintu-pintu
langit yang keenam. Barangsiapa yang berpuasa satu di dalamnya karena dasar takwa kepada
Allah, maka pintu langit dan hari itu berkata: Ya Rabbi, ampuniah dia...”
Hadis ini bersumber dari: Abu Muslim Ar-Razi dari Abu Nashr Manshur bin Muhammad bin
Ibrahim, dari Tsawab bin Yazid dari Al-Husein bin Musa dari Ishaq bin Raziq, dari Ismail bin
Yahya, dari Mas’ar bin Athiyah dari Abu Said Al-Khudri. (Fadhail Syahr Rajab: 497)
Keutamaan mandi sunnah di bulan Rajab
Abu Hurairah berkata bahwa Rasululah saw bersabda:
“Barangsiapa yang menemui bulan Rajab, kemudian ia mandi sunnah pada permulaannya,
pertengahannya, dan akhirnya, ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti hari ia dilahirkan oleh
ibunya.”
Hadis ini bersumber dari: Abu Nashr bin Abi Manshur Al-Muqarri, dari ayahnya dari Abu Ja’far
Ar-Razi dari Ja’far bih Sahel, dari Mahmud bin Sa’d As-Sa’di, dari Ishaq bin Yahya dari Hafsh
bin Umar dari Abban dari Al-Hasan dari Abu Hurairah. (Fadhail Syahr Rajab: 497)
Puasa Nabi saw di bulan Rajab
Abu Hurairah berkata bahwa Rasululah saw bersabda:
“Aku tidak memerintahkan berpuasa di bulan sesudah bulan Ramadhan kecuali di bulan Rajab
dan Sya’ban.”
Hadis ini bersumber dari: Ahmad bin Ali bin Ahmad Al-Faqih, dari Abu Amer Muhammad Al-
Muqarri dari Ali bin Said Al-Askari, dari Umar bin Syabah An-Numairi, dari Yusuf bin Athiyah
dari Hisyam bin Hassan, dari Muhammad bin Sirin dari Abu Hurairah.
Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah saw berpuasa di bulan Rajab, sehingga kami berkata beliau
tidak berbuka dan berbuka...
Riwayat ini bersumber dari: Abul Hasan Muhammad bin Al-Husein bin Dawud Al-Hasani, dari
Abu Bakar Muhammad bin Ahmad, dari Abu Azhar As-Salithi, dari Muhammad bin Abid dari
Usman bin Hakim dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas. (Ibid: 499)
Keutamaan puasa di bulan Rajab
Abdul Aziz bin Said dari ayahnya, salah seorang sahabat Nabi saw, ia berkata bahwa Rasulullah
saw bersabda: “Bulan Rajab adalah bulan yang agung, di dalamnya kebaikan dilipatgandakan.
Barangsiapa yang berpuasa satu hari di dalamnya, maka ia seperti berpuasa satu tahun. Barangsiapa
yang berpuasa tujuh hari, maka akan ditutup baginya tujuh pintu neraka. Barangsiapa yang
berpuasa delapan hari, maka akan dibukakan baginya delapan pintu surga. Barangsiapa yang
berpuasa sepuluh hari, maka ia tidak memohon sesuatu kecuali Allah memberinya. Barangsiapa
yang berpuasa dua puluh lima hari, malaikat memanggil dari langit: Dosa yang lalu telah diampuni,
maka mulailah berbuat kebajikan. Dan Barangsiapa yang menambahnya, Allah akan menambah
kebaikannya.”
Hadis ini bersumber dari: Abul Qasim Abdul Khaliq bin Ali Al-Muhtasib, dari Abu Muhammad
Ali bin Muhtaj Al-Kasyani, dari Abul Hasan Ali bin Abdul Aziz Al-Baghawi, dari Ma’la bin
Mahdi dari Usman bin Mathar Asy-Syaibani, dari Abdul Ghafur, dari Abdul Aziz dari ayahnya,
dia salah seorang sahabat Nabi saw. (Ibid: 499)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang berpuasa satu hari di akhir bulan bulan
Rajab ia akan diselamatkan dari siksaan yang berat saat sakratil maut dan azab kubur. Barangsiapa
yang berpuasa dua hari di akhir bulan ini ia akan diselamatkan di shirathal mustaqim. Dan
barangsiapa yang berpuasa tiga hari di akhir bulan ini ia akan diselamatkan pada hari kiamat, hari
yang sangat menakutkan.” (Mafatihul Jinan, bab 2 Keutamaan bulan Rajab)
Keutamaan puasa tiga hari berturut-turut
Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan
mulia hari Kamis, Jum’at dan Sabtu, Allah mencatat baginya sebagai ibadah sembilan ratus
tahun.”
Hadis ini bersumber dari: Ali bin Syuja’ bin Muhammad Asy-Syaibani, dari Umar bin bin Ahmad
bin Ayyub Al-Baghdadi, dari Al-Husein bin Muhammad bin Ufair Al-Anshari, dari Ya’qub bin
Musa Al-Madani, dari Anas bin Malik. (Fadhail Syahr Rajab: 500)
Keutamaan puasa pada hari Bi’tsah
Hari bi’tsah adalah hari Muhammad saw diangkat menjadi seorang nabi.
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang berpuasa ada hari kedua puluh tujuh bulan Rajab, Allah mencatat baginya
sebagai puasa enam bulan. Hari itu adalah hari Jibril turun pada Muhammad saw, awal ia membawa
risalah kepadanya.”
Hadis ini bersumber dari: Abu Sa’d As-Sa’di dari Abu Nashr Muhammad bin Thahir Al-Adib, dari
Muhammad bin Abdullah dari Habsyun bin Musa, dari Ali bin Said dari Dhamrah bin Rabi’ah
dari Ibnu Syudzab dari Mathar Al-Warraq, dari Saher bin Hausyab dari Abu Hurairah. (Fadhail
Syahr Rajab: 500)
Masih banyak lagi hadis-hadis yang bersumber dari para sahabat Nabi saw tentang keutamaan
bulan Rajab. Adapun yang bersumber dari Ahlul bait Nabi saw, akan kami sebutkan di bagian
amalan praktis dan doa-doa di bulan Rajab.
Amalan, Doa dan Zikir
yang bersifat Umum
Amalan dan zikir berikut ini berdasarkan hadis-hadis dari Rasulullah saw dan Ahlul baitnya (sa).
Disarikan dari kitab Mafatihul Jinan (kunci-kunci surga), bab 2 tentang amalan di bulan Rajab.
Di bulan Rajab terdapat amalan khusus dan amalan umum. Amalan khusus adalah amalan yang
dilakukan pada hari atau malam tertentu di bulan Rajab. Adapun amalan umum adalah amalan
yang dilakukan selama di bulan Rajab. Amalannya sebagai berikut:
Pertama:
Rasulullah saw juga bersabda: “Bulan Rajab adalah bulan permohonan pengampunan bagi
ummatku, maka hendaknya mereka memperbanyak istighfar di dalamnya.” Yakni:
Astaghfirullâha wa atûbu ilayh
Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya
Kedua: Dalam suatu riwayat disebutkan: Bagi yang tidak mampu berpuasa agar memperoleh
pahala puasa di bulan Rajab, maka hendaknya setiap hari ia membaca tasbih berikut 100 kali:
Subhânal ilâhil jalîl, subhâna Man lâ yanbaghit tasbîhu illâ lahu, subhânal a’azzil akram,
subhâna Man labisal ‘izzi wa huwa lahu ahlun.
Mahasuci Tuhan Yang Maha Agung, Mahasuci yang tak layak bertasbih kecuali kepada-Nya,
Mahasuci Yang Maha Agung dan Maha Mulia, Mahasuci Yang Menyandang keagungan dan
hanya Dia yang layak memilikinya.
Ketiga: Membaca:
Yâ Dzal jalâli wal-ikrâm, yâ Dzan na’mâi wal-jûd, yâ Dzal manni wath-thawl, harrim
syaibatî `alan nâri.
Wahai Yang Maha Agung dan Maha Mulia, wahai Pemilik kenikmatan dan kedermawanan,
wahai Pemilik anugerah dan karunia, selamatkan putihnya rambutku dari api neraka.
Keempat: Rasululah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca di bulan Rajab Istighfar berikut
sebanyak 100 kali dan mengakhirnya dengan bersedekah, Allah akan mengakhirinya dengan
rahmat dan maghfirah. Barangsiapa yang membacanya 400 kali, Allah memcatat baginya pahala
100 syuhada’:
Astaghfirullâha lâilaha illa Huwa wahdahu lâ syarîkalah, wa atûbu ilayh.
Aku memohon ampun kepada Allah, tiada Tuhan kecuali Dia Yang Maha Esa, Yang tiada sekutu
bagi-Nya, aku bertaubat kepada-Nya.”
Kelima: Membaca Lailâha illallâh (1000 kali).
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca di bulan Rajab Lâilâha illallâh sebanyak
seribu kali , Allah mencatat baginya seratus ribu kebaikan dan membangunkan baginya seratus
kota di surga.”
Keenam: membaca Astaghfirullâh wa atûbu ilayh, pagi dan sore sebanyak (70 kali), dan diakhiri
dengan membaca doa:
Allâhummaghfirlî wa tub `alayya
Ya Allah, ampuni aku dan bukakan pintu taubat bagiku.
Dalam suatu hadis dikatakan: Barangsiapa yang membaca Istighfar pagi dan sore sebanyak 70
kali dan kemudian diakhiri dengan doa tersebut dengan mengangkat tangannya, jika ia mati di
bulan Rajab matinya diridhai oleh Allah dan tidak disentuh oleh api neraka karena berkah bulan
Rajab.
Ketujuh: membaca istighfar berikut sebanyak seribu kali agar diampuni dosanya oleh Allah
Yang Maha Penyayang:
Astaghfirullâha Dzal jalâli wal-ikrâm min jamî`idz dzunûbi wal-âtsâm
Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia dari semua dosa dan
kesalahan.
Kedelapan: membaca Surat Al-Ikhlash sebelas ribu kali atau seribu kali atau seratus kali.
Dalam suatu riwayat dikatakan: “Barangsiapa yang membaca Surat Al-Ikhlash seratus kali pada
hari Jum’at bulan Rajab, ia akan memperoleh cahaya yang mengantarkan ke surga.”
Kesembilan: Dalam suatu hadis disebutan: “Barangsiapa yang berpuasa sehari di bulan Rajab, dan
melakukan shalat sunnah empat rakaat (2 kali salam). Rakaat pertama setelah Fatihah membaca
ayat Kursi seratus kali, dan rakaat kedua setelah Fatihah membaca Surat Al-Ikhlash dua ratus
kali, maka saat matinya ia akan menyaksikan tempatnya di surga atau diperlihatkan kepadanya.”
Kesepuluh: Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang melakukan shalat sunnah empat
rakaat (2 kali salam) pada hari Jum’at di bulan Rajab antara shalat Zuhur dan Ashar; setiap
rakaat setelah Fatihah membaca ayat Kursi tujuh kali dan Surat Al-Ikhlash, kemudian sesudah
salam membaca Astaghfirullâhalladzî lâilâha illâ Huwa wa as-aluhut tawbah (10 kali), Allah
mencatat baginya dari hari itu (hari ia melakukan shalat) sampai hari kematiannya setiap hari
seribu kebaikan; memberinya untuk setiap ayat yang ia baca satu kota di surga dari yaqut merah;
untuk setiap hurufnya satu istana di surga dari mutiara; diberinya pasangan bidadari dan diridhai
tanpa sedikitpun murka; dan Allah mencatatnya sebagai orang-orang ahli ibadah, dan mengakhiri
hidupnya dengan kebahagiaan dan pengampunan yang terbaik.”
Kesebelas: Puasa tiga hari: hari kamis, Jum’at dan Sabtu.
Dalam suatu hadis disebutkan: “Barangsiapa yang berpuasa pada Kamis, Jum’at dan Sabtu di
bulan-bulan yang mulia, Allah mencatat baginya ibadah sembilan ratus tahun.”
Kedua belas: Shalat enam puluh rakaat selama bulan Rajab; setiap malam dua rakaat, setiap
rakaat setelah Fatihah membaca Surat Al-Kafirun (3 kali) dan Surat Al-Ikhlash (sekali). Sesudah
salam membaca doa berikut sambil mengangkat tangan:
Lâilaha illallâhu wahdahu lâ syarîkalah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyî wa yumît, wa
Huwa hayyun lâ yamût, biyadihil khayr wa Huwa ‘alâ kulli syay-in qadîr, wa ilayhil mashîr,
walâ hawla wala quwwata illâ billahil `aliyyil `azhîm. Allahumma shalli `alâ Muhammadin
an-nabiyyil ummi wa âlihi.
Tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kekuasaan dan
pujian. Dialah Yang Menghidupkan dan mematikan. Dia Yang Hidup dan tidak mati, di tangan-
Nya segala kebaikan, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, kepada-Nya kembali segalanya, tiada
daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Tinggi dan Maha Agung. Ya Allah, sampaikan
shalawat kepada Muhammad Nabi yang ummi dan keluarganya.
Diriwayatkan dari Nabi saw bahwa orang yang melakukan amalan tersebut Allah mengijabah
doanya dan memberinya enam puluh pahala haji dan umrah.
Ketiga belas: Rasulullah saw bersabda: “orang yang membaca Surat Al-Ikhlash (100 kali) dalam
shalat sunnah dua rakaat di malam bulan Rajab, nilainya sama dengan berpuasa seratus tahun di
jalan Allah, dan memberinya seratus istana di surga, setiap istana bertetangga dengan para Nabi
(as).”
Keempat belas: Imam Ali bin Abi Thalib (as) berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang membaca setiap hari dan malam di bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan
Surat Al-Fatihah, ayat Kursi, Surat Al-Kafirun, Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Nas masing-masing
(3 kali), kemudian membaca masing-masing (3 kali):
Subhânallâhi wal-hamdulillâhi, wa lâilâha illallâh wallâhu akbar, walâ hawla walâ quwwata
illâ billâhil `aliyyil `azhîm.
Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, tiada
daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung
Allâhumma shalli `alâ Muhammadin waâli Muhammad
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
Allâhummaghfir lil-mu’minîna wal-mu’minât
Ya Allah, ampuni kaum mukminin dan mukminat
Kemudian membaca istighfar berikut (400 kali):
Astaghfirullâha wa atûbu ilayh
Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya,
maka Allah swt akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya walaupun sebanyak tetesan hujan,
daun-daun pepohonan, dan buih di lautan.”
(Mafâtihul Jinan, bulan Rajab)
Doa-Doa di Bulan Rajab
yang bersifat umum
Doa Pertama
Doa Hajat dunia dan akhirat, dibaca di malam hari atau siang hari selama di bulan Rajab.
ميØرلا نمØرلا للها مسب
دمØÙ… لآو دمØÙ… ىلع لص مهللا
Yâ may yamliku hawâijas sâilîn, wa ya`lamu dhamâirash shâmitîn. Likulli mas-alatin
minka samî`un hâdhirun wa jawâbun `atîd. Allahumma wa maw`idukash shaâdiqah, wa
aydîkal fâdhilah, wa rahmatukal wâsi`ah. Fa-as-aluka an tushalliya ‘alâ Muhammadin
wa âli Muhammad, wa an taqdhî hawâijî liddun-ya wal âkhirah. Innaka `alâ kulli syay-in
qadîr.
Wahai Yang Memiliki hajat-hajat orang-orang yang bermohon, dan Mengetahui keinginan orang-
orang yang diam. Semua permohonan kepada-Mu didengar dan hadir, sedangkan jawabannya
telah disiapkan. Ya Allah, janji-Mu benar, tangan-Mu utama, dan rahmat-Mu luas. Aku bermohon
pada-Mu sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan tunaikan hajat-
hajatku di dunia dan akhirat, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)
Doa Kedua
Doa untuk memohon petunjuk dan kesungguhan, dibaca di malam hari atau siang hari selama di
bulan Rajab.
ميØرلا نمØرلا للها مسب
دمØÙ… لآو دمØÙ… ىلع لص مهللا
Khâbal wâfidûna `alâ ghayrika, wa khasiral muta`arridhûna illâ laka, wa dhâ`al mulimmûna
illâ bika, wa ajdabal muntaji`ûna illâ manintaja`a fadhlaka, bâbuka maftûhun lirrâghibîna,
wa khayruka mabdzûlun liththâlibîna, wa fadhluka mubâhun lissâilîna, wa nayluka
mutâhun lil-âmilîna, wa rizquka mabsûthun liman ‘ashâka, wa hîlmuka mu’taridhun liman
nâwâka, ‘adatukal ihsânu ilal musîîna, wa sabilukal ibqâu ‘alal mu’tadîna. Allâhumma
fahdinî hudal muhtadûna, warzuqni ijtihâdal mujtahidîna, walâ taj’alnî minal ghâfilînal
mub’adîna, waghfirlî yawmaddin.
Sia-sialah orang-orang yang datang kepada selain-Mu,
Rugilah orang-orang yang menghadap kecuali kepada-Mu,
Rugilah orang-orang yang berkunjung kecuali kepada-Mu,
Keringlah orang-orang yang mencari taman kecuali di taman karunia-Mu.
Pintu-Mu terbuka bagi orang-orang yang menyimpan harapan,
Kebaikan-Mu tercurahkan pada orang-orang mencari,
Karunia-Mu terbuka bagi orang-orang yang bermohon,
Anugerah-Mu terbuka bagi orang-orang yang menginginkan,
Rizki-Mu terhampar luas bagi orang yang bermaksiat pada-Mu,
Santun-Mu terbuka bagi yang berharap pada-Mu,
Kebiasaan-Mu baik terhadap orang-orang yang berbuat keburukan,
Jalan-Mu tetap terjaga terhadap orang-orang yang membangkang.
Ya Allah, bimbinglah aku seperti bimbingan orang-orang yang memperoleh hidayah,
karuniakan padaku kesungguhan orang-orang yang bersungguh-sungguh,
jangan jadikan aku tergolong pada orang-orang yang lalai dan menjauhkan diri dari-Mu, dan
ampuni aku pada hari kiamat.
(Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)
Doa Ketiga
Doa memohon kesabaran dalam bersyukur, keyakinan dalam ibadah, dibaca di malam hari atau
siang hari selama di bulan Rajab.
ميØرلا نمØرلا للها مسب
دمØÙ… لآو دمØÙ… ىلع لص مهللا
Allâhumma innî as-aluka shabrasy syâkirîn laka, wa ‘amalal khâifina minka, wa yaqînal
‘abidîna laka. Allâhumma Antal ‘Aliyyul ‘Azhîmu, wa ana ‘abdukal bâisul faqîr. Antal
ghaniyyul Hamîd, wa anal ‘abdudz dzalîl. Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi
wamnun bighinâka ‘alâ faqrî, wa bihilmika ‘alâ jahlî, wa biquwwatika ‘alâ dha’fi, yâ
Qawiyyu yâ ‘Azîzu. Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihil awshiyâil mardhiyyîna,
wakfinî ma ahammanî min amrid dun-yâ wal-âkhirah yâ Arhamar râhimîn.
Ya Allah, aku memohon kesabaran orang-orang yang bersyukur pada-Mu,
amal orang-orang takut pada-Mu,
lalu mengutamakan.
Yâ Man sama fil ‘izzi fafata nawâzhiral abshâr, wa danâ fil luthfi fajâza hawâjisal afkâr.
Yâ Man tawahhada bil-mulki falâ nidda lahu fî malakûti sulthânihi, wa tafarrada bil-
âlâi wal-kibriyâi falâ dhidda lahu fî jabarûti sya’nihi. Yâ Man hârat fî kibriyâi haybatihi
daqâiqu lathâifil awhâm, wanhasarat dûna idrâki ‘azhamatihi khthâifu abshâril anâm. Yâ
Man ‘anatil wujûhu lihaybatihi, wa khadha’atir riqâbu li’azhamatihi, wa jilatil qulûbu min
khîfatihi.
Wahai Yang Tinggi keagungan-Nya sehingga melampaui pandangan batin, Yang Rendah
kelembutan-Nya sehingga melampaui lintasan pikiran. Wahai Yang Diesakan kerajaan-Nya
sehingga tak ada satupun tandingan dalam kerajaan kekuasaan-Nya, Yang Ditunggalkan nikmat-
nikmat dan kebesaran-Nya sehingga tak ada tandingan dalam keagungan keadaan-Nya. Wahai
Yang pada keagungan kebesaran-Nya tertegunn semua kelembutan dugaan, dan binginglah
semua pandangan manusia yang tak mengenal keagungan-Nya. Wahai Yang bermaksud semua
wujud pada kebesaran-Nya, yang tunduk semua kuduk pada keagungan-Nya, dan bergetar semua
hati karena takut pada-Nya.
As-aluka bihâdzihil mihnatil latî lâ tanbaghî illâ bika, wa bimâ wa ayta bihi ‘alâ nafsika
lidâ’îka minalmu’minîna, wa bimâ dhamintal ijâbata fîhi ‘alâ nafsika liddâ’îna. Yâ Asma’as
sami’îna, wa absharan nâzhirîna, wa Asra’al hâsibîna. Yâ Dzal quuwatil matîn, shalli
‘alâ Muhammadin khâtamin nabiyyîn, wa ‘alâ ahli bayitihi, waqsimlî fî syahrinâ hâdzâ
khayra mâ qasamta, wahtimlî fî qadhâika khayra mâ hatamta, wakhtimlî bis-sa’âdati
fîman khatamta, wahyinî mâ ahyaytanî mawfûrâ, wa amitnî masrûrâ wa maghfûrâ, wa
tawalla Anta najâtî min mas-alatil barzakh, wadra’ ‘annî munkaran wa nakîrâ, wa ari
‘aynî mubasysyiraw wa basyîrâ, waj’allî ilâ ridhwânika wa jinânika mashîrâ, wa ‘aysyan
qarîrâ, shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi katsîrâ.
Aku memohon pada-Mu dengan semua pujian ini, pujian yang tak layak menyandangnya kecuali
keyakinan orang-orang yang beribadah pada-Mu.
Ya Allah, Engkau Maha Mulia dan Maha Agung,
sedangkan aku adalah hamba-Mu yang sengsara dan fakir.
Engkau Maha kaya dan Maha Terpuji, sedangkan aku adalah hamba-Mu yang hina.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya,
karunikan kekayaan-Mu pada kefakiranku, santun-Mu pada kejahilanku, kekuatan-Mu pada
kelemahanku wahai Yang Maha Kuat dan Maha Mulia.
Ya Allah, sampaikan kepada Muhammad dan keluarganya para washi yang diridhai,
cukupi apa yang kuinginkan dalam urusan dunia dan akhirat wahai Yang Maha Pengasih dari
semua yang mengasihi.
(Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)
Doa Keempat
Doa untuk memohon karunia dan kebahagiaan, keselamatan dan kebahagiaan saat sakratul maut
dan di alam kubur. Dibaca di malam hari atau siang hari selama di bulan Rajab.
ميØرلا نمØرلا للها مسب
دمØÙ… لآو دمØÙ… ىلع لص مهللا
Allâhumma yâ Dzal minanis sâbighah, wal-âlail wâzi’ah, war-rahmatil wâsi’ah, wal-qudratil
jâmi’ah, wan-ni’amil jasîmah, wal-mawâhibil ‘azhîmah, wal-âyâdil jamîlah, wal-‘athâyal
jazîlah.
Ya Allah, wahai Pemilik karunia yang sempurna, nikmat yang melimpah, rahmat yang luas,
kekuasan yang meliputi, nikmat-nikmat yang besar, karunia-karunia yang agung, anugerah-
anugerah yang indah dan pemberian yang melimpah.
Yâ Man lâ yun’atu bitamtsîlin, walâ yumatstsilu binazhîrin, walâ yughlabu bizhahîrin. Yâ
Man khalaqa farazaqa wa alhama fa-anthaqa, wabtada’a fasyara’a, wa ‘alâ fartafa’a, wa
qaddara fa-ahsana, wa shawwara fa-atqana, wahtajja fa-ablagha, wa an’ama fa-asbagha,
wa a’thâ fa-ajzala, wa manaha fa-afdhala.
Wahai Yang tidak disifati dengan tamsil, yang tidak ditamsil dengan perumpamaan, yang tidak
dikalahkan dengan yang nampak. Wahai Yang Menciptakan lalu memberi rizki, Mengilhamkan
lalu mengungkapkan, Menciptakan lalu menetapkan syariat-Nya, Memuliakan lalu menjadi mulia,
Mentakdirkan lalu menjadikan baik, Menggambarkan lalu mengokohkan, Memberi hujjah lalu
menguatkan, Memberi nikmat lalu menyempurnakan, Memberi lalu mencurahkan, Mencurahkan
Engkau, dengan segala yang Kau janjikan atas diri-Mu pada orang-orang mukmin yang memohon
pada-Mu, dan dengan segala yang Kau jaminkan ijabah atas diri-Mu untuk orang-orang yang
berdoa pada-Mu. Wahai Yang Maha Mendengar dari semua yang mendengar, Yang Maha
Melihat dari semua yang melihat, Yang Maha Cepat dari semua yang menghitung, wahai Yang
Memiliki kekuatan yang kokoh, sampaikan shalawat kepada Muhammad penutup para Nabi dan
keluarganya, karunian padaku di bulan ini bagian yang terbaik dari apa yang telah Kau bagikan,
akhiri bagiku dalam ketatapan-Mu yang terbaik dari apa yang telah Kau akhiri, tutuplah semua
amalku dengan kebahagiaan seperti orang yang akhiri amalnya dengan kebahagiaan, hidupkan
aku dengan penuh kecukupan selama Kauhidupkan aku, matikan aku dengan kebahagiaan dan
pengampunan, palingkan aku pada-Mu sebagai penyelamatku dari pertanyaan di alam Barzakh,
tolaklah dariku malaikat Munkar dan Nakir, perlihatkan padaku semua yang menyenangkan
dan membahagiakan, dan jadikan bagiku ridha-Mu dan surga-Mu sebagai tempat kembali,
kehidupan yang damai dan kerajaan yang besar, dan sampaikan shalawat kepada Muhammad
dan keluarganya shalawat yang melimpah.
As-aluka bihâdzihil mihnatil latî lâ tanbaghî illâ bika, wa bimâ wa ayta bihi ‘alâ nafsika
lidâ’îka minalmu’minîna, wa bimâ dhamintal ijâbata fîhi ‘alâ nafsika liddâ’îna. Yâ Asma’as
sami’îna, wa absharan nâzhirîna, wa Asra’al hâsibîna. Yâ Dzal quuwatil matîn, shalli
‘alâ Muhammadin khâtamin nabiyyîn, wa ‘alâ ahli bayitihi, waqsimlî fî syahrinâ hâdzâ
khayra mâ qasamta, wahtimlî fî qadhâika khayra mâ hatamta, wakhtimlî bis-sa’âdati
fîman khatamta, wahyinî mâ ahyaytanî mawfûrâ, wa amitnî masrûrâ wa maghfûrâ, wa
tawalla Anta najâtî min mas-alatil barzakh, wadra’ ‘annî munkaran wa nakîrâ, wa ari
‘aynî mubasysyiraw wa basyîrâ, waj’allî ilâ ridhwânika wa jinânika mashîrâ, wa ‘aysyan
qarîrâ, shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi katsîrâ.
Aku memohon pada-Mu dengan semua pujian ini, pujian yang tak layak menyandangnya
kecuali Engkau, dengan segala yang Kau janjikan atas diri-Mu pada orang-orang mukmin yang
memohon pada-Mu, dan dengan segala yang Kau jaminkan ijabah atas diri-Mu untuk orang-orang
yang berdoa pada-Mu. Wahai Yang Maha Mendengar dari semua yang mendengar, Yang Maha
Melihat dari semua yang melihat, Yang Maha Cepat dari semua yang menghitung, wahai Yang
Memiliki kekuatan yang kokoh, sampaikan shalawat kepada Muhammad penutup para Nabi dan
keluarganya, karunian padaku di bulan ini bagian yang terbaik dari apa yang telah Kau bagikan,
akhiri bagiku dalam ketatapan-Mu yang terbaik dari apa yang telah Kau akhiri, tutuplah semua
amalku dengan kebahagiaan seperti orang yang akhiri amalnya dengan kebahagiaan, hidupkan
aku dengan penuh kecukupan selama Kauhidupkan aku, matikan aku dengan kebahagiaan dan
pengampunan, palingkan aku pada-Mu sebagai penyelamatku dari pertanyaan di alam Barzakh,
tolaklah dariku malaikat Munkar dan Nakir, perlihatkan padaku semua yang menyenangkan dan
membahagiakan, dan jadikan bagiku ridha-Mu dan surga-Mu sebagai tempat kembali, kehidupan
yang damai dan kerajaan yang besar, dan sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya
shalawat yang melimpah.
(Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)
Doa Kelima
ميØرلا نمØرلا للها مسب
دمØÙ… لآو دمØÙ… ىلع لص مهللا
Allâhumma innî as-aluka bima’ânî jamî’i mâ yad’ûka bihi wulâtu amrika, al-ma’mûnûna
‘alâ sirrika,al-mustabsyirûna biamrika,al-wâshifûna liqudratikal mu’linûna li’azhamatika.
As-aluka bimâ nathaqa fîhim min masyîyyatika, wa ja’altahum ma’âdina likalimâtika, wa
arkânan litawhîdika, wa âyâtika ma maqâmatikal latî lâ ta’thîla lahâ fî kulli makânin.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu semua yang dimohon oleh para kekasih-Mu, yaitu orang-
orang yang Kau percayakan rahasia-Mu, yang Kau bahagiakan dengan perintah-Mu, yang Kau
sifati dengan kekuasaan-Mu, yang Kau tampakkan dengan keagungan-Mu. Aku memohon pada-
Mu dengan apa yang Kau bicarakan pada mereka dengan kehendak-Mu lalu Kau jadikan mereka
keagungan kalimat-kalimat-Mu, tonggak-tonggak tauhid-Mu, ayat-ayat-Mu dan maqam-maqam-
Mu yang Kau manifestasikan di setiap tempat.
Ya’rifuka bihâ man ‘arafaka, lâ farqa baynaka wa baynahâ illâ annahum ‘ibâduka wa
khalquka, fatquhâ wa ratquha biyadika, bad-uha minka wa ‘awduhâ ilayka a’dhâdun wa
asyhâdun wa munâtun wa adzwâdun wa hafazhatun wa ruwwadun, fabihim mala’ta samâaka
wa ardhaka hattâ zhahara allâ ilâha illâ Anta. Fabidzâlika as-aluka, wa bimawâqi’il ‘izzi
mir rahmatika, wa bimaqâmâtika wa ‘alâmâtika an tushalliya ‘alâ Muhammadin wa âlihi,
wa tazîdanî îmânan wa tatsbîtan.
Dengannya mengenal orang yang mengenal-Mu, hampir-hampir tak ada perbedaan antara
Engkau dan mereka kecuali mereka adalah hamba-Mu dan makhluk-Mu. Kelemahan dan kekuatan
mereka ada di tangan-Mu. Permulaan mereka dari-Mu dan kembali mereka kepada-Mu. Mereka
adalah penolong-Mu, kesyaksian-Mu, hararapan-Mu, pertahanan-Mu, pemeliharaan-Mu dan
kepercayaan-Mu. Karena mereka Kau penuhi langit dan bumi sehingga nampaklah kalimat tauhid
Lailaha illa Anta. Dengan semua itu, dengan kejadian-kejadian yang mulia dari rahmat, maqam-
maqam-Mu dan tanda-tanda kekuasaan-Mu aku memohon pada-Mu sampaikan shalawat kepada
Muhammad dan keluarganya, dan tambahkan padaku keimanan dan ketetapan hati.
Yâ Bâthinan fî zhuhûrihi wa Zhâhiran fî buthûnihi wa maknûnihi. Yâ Mufarriqan baynan
nûri wad-dayjûr, yâ Mawshûfan bighayri kunhi wa ma’rûfan bighayri syibhin, hâda kulli
mahdûd, wa syâhida kulli masyhûd, wa mawjida kulli mawjûd, wa muhshiya kulli ma’dûd,
wa fâqida kulli mafqûd, laysa dûnaka min ma’dûd, ahlal kibriyâi wal jûd. Yâ Man lâ
yukayyafu bikayfin, walâ yuayyanu biaynin. Yâ Muhtajiban min kulli ‘aynin, yâ Daymûmu
yâ Qayyûmu wa ‘Alima kulli ma’lûm, shalli ‘ala Muhammadin wa âli Muhammad wa
‘alâ ‘ibâdikal muntajabîn, wa basyarikal muhtajibîn, wa malâikatikal muqarrabîn, wal
buhmish shâfînal hâffîn, wa bârik lanâ fî syahrina hâdzâl murajjabbil mukarram, wamâ
ba’dahu minal asyhuril hurum, wa asbigh ‘alaynâ fîhin ni’ama, wa ajzil lanâ fîhil qisama,
wa abriz lanâ fîhil qasami bismikal a’zhamil ajallil akram alladzî wadha’tahu ‘alan nahâri
fa-adhâa, wa ‘alal layli fa-azhlama, waghfir lanâ mâ ta’lamu minnâ wamâ lâ na’lamu,
wa’shimnâ minadz dzunûbi khayral ‘ishami, wakfinâ kawâfiya qadarika, wamnun ‘alaynâ
bihusni nazharika, walâ takilnâ ilâ ghayrika, walâ tamna’nâ min khyrika, wa bârik lanâ
fima katabtahu lanâ min a’mârinâ, wa ashlih lanâ khabitsata asrârinâ, wa a’thinâ minkal
amân, wasta’milnâ bihusnil îmâni, wa ballighnâ syahrash shiyâmi wa mâ ba’dahu minal
ayyâmi wal a’wâmi yâ Dzal jalâli wal-ikrâm.
Wahai Yang Yang Tidak Nampak dalam zhahir-Nya, wahai Yang Nampak dalam batin-Nya
dan ketersembunyian-Nya, wahai Yang Membedakan antara cahaya dan kegelapan, wahai
Yang Disifati dengan yang bukan hakikat-Nya dan Dikenal tanpa penyerupaan, wahai Yang
Membatasi semua yang terbatas, wahai Yang Menyaksikan semua yang disaksikan, wahai Yang
Mewujudkan semua yang ada, Yang Menghitung semua yang terhitung, Yang Meniadakan semua
yang ditiadakan. Tidak ada yang layak disembah selain-Mu, Engkaulah yang layak menyandang
kebesaran dan kedermawanan, wahai Yang Tak Dapat Ditanyakan dengan bagaimana dan
dimana, wahai Yang Tertutupi dari semua mata, wahai Yang Kekal, Yang Mengawasi dan Maha
Mengetahui semua yang diketahui, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya,
dan semua hamba-Mu dan makhluk-Mu yang pilihan, dan semua malaikat muqarrabin, berkahi
kami di bulan Rajab yang mulia ini dan bulan-bulan mulia sesudahnya, curahkan kepada kami
kenikmatan di dalamnya, limpahkan kepada kami bagian di alamny, dan tampakan kepada kami
bagian itu di dalamnya dengan nama-Mu yang agung dan mulia yang Kau letakkan pada siang
lalu ia menyinari, pada malam lalu ia menggelapi, ampuni dosa-dosa kami yang kami ketahui
dan yang tidak kami ketahui, pelihara kami dari dosa-dosa dengan sebaik-baik penjagaan, cukupi
kami seperti kesempurnaan takdir-Mu, anugerahkan pada kami kebaikan pandangan pada-Mu,
dan jangan serahkan kami kepada selain-Mu, jangan halangi kami dari kebaikan-Mu, berkahi
kami dalam kemakmuran yang telah Kau tetapkan bagi kami, perbaiki kami keburukan yang
kami rahasiakan, jagalah kami dengan keamanan dari-Mu, berilah kekuatan pada kami untuk
beramal dengan kebaikan iman, dan sampaikan kami pada bulan Ramadhan dan hari-hari serta
tahun-tahun sesudahnya wahai Yang Memiliki keagungan dan kemuliaan.
(Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)
Doa Keenam
Doa tawasul dengan dua Imam yang dilahirkan di bulan Rajab
ميØرلا نمØرلا للها مسب
دمØÙ… لآو دمØÙ… ىلع لص مهللا
Allâhumma innî as-aluka bil-mawlûdayni fî Rajab Muhammadibni ‘Aliyyin ast-tsâni
wabnihi ‘Aliyyibni Muhammad al-munjabi, wa ataqarrabu bihimâ ilayka khayral qurbi.
Yâ Man ilayhil ma’rûfi thulib, wa fîmâ ladayhi rughib, as-aluka suâla mu’tarifin mudznibin
qad abqathu dzunûbuhu, wa awtaqathu ‘uyûbuhu, fathâla ‘alâl khthâyâ duûbuhu, wa
minar razâyâ khuthûbuhu, yas-alukat tawbah wa husnul awbah wan nuzû’a ‘anil hawbah,
wa minan nâri fakâka raqabatihi, wal ‘afwa ‘ammâ fî ribqatihi, fa Anta Mawlâya a’zhamu
amalihi wa tsiqatihi. Allâhumma wa as-aluka bimasâilikasy syarîfah, wa wasâilakal munîfah,
an tataghammadanî fi hâdzasy syahri birahmatim minka wâsi’ah, wa ni’matin wâzi’ah, wa
nafsin bimâ razaqtahâ qâni’ah, ilâ nuzûlil hâfirah wa mahallil âkhirah wa mâ hiya ilayhi
shâirah.
Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan dua manusia suci yang dilahirkan di bulan Rajab,
Imam Muhammad Al-Jawad dan Ali An-Naqi, dengan mereka aku mendekatkan diri pada-Mu
dengan sebaik-baik taqarrub, wahai Yang kepada-Nya apa yang dikenal diharapkan dan apa
yang ada di sisi-Nya diinginkan, aku bermohon pada-Mu permohonan pedosa yang dibinasakan
oleh dosa-dosanya, yang dibelenggu oleh aib-aibnya sehingga dalam waktu yang lama ia berada
dalam gelimangan dosa dan musibah yang berbahaya. Aku memohon pada-Mu taubat dan
kebaikan kembali pada-Mu dan terlempas dari belenggu dosa, keselamatan dari api neraka, dan
pengampunan dosa. Duhai Junjunganku Engkaulah harapan dan kepercayaan yang paling besar
bagi pedosa. Ya Allah, aku memohon pada-Mu permohonan yang mulia dan wasilah-wasilah-
Mu yang benar, tenggelamkan aku di bulan ini dengan rahmat-Mu yang luas dan nikmat yang
melimpah, serta jiwa yang qana`ah terhadap apa yang telah Kau berikan sampai aku kembali ke
alam kubur dan ke tempat kembaliku di akhirat.
(Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)
Doa Ketujuh
Doa Ziarah di bulan Rajab
ميØرلا نمØرلا للها مسب
دمØÙ… لآو دمØÙ… ىلع لص مهللا
Alhamdulillâhil ladzî asyhadanâ masyhada awliyâihi fî rajab, wa awjaba `alaynâ min
haqqihim mâ qad wajaba, wa shallâhu ‘alâ Muhammadin al-muntajabi, wa ‘alâ awshiyâihi
al-hujubi. Allâhumma innî fakamâ asyhadnâ masyhadahum fa-anjiz lanâ maw`adahum,
wa awridnâ mawridahum, ghayra muhallaîna `ana wirdi fî dâril muqâmati wal-khuldi.
Segala puji bagi Allah yang menyaksikan kami di kuburan suci para kekasih-Nya di bulan Rajab,
yang dengan mereka mewajibkan pada kami apa yang telah diwajibkan, semoga shalawat
tercurahkan kepada Muhammad pilihan Allah dan para washinya. Ya Allah, sebagaimana yang
telah Kau saksikan kami di kuburan suci mereka, sampaikan kami pada tempat yang telah
dijanjikan kepada mereka, kembalikan kami ke tempat kembali mereka di kediaman yang abadi.
Wassalâlamu`alaikum innî washadtukum, wa`tamadtukum bimas-alatî wa hâjatî wa hiya
fakâku raqabatî minan nâri, wal-muqarru ma`akum fî dâril qarâri ma`a syî`atikum al-
abrâr. Wassalâmu`aikum bimâ shabartum fani`ma `uqbad dâr, ana sâilikum wa âmilikum
fîmâ ilaykumut tafwîdh wa `alaikum, fabikum yujbarul mahîdhu wa yusyfâl marîdh, wa
mâ tazdâdul arhâmu wa mâ taghîdhu, innî bisirrikum mu’min wa liqawlikum musallimun,
wa `alallâhi bikum muqsimun fi raj`î bihawâijî wa qadhâihâ wa imdhâihâ wa injâihâ wa
ibrâhihâ, wa bisyuûnî ladaykum wa shalâhihâ.
Salam atasmu, aku sengaja datang kepadamu dengan suatu permohonan dan keperluan yaitu
keselamatan dari api neraka dan tinggal bersamamu di tempat yang abadi bersama semua
pengikutmu yang baik. Salam atasmu, dengan kesabaranmu engkau memperoleh tempat yang
terbaik. Aku adalah orang mengharap dan menginginkan apa yang diserahkan kepadamu dan
dibagikan padamu, sehingga denganmu orang yang hancur hatinya terobati dan yang sakit
disembuhkan, yang banyak keluarganya diberi kecukupan, dan yang berkekurangan dicukupi.
Aku mempercayai kerahasianmu, menerima semua perkataanm. Setelah aku pulang, denganmu
aku mengharap kepada Allah bagian dalam mencapai hajatku, ketentuan dan keselamatan serta
kepastian dalam memperolehnya, dan semua urusanku dan kemaslahatannya yang kutitipkan di
sisimu.
Wassalâmu`alaikum salâma muwaddi`in, walakum hawâijahu muwadi`un yas-alullâha
ilaykumul marji`a was a`yahu ilaykum ghayru munqathi`, wa ay yarji`anî min hadhratikum
khayra marji`in ilâ janâbi mumri`in, wa khafdhi muwassi`in, wad a`atin wa mahalin
ilâ hînil ajali, wa khayri mashîrin wa mahallin fin na`îmil azall wal-`aysyil muqtabal wa
dawâmil ukul wa syurbir rahîqi was-salsali, wa `allin wa nahalin lâ sa-ama walâ malal, wa
rahmatullâhi wa barakatuhu wa tahiyyatuhu `alaykum hattal `awdi ilâ hadhratikum, wal-
fawzi fi karratikum, wal-hasyri fî zumratikum, wa rahmatullâhi wa barakatuhu `alaykum
wa shalawâtuhu wa tahiyyâtuhu, wa Huwa hasbunâ wa ni`mal wakîl.
Salam atasmu salam orang yang menyampaikan perpisahan,
yang menitipkan semua hajatnya kepadamu untuk dimohonkan kepada Allah,
yang kepadamu ia akan kembali lagi,
yang berusaha dengan sungguh-sungguh datang kepadamu tanpa putus-asa,
semoga Allah mengembalikan aku dari sisimu ke tempat kembali yang terbaik,
dimudahkan dan diluaskan rizkinya, dilembutkan dan dihaluskan hatinya sampai ajalku datang,
memperoleh tempat kembali yang terbaik dengan nikmat-nikmat yang abadi, kehidupan yang
abadi, makanan dan minuman yang jernih dan segar, yang tidak membosankan.
Semoga rahmat Allah, keberkahan dan kedamaian-Nya senantiasa tercurahkan padamu sampai
aku kembali ke sisimu,
memperoleh keberuntungan di tempat kembalimu, dan berhimpun di golonganmu.
Semoga rahmat Allah, keberkahan, shalawat dan kedamaian-Nya senantiasa tercurahkan
padamu. Cukuplah Allah sebagai Pelindung kami dan Penolong yang terbaik.
(Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)
Doa Kedelapan
Doa ini sangat dianjurkan dibaca sesudah shalat-shalat fardhu selama bulan Rajab:
ميØرلا نمØرلا للها مسب
دمØÙ… لآو دمØÙ… ىلع لص مهللا
Yâ Man arjûhu likulli khayrin, wa âmana sakhathahu ‘inda kulli syarrin, yâ May yu’thil
katsîr bil qalîl, yâ May yu’thî man sa-alahu, yâ May yu’thî mallam yas-alhu wa mallam
ya’rifhu tahannunan minhu wa rahmatan. A’thinî bimas-alatî iyyâka jamî’a khayrid dun-
yâ wa jamî’a khayral âkhirag, washrif ‘annî bimas-alati iyyâka jamî’a syarrid dun- syarrid
dun-yâ wa syarral âkhirah, fainnahu ghayru manqûshin mâ a’thayta, wa zidnî min fadhlika
yâ Karîm.
Wahai Yang kuharapkan dalam semua kebaikan,
Yang Menyelamatkan aku dari murka-Nya dalam semua keburukan
Wahai Yang Memberi karunia yang banyak dengan amalku yang sedikit,
Wahai Yang Memberi orang yang bermohon pada-Nya,
Wahai Yang Memberi orang yang belum memohon pada-Nya
dan belum mengenal rahmat dan kasih sayang-Nya
Karuniakan padaku apa yang kumohon pada-Mu
sehingga aku memperoleh semua kebaikan dunia dan akhirat,
Jauhkan dariku semua keburukan dunia dan akhirat,
Sesungguhnya tak akan mengurangi karunia-Mu apa yang telah Kau berikan,
tambahkan karunia-Mu padaku wahai Yang Maha Mulia.
Amalan dan doa-doa tersebut dikutip dari kitab Mafatihul Jinan, bab2, tentang bulan Rajab.
Amalan Khusus
Malam Pertama Bulan Rajab
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa di bulan Rajab ada dua macam amalan: Amalan umum
dan amalan khusus. Amalan umum dilakukan di malam hari atau siang hari selama bulan Rajab.
Sedangkan amalan khusus dilakukan pada malam tertentu atau siang hari tertentu.
Amalam Malam Pertama
Pertama: Membaca doa malam pertama
Doa ini dibaca ketika melihat bulan sabit, tanggal 01 Rajab, yakni ketika matahari tenggelam.
Allâhumma bârik lanâ fî rajab wa sya`bân, wa ballighnâ syahra ramadhân, wa a`inna `alash
shiyâmi wal-qiyâmi wa hifzhil lisân wa ghadhdhil basher, walâ taj’al hazhzhanâ minhul
jû`a wal-`athasy.
Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan.
Bantulah kami untuk melaksanakan puasa, melakukan shalat malam, menjaga lisan dan
memelihara pandangan; dan jangan jadikan puasa kami hanya sekedar lapar dan dahaga.
Kedua: Mandi sunnah saat matahari tenggelam
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang menjumpai bulan Rajab lalu ia mandi sunnah
pada awalnya, pertengahannya dan di akhirnya, ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti hari ia
dilahirkan oleh ibunya.”
Ketiga: Ziarah atau baca doa ziarah kepada Imam Husein (sa)
Keempat: Melalukan shalat sunnah dua puluh rakaat (setiap dua rakaat salam) sesudah shalat
Maghrib; setiap rakaat sesudah Fatihah membaca Surat Al-Ikhlash (sekali). Orang yang melakaukan
shalat ini akan terjaga keluarganya, harta dan anak-anaknya, diselamatkan dari azab kubur, dan
akan melintasi shirathal mustaqim seperti kilat yang menyambar tanpa dihisab.
Kelima: Melakukan shalat sunnah dua rakaat sesudah shalat Isya’. Rakaat pertama sesudah
Fatihah membaca surat Alam Nasyrah (sekali) dan Al-Ikhlash (3 kali), rakaat kedua setelah
Fatihah membaca surat Alam Nasyrah, surat Al-Ikhlash, An-Falaq dan An-Nas. Sesudah salam
membaca Lâilâha Illallâh (30 kali), shalawat (30 kali). Manfaat shalat ini untuk mengampunan
dosa agar suci dari dosa-dosanya seperti bayi yang dilahirkan oleh ibunya.
Keenam: Melakukan shalat sunnah tiga puluh rakaat, setiap rakaat sesudah Fatihah membaca
surat Al-Kafirun (sekali), dan surat Al-Ikhlash (3 kali).
Ketujuh: Membaca doa berikut ini sesudah shalat Isya’:
Allâhumma innî as-aluka bi-annaka malikun, wa annaka ‘alâ kulli syay-in muqtadir, wa
annaka mâ tasyâu min kulli amrin yakûn. Allâhumma innî atawajjahu ilayka binabiyyika
Muhammadin nabiyyir rahmah shallallâhu ‘alayhi wa âlihi. Yâ Muhammadu yâ Rasûlallâh,
innî atawajjahu bika ilallâhi Rabbika wa Rabbî liyunjihalî bika thalibatî. Allâhumma
binabiyyika Muhammadin wal-aimmati mn ahli baytihi shallallâhu ‘alayhi wa ‘alayhim
anjih thalibatî.
Ya Allah, aku memohon pada-Mu karena Engkau adalah Penguasa, Engkau Maha Kuasa atas
segala sesuatu, dan apa yang Kau kehendaki pasti terjadi. Ya Allah, aku menghadap kepada-Mu
dengan Nabi-Mu Muhammad saw Nabi penebar kasih sayang. Ya Muhammad ya Rasulullah,
aku menghadap denganmu kepada Allah, Tuhanmu dan Tuhanku, agar aku dapat mencapai
harapanku. Ya Allah, dengan Nabi-Mu Muhammad dan para Imam dari ahlu baitnya (semoga
shalawat tercurahkan padanya dan pada mereka), perkenankan harapanku.
Kemudian sampaikan hajat Anda
Kedelapan: Membaca doa berikut dalam keadaan sujud sesudah shalat Layl (malam) sebelum
shalat witir:
Lakal mahmidatu an atha’tuka, wa lakal hujjatu an ‘ashaytuka, lâ shun’alî wa lighayrî fî
ihsânin illâ bika. Yâ kâinan qabla kulli syay’, way â mukawwina kulli syay’, innaka ‘alâ
kulli syay-in qadîr.
Segala puji bagi-Mu dalam ketaataanku pada-Mu,
segala hujjah bagi-Mu dalam maksiatku pada-Mu bermaksiat pada-Mu.
Tidak ada kemampuan bagiku dan selainku untuk berbuat kebajikan kecuali dengan-Mu.
Wahai Yang Ada sebelum segala sesuatu, wahai Yang Menciptakan segala sesuatu, sungguh
Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Allâhumma innî a’ûdzu bika minal ‘adîlati ‘indal mawt, wa min syarril marji’I fil qubûr,
wa minan nadâmati yawmal âzifah. Fa as-aluka an tushalliya ‘alâ Muhammadin wa âli
Muhammad, wa an taj’ala ‘aysyî ‘aysyatan naqiyyah wa maytatî maytatan sawiyyah, wa
munqalabî munqalaban karîmâ, ghayra mukhzin wa lâ fâdhih.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari bujukan setan pada kebatilan saat sakratul maut,
keburukan kediamanku di alam kubur, dan penyesalan pada hari kiamat. Aku memohon pada-Mu
agar Kau sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan Kau jadikan
penghidupanku penghidupan yang suci, kematianku kematian yang mulia, tempat kembaliku
tempat kembali yang mulia, bukan yang hina dan memalukan.
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihil aimmah, yanâbi’ul hikmah wa ulin ni’mah,
wa ma’âdinil ‘ishmah. Wa’shimnî bihim min kulli sûin, wa lâ ta’khudnî ‘alâ ghirrah wa lâ
‘alâ ghaflah, wa lâ taj’al ‘awâqibi a’mâlî hasrah, wardha ‘annî fainna maghfirataka lizh-
zhâlimîn, wa ana minazh zhâlimîn.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan para Imam dari keluarganya. Merekalah
sumber hikmah, pemilik kenikmatan dan tonggak keterjagaan dari kesalahan dan dosa. Dengan
mereka jagalah aku dari semua keburukan, jangan siksa daku karena kelaiaan dan kealpaan,
jangan jadikan akhir semua amalku kerugian, dan ridhai aku. Karena sesungguhnya ampunan-
Mu untuk orang-orang yang berbuat zalim, dan aku tergolong pada orang-orang yang berbuat
zalim.
Allâhummaghfirlî mâ lâ yadhurruka, wa’thinî mâ lâ yanqushuka, fainnakal wasî’u
rahmatuhu, al-badî’u hikmatuhu. Wa a’thinis sa’ata wad-di’ata, wash-shidqa wash-
shihhah, wal-bukhû’a wal-qunû’, wasy-syuka wal-mu’âfâh, wat-tawâ wash-shabra, wash-
shidqa ‘alayka wa ‘alâ awliyâika, wal-yusra wasy-syukra. Wa a’mim idzâlia yâ Rabbî ahlî
wa waladî wa ikhwânî fîka wa man ahbabtu wa ahabbanî, wa waladtu wa waladanî minal
muslimîna wal-mu’minîn yâ Rabbal ‘âlamîn.
Ya Allah, ampuni salah dan dosaku yang tak akan membahayakan-Mu, berikan padaku karunia
yang tak akan mengurangi rahmat-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Luas rahmat-Nya, Maha
Indah hikmah-Nya. Karuniakan padaku keluasan rizki dan kedamaian, keamanan dan kesehatan,
kepuasan hati dan qana’ah, rasa terima kasih dan keselamatan, takwa dan kesabaran, kejujuran
pada-Mu dan para kekasih-Mu, kemudahan dan rasa syukur. Ya Rabbi, berikan juga semua itu
pada keluargaku, anak-anakku, saudara-saudaraku yang seiman, orang yang kucintai dan yang
mencintaiku, keturunanku dan orang tuaku yang muslim dan mukmin, ya Rabbal `alamin.
Kesembilan: Membaca doa berikut shalat shalat witir dalam posisi duduk:
Alhamdulillahil ladzî lâ tanfadzu khazâinuhu, wa lâ yakhâfu âminuhu, Rabbi inirtakabtul
ma’âshî fadzâlika tsiqatum minnî bikaramika innaka taqbalut tawbata ‘an ‘ibâdika, wa
ta’fû ‘an sayyiâtihim, wa taghfiruz zalali, wa innaka mujîbun lidâ’îka wa minhu qarîb, wa
ana tâibun ilayka minal khathayâ, wa râghibun ilayka fî tawfîri hazhzhî minal ‘athâyâ.
Yâ khâliqal barâyâ, yâ munqidzî min kulli syadîdah, yâ mujîrî min kulli mahdzûr, waffir
‘alayyas surûr. Wakfinî syarra ‘awâqibil umûr, fa-antallâhu ‘alâ na’mâika wa jazîli ‘athâika
masykûr wa likulli khayrin madzkhûr.
Segala puji bagi Allah yang tak akan habis khazanah-Nya, yang tak akan dikhawatirkan
pengamanan-Nya. Ya Rabbi, jika kulakukan maksiat, itu karena aku percaya pada kemuliaan-
Mu bahwa Engkau menerima taubat hamba-Nya, mengampuni kesalahan mereka, memaafkan
ketergelinciran mereka, memperkenankan orang yang memohon pada-Mu dan Engkau dekat
dengannya. Aku adalah hamba-Mu bertaubat pada-Mu dari semua kesalahan, mencintai-Mu
dalam limpahan karunia dan pemberian, wahai Pencipta manusia, wahai Pelindungku dari
segala goncangan yang dahsyat, wahai Penyelamatku dari segala yang menakutkan, curahkan
padaku kebahagiaan, lindungi aku dari keburukan akibat semua persoalan. Engkaulah yang
berhak menerima rasa syukur atas semua nikmat dan limpahan karunia-Mu, dan Engkau juga
simpanan semua kebaikan.
Amalan Hari Pertama
sampai Malam Biydh (13, 14 dan 15)
Amalan Hari Pertama
Pertama: Puasa. Manfaatnya untuk keselamatan dari api neraka.
Kedua: Mandi sunnah.
Ketiga: Ziarah atau baca doa ziarah kepada Imam Husein (sa)
Keempat: melakukan shalat Salman Al-Farisi (ra) yaitu tiga puluh rakaat. Dan pada hari ini cukup
melakukan sepuluh rakaat. Setiap dua rakaat salam, setiap rakaat sesudah Fatihan membaca surat
Al-Ikhlash (3 kali) dan surat Al-Kafirun (3 kali). Setelah salam yang terakhir angkatlah tangan
sambil membaca:
Lâ ilâha illallâhu wahdahu lâ syarîka lahu, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyî wa yumît,
wa huwa hayyun lâ yamût, biyadihil khayr wa huwa ‘alâ kulli syay-in qadîr.
Tidak Tuhan kecuali Allah, Yang Mahaesa dan tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya semua kekuasaan
dan bagi-Nya segala puji, Yang Menghidupkan dan mematikan. Dialah Yang Hidup dan tidak
mati, di tangan semua kebaikan, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Kemudian membaca doa:
Allâhumma lâ mâni’a lima a’thayta, wa lâ mu’thiya lima mana’ta, wa lâ yanfa’u dzal jaddi
minkal jaddu.
Ya Allah, tak akan ada yang mampu menghalangi yang apa Kau berikan, dan tak akan ada
yang mampu memberi apa yang Kau halangi. Tak akan memberi manfaat pada Pemik kebaikan
kebaikan yang datang dari-Mu.
Kemudian usapkan kedua tangan ke wajah. Shalat ini juga dilakukan pada hari Nishfu Rajab,
hanya bedanya setelah membaca: Wa huwa ‘alâ kulli syay-in qadîr, membaca:
Wa shallâhu ‘alâ Muhammadin wa âlihith thâhirîn, wa lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâhil
‘aliyyil ‘azhîm.
Hari Ketiga
Hari ini adalah hari kelahiran Imam Ali An-Naqi (sa), dan juga hari wafatnya.
Hari Kesepuluh
Hari ini adalah hari kelahiran Imam Muhammad Al-Jawad (sa)
Malam Ketiga belas
Malam ini adalah malam biydh (malam purnama). Pada malam-malam biydh (malam ke 13, 14
dan 15) disunnah shalat dua rakaat. Setiap rakaat sesudah Fatihah membaca surat Yasin, Tabarakal
Mulk dan Surat Al-Ikhlash.
Hari Ketiga belas
Hari ini adalah hari biydh. Pada hari-hari biydh hari ke 13, 14 dan 15 disunnahkan berpuasa.
Berpuasa pada hari-hari biydh memiliki pahala yang banyak. Disunnahkan juga membaca doa
Ummu Dawud.
Menurut riwayat yang masyhur hari adalah hari kelahiran Imam Ali bin Abi Thalib (sa) di dalam
Ka’bah, 30 tahun setelah tahun Gajah.
Malam Keempat belas
Pada malam ini disunnahkan melakukan shalat seperti malam ke 13, dan shalat sunnah empat
rakaat dua salam.
Malam Kelima belas
Pada malam ini disunnahkan melakukan shalat seperti malam sebelumnya, ditambah lagi shalat
sunnah enam rakaat, setiap dua rakaat salam. Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa
yang melaukan shalat ini, ia akan diampuni dosanya kecuali kemusyrikan.”
Amalan dan doa2 tersebut dikutip dari kitab Mafatihul Jinan, bab 2, tentang amalan di bulan
Rajab.
*****
Keutamaan Malam Raghaib
dan Amalannya
Di bulan Rajab terdapat malam Raghaib, malam yang utama dan pengampunan dosa. Malam
Raghaib adalah malam Jum’at pertama di bulan Rajab.
Rasulullah saw bersabda: “Bulan Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan
adalah bulan ummatku. Barangsiapa yang berpuasa pada seluruh harinya, maka wajib bagi Allah:
mengampuni semua dosa-dosanya yang lalu, menjaga sisa umurnya, dan menyelamatkannya dari
kehausan pada hari kiamat.” Kemudian salah seorang sahabat yang sangat tua berdiri dan berkata:
Ya Rasulullah, aku sudah lemah tak mampu berpuasa sebulan penuh.
Rasululah saw bersabda: “Berpuasalah pada hari pertama karena kebaikannya seperti sepuluh hari,
hari pertengahan dan hari terakhir, maka kamu akan dikaruniai pahala seperti berpuasa sebulan
penuh. Tetapi jangan lupa malam Jum’at pertama darinya, para malaikat menamai malam itu
adalah malam Raghaib. Karena sesudah sepertiga malam tidak ada seorang pun malaikat di langit
dan di bumi kecuali semuanya berkumpul di Ka’bah dan sekitarnya. Allah mendatangi mereka
dan berfirman: Wahai para malaikat-Ku mintalah kepada-Ku apa yang kalian inginkan. Mereka
menjawab: Wahai Tuhan kami, kami datang kepada-Mu untuk memohonkan ampunan untuk
orang-orang yang berpuasa di bulan Rajab. Allah swt menjawab: Aku sudah melakukannya.”
Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada seorang pun yang berpuasa pada hari Kamis
pertama di bulan Rajab, kemudian ia melakukan shalat antara shalat Maghrib dan Isya’ …, kecuali
Allah mengampuni semua dosanya walaupun seperti buih di lautan, dan pada hari kiamat ia akan
diizinkan untuk memberi syafaat kepada tujuh ratus orang dari keluarganya yang seharusnya
masuk ke neraka.” (Al-Wasail 8: 98, hadis ke 10172)
Tentang keutamaan malam Raghaib, Allamah Al-Majlisi meriwayatkan bahwa Rasulullah saw
bersabda: “Allah akan mengampuni dosa-dosa orang yang melakukan shalat sunnah pada malam
Raghaib. Sehingga sesudah meninggal, pada malam pertama ia dikuburkan Allah akan mengirimkan
pahala shalat ini dalam wujud makhluk yang wajahnya sangat indah dan lisannya sangat fasih, lalu
makhluk itu berkata: Wahai kekasihku, berbahagialah! Aku akan menyelamatkanmu dari segala
yang menakutkan. Ia bertanya: siapakah kamu, aku belum pernah melihat wajah yang lebih indah
dari wajahmu, tidak pernah mendengar ucapan yang lebih fasih dari ucapanmu, tidak pernah
mencium yang lebih harum dari baumu? Makhluk itu menjawab: wahai kekasihku, aku adalah
pahala shalat yang kamu lakukan pada malam itu di negeri itu, pada bulan itu dan tahun itu. Aku
datang pada malam ini untuk menunaikan hakmu, menghibur kesendirianmu, dan menghilangkan
kesepianmu. Jika hari kiamat terjadi aku akan menaungimu di atas kepalamu, maka berbahagialah
karena engkau tidak akan pernah kehilangan kebaikan selamanya.” (Mafatihul Jinan, bab 2, fasal
1)
Cara shalat di malam Raghaib
Melakukan puasa di siang harinya yaitu hari Kamis pertama bulan Rajab, kemudian melakukan
shalat sunnah dua belas rakaat (setiap dua rakaat salam) antara shalat maghrib dan Isya’. Setiap
rakaat, sesudah Fatihah membaca surat Al-Qadar (3 kali) dan Al-Ikhlash (12 kali). Setelah selesai
melakukan shalat membaca (7 kali):
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin an-nabiyyil ummi wa ‘alâ âlihi.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad Nabi yang ummi dan kepada keluarganya.
Kemudian sujud (di luar shalat) sambil membaca (70 kali):
Subbûhun Quddûsun Rabbul malâikati war-rûh.
Maha Suci dan Maha Quddus Tuhannya malaikat dan Ar-Ruh
Sesudah sujud membaca:
Rabbighfirlî warham wa tajâwaz ‘ammâ ta’lamu innaka Antal ‘aliyyul a’zham.
Tuhanku, ampuni aku, sayangi aku dan maafkan dosa-dosaku yang telah Engkau ketahui,
sesungguhnya Engkau Maha Tinggi dan Maha Agung.
Kemudian sujud kembali dan membaca seperti dalam sujud yang pertama. Kemudian dalam
keadaan sujud sampaikan hajat Anda kepada Allah swt, insya Allah hajat Anda akan tercapai.
(Mafatihul Jinan, bab 2, pasal 1)
*****
Amalan Malam dan Hari Nishfu Rajab
Pertama: Mandi sunnah saat matahari tenggelam
Kedua: Menghidupkan malam ini dengan ibadah
Ketiga: Ziarah atau baca doa ziarah kepada Imam Husein (sa)
Keempat: Melakukan shalat sunnah enam rakaat, setiap dua rakaat salam.
Kelima: Melakukan shalat tiga puluh rakaat, setiap dua rakaat salam. Setiap rakaat sesudah Fatihah
membaca surat Al-Ikhlash (10 kali). Shalat ini memiliki keutamaan yang sangat besar.
Keenam: Melakukan shalat sunnah dua belas rakaat, setiap dua rakaat salam. Setiap rakaat
sesudah Fatihah membaca Surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, An-Nas dan Al-Qadar (4 kali). Setelah
salam membaca zikir berikut (4 kali):
Allâhu Alâhu Rabbî lâ usyriku bihi syay-â, wa lâ attakidzu min dßnihi waliyyâ
Allah, Allah Tuhanku, aku tidak mensekutukan-Nya dengan sesuatupun, dan aku tidak menjadikan
kekasih selain-Nya.
Kemudian sampaikan hajat kepada Allah apa yang kita inginkan. Kemudian membaca zikir
berikut (4 kali):
Subhânallâhi walhamdulillâhi wa lâilâha illallâhu wallâhu akbar.
Kemudian membaca:
Allâhu Alâhu Rabbî lâ usyriku bihi syay-â, mâ syâallâhu lâ hawla wa lâ quwwata illâ
billâhil aliyyil azhîm.
Allah Allah Tuhanku, aku tidak mensekutukan-Nya dengan sesuatupun, masyaallah tiada daya
dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Tinggi dan Maha Agung.
Zikir ini juga dibaca pada malam kedua puluh tujuh.
Amalam Hari Nishfu Rajab
Pertama: mandi sunnah
Kedua: Ziarah atau baca doa ziarah kepada Imam Husein (sa)
Ketiga: Melakukan shalat Salman Al-Farisi seperti hari pertama
Keempat: Melakukan shalat empat rakaat (dua kali salam), sesudah salam baca doa berikut dengan
mengangkat tangan. Manfaat doa ini untuk menghilangkan segala kesulitan dan kesusahan yang
membani hati dan pikiran:
Allâhumma yâ Mudzilla kulla jabber, way â Mu’izzal mu;minîn, Anta kaffî hîna tu’yînil
madzâhib.
Ya Allah, wahai Yang Menghinakan semua orang yang sombong, wahai Yang Memuliakan
orang-orang yang beriman, Engkaulah bentengku ketika aku dilelahkan oleh bermacam-macam
mazhab.
Wa Anta bâiu khalqî rahmatanbî wa wa qad kuntu ‘an khalqî ghaniyyâ, wa law lâ rahmatuka
lakuntu minal hâlikîn. Wa Anta muayyidî bin-nashri ‘alâ a’dâî, wa law lâ nashruka iyyâya
lakuntu minal mafdhûhîn.
Engkaulah Yang Menciptakanku dengan kasih sayang-Mu, padahal Engkau tidak butuh
menciptakanku. Kalau bukan karena kasih sayang-Mu, tentu aku tergolong pada orang-orang
yang binasa.
Egkaulah bentengku dari musuh-musuhku dengan pertolongan-Mu. Kalau bukan karena
pertolongan-Mu, tentu aku tergolong pada orang-orang yang dipermalukan.
Yâ Mursilar rahmati min ma’âdinihâ, wa Munsyial barakati min mawâdhi’ihâ, yâ Man
khashsha nafsahu bisy-syumûkhi warrif’ah, fa-awliyâuhu bi’izzihi yata’azzazûn, way â Man
wadha’at lahul mulûku nîral madzallati ‘alâa’nâqihim, fahum min sathwâtihi khâifûn.
Wahai Yang Mencurahkan rahmat dari khazanahnya, dan Mengalirkan keberkahan dari
tempatnya. Wahai Yang Mengistimewakan diri-Nya dengan keagungan dan kemuliaan, sehingga
dengan kemuliaan-Nya para kekasih-Nya menjadi mulia.
Wahai Yang kepada-Nya tunduk semua raja karena api kehinaan pada kuduk-kuduk mereka,
sehingga dengan kekuasaan-Nya mereka ketakutan.
As-aluka bikaynûniyyatikal latisytaqaqtahâ min kibriyâka, wa as-aluka bikibriyâikal
latisytaqaqtahâ min ‘izzitika, wa as-aluka bi’izzatikal latistawayta bihâ ‘alâ ‘arsyika,
fakhalaqta bihâ jamî’a khalqika, fahum laka mudz’inûn, an tushaliya ‘alâ Muhammadin
wa ahli baytihi.
Aku memohon pada-Mu dengan keberadaan-Mu yang Kau ambil dari kebesaran-Mu
Aku memohon pada-Mu dengan kebesaran-Mu yang Kau ambil dari keagungan-Mu
Aku memohon pada-Mu dengan keagungan-Mu, yang denganya Kau tinggikan arasy-Mu, lalu
dengannya Kau ciptakan semua makhluk-Mu, sehingga mereka tunduk pada-Mu, sampaikan
shalawat kepada Muhammad dan ahlul baitnya.
Kelima: membaca doa Ummu Dawud. Doa ini adalah amalan yang paling utama pada hari ini.
Manfaatnya untuk mencapai hajat, menghilangkan penderitaan dan kezaliman orang-orang yang
zalim.
Jika Anda ingin benar-benar merasakan manfaatnya, hendak diawali dengan berpuasa pada hari ke
13, 14 dan 15. Pada saat matahari tergelincir hari ini, lakukan shalat Zuhur dan Ashar, sempurnakan
ruku’ dan sujudnya, lakukan di tempat yang sunyi dan tidak berbicara dengan siapapun. Kemudian
lakukan shalat sunnah. Tetap dalam posisi menghadap ke kiblat, membaca surat Al-Fatihah (100
kali), Al-Ikhlash (100 kali) dan Ayat Kursi (10 kali). Kemudian membaca surat Al-An’am, surat
Bani Israil, surat Al-Kahfi, surat Luqman, surat Yasin, surat Ash-Shaffat, surat Fushshilat, surat
Asy-Syura, surat Ad-Dukhkhan, surat Al-Fath, surat Al-Waqi’ah, surat Al-Mulk, surat Nun, dan
surat Idzas samau insyaqqat dan surat-surat sesudahnya. Setelah selesai membaca semua surat
Al-Qur’an tersebut tetap dalam posisi menghadap kiblat, lalu bacalah doa Ummu Dawud.
Mafatihul Jinan, bab 2, tentang amalan di bulan Rajab.
*****
Amalan dan Doa Malam ke 27
Hari Kedua puluh lima: Hari ini adalah hari berduka bagi seluruh pengikut Ahlul bait (as). Hari
wafatnya Imam Musa Al-Kazhim (as) di Baghdad pada tahun 183 H, dalam usia 55 tahun.
Amalan dan Doa Malam ke 27
Malam ke 27 Rajab adalah malam yang penuh berkah, malam bi’tsah Nabi kita Muhammad saw,
malam diangkatnya Muhammad bin Abdulah sebagai nabi. Pada malam yang mulia ini terdapat
beberapa amalan:
Pertama: Mandi sunnah
Kedua: Shalat sunnah dua belas rakaat (stiap dua rakaat salam). Setiap rakaat sesudah Fatihah
membaca surat Muhammad. Setelah selesai shalat membaca surat Al-Fatihah (7 kali), Al-Falaq
dan An-Nas (7 kali), Al-Ikhlash dan Al-Kafirun (7 kali), surat Al-Qadar dan Ayat Kursi (7 kali).
Kemudian membaca:
Alhamdu lillâhil ladzî lam yattakhidz waladâ, wa lam yakul lahu syarîkun fil mulki, wa lam
yakul lahu waliyyun minal dzulli wa kabbirhu takbîrâ. Allâhumma innî as-aluka bim’âqidi
‘izzika ‘alayya, arkâni ‘arsyika, wa muntahar rahmat min kitâbika, wa biasmâikal a’zhamil
a’zhamil a’zham, wa dzikrikal a’lal a’lâ, wa bikalmâtikat tâmmati, an tushalliya ‘alâ
Muhammadin wa âli Muhammad, wa an taf’alabi mâ Anta ahluh.
Segala Puji bagi Allah Yang tidak diperanakkan dan tidak ada sekutu dalam kekuasaan-Nya, dan
tidak memiliki seorangpun kekasih dalam kehinaan. Maha Besar Dia dengan segala kebesaran-
Nya. Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan segala kekuasaan kemuliaan-Mu atasku, tonggak-
tonggak arasy-Mu, puncak rahmat dari kitab-Mu; dengan asma-Mu yang paling agung, sebutan-
Mu yang paling tinggi, dan kalimat-kalimat-Mu yang sempurna, sampaikan shalawat kepada
Muhammad dan keluarga Muhammad, dan lakukan padaku apa yang layak bagi-Mu.
Kemudian sampaikan hajat kita kepada Allah swt. Pada malam ini disunnahkan juga mandi dan
shalat sunnah sebagaimana yang disebutkan pada malam Nishfu Rajab.
Ketiga: Ziarah atau baca doa ziarah kepada Imam Ali bin Abi Thalib (sa)
Keempat: membaca doa berikut ini:
Allâhumma innî as-aluka bit-jajallil a’zham fî hâdzihil laylah minasy syahril mu’azhzham
wal mursalil mukarram, an tushalliya ‘alâ Muhammadin wa âlihi, wa an taghfira lanâ mâ
Anta bihi minnâ a’lam, yâ May ya’lamu wa lâ na’lam.
Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan tajalli (penampakan)Mu yang paling agung pada
malam ini di bulan yang dimuliakan ini, bulan yang Kau turunkan segala kemuliaan, sampaikan
shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan ampuni dosa-dosaku yang Engkau
lebih mengetahuinya dari padaku, wahai Yang Mengetahui apa yang tidak kami ketahui.
Allâhumma bârik lanâ fî laylatinâ hâdzihi allatî bisyarafir risâlati fadhdhaltahâ, wa
bikaramatika ajlaltahâ, wa bimahallisy syarîfi ahlaltahâ.
Ya Allah, berkahi kami malam ini, malam yang dengan kemuliaan risalah Kau istimewakan malam
ini, dengan kemuliaan-Mu Kau agungkan, dan dengan tempat yang mulia Kau tempatkan.
Allâhumma fainnâ nas-aluka bil-mab’atsisy syarîfi, was sayyidil lathîfi, wal-‘unshuril ‘afîfi,
an tushalliya ‘alâ Muhammadin wa âlihi, wa an taj’ala a’mâlanâ fî hâdzihil laylah wa fî
sâiril layâlî maqbûlah, wa dzunûbî maghfûrah, wa hasanâtinâ masykûrah, wa sayyiâtinâ
mastûrah, wa qulûbanâ bihusnil qawli masrûrah, wa arzâqanâ min ladunka bilyasîri
madrûrah.
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu dengan pengangkatan kenabian yang mulia, penghulu yang
lembut dan unsur yang suci,
sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
terimalah semua amal kami malam ini dan seluruh malam,
ampuni dosa-dosa kami,
ridhai kebaikan-kebaikan kami
tutupi keburukan-keburukan kami
bahagiakan hati kami dengan kebaikan ucapan kami
anugerahkan pada kami rizki dari sisi-Mu dengan kemudahan dan melimpah
Allâhumma innaka lâ turâ, wa Anta bil-manzharil a’lâ, wa annakar ruj’â wal-muntahâ, wa
inna lakal mamâta wal-mahyâ, wa inna lakal âkhirata wal-ûlâ. Allâhumma innâ na’ûdzu
bika an nadzilla wa nakhzâ, wa an na’tiya mâ ‘anhu tanhâ.
Ya Allah, Engkau melihat apa yang tidak terlihat, Engkau berada di tempat yang mulia, tempat
kembali dan berakhir semua makhluk-Mu, milik-Mu semua yang mati dan yang hidup, milik-Mu
akhirat dan dunia. Ya Allah, kami berlindung dengan-Mu dari perbuatan yang hina dan tercela,
dan perbuatan yang terlarang.
Allâhumma innâ nas-alukal jannata birahmatika, wa nasta’îdzu bika minan nâri fa-a’idznâ
minhâ biqudratika, wan as-aluka minal huril ‘în farzuqnâ bi’izzatika.
Ya Allah, kami memohon surga kepada-Mu dengan rahmat-Mu, kami mohon perlindung dengan-
Mu dari api neraka, maka lindungi kami darinya dengan kekuasaan-Mu. Kami mohon kepada-
Mu pasangan bidadari di surga, maka berikan pada kami dengan kemuliaan-Mu.
Waj’al ansa’a arzâqinâ ‘inda kibari sinninâ, wa ahsana a’mâlinâ ‘indaqtirâbi âjâlinâ, wa
athil fî thâ’atika wa mâ yuqarribu ilayka, wa yuhzhî ‘indaka, wa yuzlifu ladayka a’mâranâ,
wa ahsin fî jamî’i ahwâlinâ wa umûrinâ ma’rifatanâ.
Karuniakan pada kami pintu rizki yang paling luas pada masa tua kami, dan amal yang paling
baik saat-saat ajal mendekati kami. Panjangkan umur kami dalam ketaatan pada-Mu, dan amal
yang mendekatkan kami pada-Mu, yang memperoleh bagian di sisi-Mu, dan menghampiri pada
hadirat-Mu. Indahkan pengenalan kami terhadap segala keadaan dan urusan kami.
Wa lâ takilnâ ilâ ahadin min khalqika fayamunna ‘alayna, wa tafadhdhal ‘alaynâ bijamî’i
hawâijinâ liddun-yâ wal âkhirah, wabda’ biabâinâ wa abnâinâ wa jamî’i ikhwâninâl
mu’minîna fî jamî’i mâ sa-alnâka lianfusinâ yâ Arhamar râhimîn.
Jangan biarkan kami bergantung pada pemberian hamba-Mu
Karuniakan pada kami semua kebutuhan di dunia dan akhirat
Mulailah semua semua permohonan kami ini pada bapak-bapak kami, anak-anak kami, dan
saudara-saudara kami yang beriman wahai Yang Maha Pengasih dari semua yang mengasihi.
Allâhumma innâ nas-aluka bismikal ‘azhîm, wa mulkikal qadîm, an tushalliya ‘alâ
Muhammadin wa âli Muhammad, wa an taghfira lanadz dzanbzl ‘azhîm, innahu lâ yaghfirul
‘azhîma illal ‘azhîm.
Ya Allah, kami memohon pada-Mu dengan asma-Mu yang agung dan kekuasaan-Mu yang abadi,
sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan ampuni dosa kami yang
besar, sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa yang besar kecuali Yang Maha Besar.
Allâhumma wa hâdzâ rajabul mukarram alladzî akramtanâ bihi, awwalu asyhuril hurum,
akramtanâ bihi min baynil umam, falakal hamdu yâ Dzal jûdi wal-karam.
Ya Allah, bulan ini adalah bulan Rajab, bulan yang Kau muliakan. Bulan pertama dari bulan-
bulan yang mulia, yang dengannya Kau muliakan kami di antara ummat-ummat terdahulu. Segala
puja dan puji hanya milik-Mu wahai Yang Maha Dermawan dan Maha Mulia.
Fa-as-aluka bihi wa bismikal a’zhamil a’zhamil a’zham al-ajallil akram, alladzî khalaqtahu
fastaqarra fî zhillika falâ yakhruju minka ilâ ghayrika, an tushalliya ‘alâ Muhammadin wa
ahli baytihith thâhirîn, wa an taj’alanâ minal ‘âmilîna fîhi bithâ’atika, wal-âmilîna fîhi
lisyafâ’atika.
Aku memohon kepada-Mu dengan kemuliaan bulan ini dan dengan asma-Mu yang paling agung
dan paling mulia. Kau ciptakan ia lalu Kau tetapkan berada dalam naungan-Mu, sehingga tidak
keluar dari-Mu pada selain-Mu, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan Ahlu baitnya yang
suci; teriring dengan shalawat itu, jadikan kami di antara orang-orang yang beramal dalam
ketaatan pada-Mu, dan mengharap pertolongan-Mu.
Allâhummahdinâ ilâ sawâis sabîl, waj’al maqîlanâ ‘indaka khayra maqîl, wa fî zhillin zhalîl,
wa mulkin jazîl, fainnaka hasbunâ wa bi’mal wakîl. Allâhummaqlibnâ muflihîna munjihîna
ghayra maghdhûbin ‘alaynâ wa lâ dhâllina, birahmatika yâ Arhamar râhimîn.
Ya Allah, bimbinglah kami pada jalan yang mulia
Ampuni kami di sisi-Mu jadikan di sisi-Mu dengan ampunan yang paling baik, Naungi kami
dengan naungan yang paling teduh dan kekusaan yang paling mulia.
Sesungguhnya Engkau Penolong kami dan Pelindung kami yang terbaik.
Ya Allah, rubahlah keadaan kami menjadi orang-orang yang beruntung dan selamat, bukan
orang-orang yang dimurkai dan tersesat,
dengan rahmat-Mu wahai Yang Paling Pengasih dari segala yang mengasihi.
Allâhumma innî as-aluka bi’azâimi maghfiratika, wa biwâjibi rahmatika, assalâmata min
kulli itsmin, wal-ghanîmata min kulli birrin, wal-fawza biljannati wan-najâti minan nâr.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kepastian maghfirah-Mu dan curahan rahmat-Mu, keselamatan
dari semua dosa dan simpanan dari semua kebaikan, keberuntungan surga dan keselamatan dari
neraka.
Allâhumma da’âkad dâ’ûna wa da’awtuka, wa sa-alakas sâilûna was a-altuka, wa thalabath
thâlibûna wa thalabtu ilayka. Allâhumma Antats tsiqatu war rajâ’, wa ilayka muntahar
raghbati fid du’â’.
Ya Allah, telah berdoa kepada-Mu orang-orang yang berdoa, dan aku berdoa kepada-Mu. Telah
bermohon kepada-Mu orang-orang yang memohon, dan aku memohon kepada-Mu. Telah berharap
kepada-Mu orang-orang yang berharap, dan aku berharap kepada-Mu. Ya Allah, Engkaulah
kepercayaanku dan harapanku, dan Engkaulah puncak harapanku dalam doaku.
Allâhumma fashalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi, waj’alil yaqîna fî qalbî, wan nûra fî basharî,
wan nashîhata fî shadrî, wa dzikraka bil layli wan nahâri ‘alâ lisânî, wa rizqan wâsi’an
ghayra mamnûnin wa lâ mahzhûr. Farzuqnî wa bâiklî fîmâ razaqtanî, waj’al ghinâya fî
nafsî, wa raghbatî fîmâ ‘indaka birahmatika yâ Arhamar râhimîn.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya,
Kuatkan keyakinanku dalam hatiku,
Pancarkan cahaya pada pandangan batinku,
Tanamkan nasehat dalam sanubariku,
Gerakkan lisanku untuk berzikir pada-Mu siang dan malam
Bukakan bagiku pintu rizki yang luas, yang tak terputus dan tak terhalangi.
Kemudian alirkan rizki-Mu padaku, dan berkahi aku dalam rizki yang Kau karuniakan padaku.
Jadikan kekayaan dalam hatiku, dan harapanku pada karunia di sisi-Mu
dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.
Kemudian sujud dan membaca doa berikut:
Alhamdulillâhil ladzî hadzânâ lima’rifatihi, wa khushshanâ biwilâyatihi, wa waffiqnâ
lithâ’atihi.
Segala puji bagi Allah yang membimbing kami pada makrifat-Nya, mengistimewakan kami
dengan wilayah-Nya, membimbing kami pada ketaatan-Nya.
Lalu ditruskan dengan membaca (100 kali): Syukran syukran.
Kemudian duduk kembali dari sujud, dan membaca doa berikut:
Allâhumma innî qashadtuka bihâjati, wa’tamadtu ‘alayka bimas-alatî, wa tawajjahtu ilayka
bi-aimmatî wa sâdatî. Allâhummanfa’nâ bihubbihim, wa awridnâ mawridahum, warzuqnâ
murâfaqatahum, wa adkhilnal jannata fi zumratihim, birahmatika yâ Arhamar râhimîn.
Ya Allah, aku datang kepada-Mu dengan keperluanku, aku sengaja menghampiri-Mu dengan
permohonanku, dan aku menghadap kepada-Mu dengan para Imamku dan Junjunganku.
Ya Allah, berilah manfaat pada kami dengan kecintaan pada mereka, kembalikan kami pada
tempat kembali mereka, karuniakan pada kami persahabatan dengan mereka, dan masukkan
kami ke surga bersama golongan mereka,
dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.
Amalan hari ke 27
sampai hari Terakhir
Hari kedua puluh tujuh
Hari ke 27 Rajab adalah hari raya yang agung, hari bi’tsah Nabi kita Muhammad saw, hari
diangkat Muhammad bin Abdulah sebagai Nabi, hari awal turunnya Jibril (sa) Kepada Rasululah
saw membawa Risalah Ilahi. Pada hari yang mulia terdapat beberapa amalan:
Pertama: Mandi sunnah
Kedua : Puasa, nilai puasa ini sama dengan berpuasa tujuh puluh tahun.
Ketiga: Memperbanyak shalawat
Keempat: Ziarah kepada Amirul Mukminin (as)
Kelima: Shalat dua belas rakaat. Sesudah shalat membaca Surat Al-Fatihah (4 kali), Al-Ikhlash
(4 kali), Al-Falaq dan An-Nas (4 kali), kemudian membaca zikir berikut masing-masing (4 kali):
Lâilâha illallâhu wallâhu akbar, subhânallâhi walhamdulillâh, wa lâ hawla wa lâ quwwata
illâ billâhil ‘aliyyil ‘azhîm.
Allâhu Allâhu Rabbî lâ usyriku bihi syay-â.
Lâ usyriku birabbî ahadâ.
Keenam: Melakukan shalat dua belas rakaat. Setiap rakaat setelah Fatihah baca Surat yang mudah
bagi Anda. Setiap dua rakaat salam, dan membaca:
Alhamdulillâhil ladzî lam yattakhidz waladâ, walam yakul lahi syarîkun fil mulki, wa lam
yakul lahu waliyyun minadz dzulli wa kabbirhu takbîrâ. Yâ ‘Uddatî fî muddatî, yâ Shâhibî
fî syiddatî, yâ Waliyyî fî ni’matî, yâ Ghiyâtsî fî raghbatî, yâ Najâhî fi hâjatî, yâ Hafizhî fî
ghaybatî, yâ Kafîyya fî wahdatî, yâ Unsiya fî wahsyatî. Antas sâtiru ‘awratî falakal hamdu;
wa Antal muqîlu ‘atsratî falakal hamdu, wa Antal mun’isyu shadrî falakal hamdu. Shalli
‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, wastur ‘awratî, wa amin raw’atî, waaqilnî ‘atsratî,
washfah ‘an jurmî, wa tajâwaz ‘an sayyiatî fi ashhâbil jannati wa’dash shidqil ladzî kânû
yû’adûn.
Segala Puji bagi Allah Yang tidak diperanakkan dan tidak ada yang menyekutui kekuasaan-Nya,
yang tidak memiliki seorangpun kekasih yang hina, Maha Besarlah Dia dengan keagungan yang
sebesar-Nya.
Wahai Pelindungku dalam dukaku,
wahai Sahabatku dalam deritaku,
wahai Kekasih dalam nikmatku,
wahai penolongku dalam keinginanku,
wahai Keberuntunganku dalam keperluanku,
wahai Pemeliharaku dalam keteranginganku,
wahai Pelindungku dalam kesendirianku,
wahai Penghiburku dalam kesepianku.
Engkaulah Yang Menutupi semua rahasiaku, maka segala puji bagi-Mu
Engkaulah Yang Memaafkan ketergelinciranku, segala puji bagi-Mu
Engkauah Yang Mengangkat kejatuhanku, segala puja dan puji bagi-Mu
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad,
dan tutupi rahasiaku, amankan ketakutanku, maafkan ketergelinciranku,
ampuni kedurhakaanku,
hapuskan semua kesalahanku sehingga aku berkumpul bersama para ahli surga dalam janji yang
benar yang telah dijanjikan kepada mereka.
setelah selesai shalat membaca Surat Al-Fatihah, Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Nas, Al-Kafirun,
Al-Qadar dan ayat Kursi, masing-masing (7 kali). Kemudian membaca zikir berikut masing-
nasing (7 kali):
Lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar, wa subhânallâhi, wa lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâh.
Allâhu Allâhu Rabbî lâ usyriku bihi syay-â.
Kemudian mohonlah kepada Allah apa yang kita inginkan.
Ketujuh: Membaca doa berikut:
Yâ Man amara bil’afwi wat-tajâwuz, wa dhammana nafsahul ‘afwa wat-tajâwuz. Yâ Man
‘afâ wa tajâwaza u’fu ‘annî wa tajâwaz yâ Karîm. Allâhumma wa qad akdath thalabu, wa
a’yatil hîlatu wal-madzhabu, wa darasatil âmâlu, wanqatha’ar rajâu illâ minka wahdaka
lâ syarîka laka.
Wahai Yang Memerintahkan untuk memaafkan dan mengampuni, dan menjaminkan diri-Nya
untuk memaafkan dan mengampuni. Wahai Yang Memaafkan dan Mengampuni, maafkan aku,
ampuni aku wahai Yang Maha Mulia. Ya Allah, telah pupuslah harapanku, lelah daya dan
pikiranku, punah keinginanku, dan terputuslah harapanku kecuali pada-Mu Yang Maha Esa dan
Tiada sekutu bagi-Mu.
Allâhumma inni ajidu subulal mathâlibi ilayka musyra’ah, wa manâhilal rajâi ladayka
mutra’ah, wa abwâbad du’âi liman d’âka mufattahah, wal ist’âna bika mubâhah.
Ya Allah, aku temukan jalan-jalan harapan pada-Mu tercerahkan, mata air-mata air dambaan
terpancar, pintu-pintu doa bagi yang berdoa pada-Mu terbuka, dan pertolongan bagi yang
memohon pertolongan pada-Mu tercurahkan.
Wa a’lamu annaka lidâ’îka bimawdhi’a ijâbah, wa lish shârikhi ilayka bimarshadi ighâtsah,
wa anna fîl lahfi ilâ jûdika wazh zhamâni bi’idatika ‘iwadhan min man’il bâkhilîn, wa
mandûhatan ‘ammâ fî aydil musta’tsirîn, wa annaka lâ tahtajibu ‘an khalqika illâ an
tahjubahumul a’mâlu dûnaka.
Aku tahu bahwa bagi yang berdoa pada-Mu Engkau tempat memperoleh ijabah, bagi yang
merintih pada-Mu Engkau tempat menunggu datangnya pertolongan. Aku tahu bahwa rintihan
pada kedermawan-Mu dan jeritan pada pemberian-Mu adalah pengganti dari orang-orang
bakhil yang tak memberi, pengganti pujian terhadap pemberian orang-orang yang dermawan.
Aku tahu bahwa Engkau tidak terhalangi dari makhluk-Mu kecuali mereka yang terhalangi oleh
perbuatan-perbuatannya sendiri.
Wa qad ‘alimtu anna afdhala zâdir rhili ilayka ‘azmu irâdatin yakhtâruka biha, wa qad
nâjaka bi’azmil irâdati qalbi, wa as-aluka bikulli da’watin da’âka biha râjin ballaghtahu
amalahu, aw shârikhin ilayka aghatsta sharkhatahu, aw malhûfin makrûbin farrajta
karbahu, aw dzanbin khâthîin ghafarta lahu aw mu’â aw mu’âfi atmamta ni’mataka ‘alayhi,
aw faqîrin ahdayta ghinâka ilayhi, wa litilkad da’wati ‘alayka haqqun wa ‘indaka manzilah,
illâ shallayta ‘ala muhammadin wa âli Muhammad, wa qadhayta hawâijî hawâijad dun-yâ
wal âkhirah,
Sungguh aku tahu bahwa yang paling utama bagi yang melakukan perjalanan pada-Mu adalah
keinginan yang kuat dalam berusaha menuju-Mu. Kini hatiku dengan keinginan yang kuat
bermunajat pada-Mu, dan memohon pada-Mu dengan segala doa yang dipanjatkan pada-Mu
oleh pengharap yang Kau sampaikan pada harapannya. Atau jeritan pada-Mu yang Kau tolong
jeritannya, atau rintihan duka yang Kau bahagiakan dukanya, atau pedosa yang Kau ampuni
dosanya, atau orang yang dimaafkan yang Kau sempurnakan nikmat-Mu padanya, atau orang
yang fakir yang Kau tunjukkan pada kekayaan-Mu. Semua permohonan itu adalah hak-Mu dan
kedudukannya ada di sisi-Mu. Karena itu sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga
Muhammad, dan tunaikan semua keperluanku di dunia dan akhirat.
Wa hâdzâ rajabul murajjabul mukarramul ladzî akramtan bihi awwalu asyhuril hurum,
akramtanâ bihi min baynal umam, yâ Dzal Jûdi wal Karam,
Bulan ini adalah bulan Rajab, bulan yang dimuliakan, dengannya Kau muliakan kami, bulan
pertama dari bulan-bulan yang mulia, dengannya Kau muliakan kami di antara umat-umat
terdahulu, wahai Yang Maha Dermawan dan Maha Mulia.
Fanas-aluka bihi wa bismikal a’zhamil a’zhamil a’zham al-ajalul akram, allazdî khalaqtahu
fastaqarra fî zhillika yakhruju minka ilâ ghayrika, an tushalliya ‘alâ muhammadin
wa ahlil baytiihith thâhirîn, wa taj’alanâ minal ‘âmilîna fîhi bithâtika, wal amilîna fîhi
bisyafâ’atika,
Kami memohon kepada-Mu dengannya dan dengan asma-Mu yang paling agung dan paling
mulia, yang Kau ciptakan lalu Kau tetapkan berada dalam naungan-Mu, sehingga tidak keluar
dari-Mu pada selain-Mu, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan Ahlu baitnya yang suci,
jadikan kami di antara orang-orang yang beramal dalam ketaatan pada-Mu, dan mengharap
bantuan-Mu.
Allâhumma wahdinâ ilâ sawâis sabîl, waj’al maqîlanâ ‘indaka khayra maqîl, fî zhilli zhalîl,
fainnaka hasbunâ wa ni’mal wakîl, was salâmu ‘alâ ‘ibâdihil mushthafîn, wa shalawâtuhu
‘alayhim ajma’în.
Ya Allah, bimbinglah kami pada jalan yang mulia; jadikan pengampunan pada kami pengampunan
yang paling baik di sisi-Mu, naungan yang paling teduh, dan karunia yang paling melimpah,
sesungguhnya Engkau Penolong kami dan Pelindung kami yang terbaik. Semoga shalawat dan
salam tercurahkan pada semua hamba-Mu yang pilihan.
Allâhumma wa bârik lanâ fî yawminâ hâdzâl ladzî fadhdhaltahu, wa bikarâmatika jallaltahu,
wa bilmanzilil ‘azhîmil ‘a’lâ anzaltahu, shalli ‘alâ man fîhi ilâ ‘ibâdika arsaltahu, wa bil
mahallil karîm ahlaltahu,
Ya Allah, berkahi kami hari ini, hari yang Kau muliakan, dengan kemuliaan-Mu Kau muliakan,
dan dengan kedudukan yang agung dan tinggi Kau turunkan, sampaikan shalawat kepada
Rasulullah yang di dalamnya Kau utus pada hamba-hamba-Mu, dan pada kedudukan yang
mulia Kau tempatkan.
Allâhumma shalli ‘alayhi shalâtan dâimatan tahûnu laka syukran wa lanâ dzukhran,
waj’alnâ min amrinâ yusran, wakhtim lanâ bis sa’âdati ilâ muntahâ âjâlinâ, wa qad qabiltal
yasîra min a’mâlinâ, wa ballaghtanâ birahmatika afdhala âmâlinâ, innaka ‘alâ kulli syay-
in qadîr, wa shallallâhu ‘alâ muhammadin wa âlihi wa sallam.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepadanya shalawat yang abadi, yang menjadi syukur bagi-Mu
dan menjadi simpanan bagi kami, mudahkan kami dalam urusan kami, tutuplah amal kami
dengan kebahagiaan sampai di akhir ajal kami. Sehingga Engkau menerima amal kami yang
sedikit, dan dengan rahmat-Mu Kau sampaikan kami pada cita-cita kami yang paling utama.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu, semoga Allah mencurahkan shalawat
dan salam kepada Muhammad dan keluarganya.
Kedelapan: Membaca doa seperti pada malam ke 27, dan membaca doa berikut:
Allâhumma innî as-aluka binnajlil a’zham
Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan keturunan yang paling mulia.
Hari yang Terakhir
Pada hari ini disunnahkan mandi dan berpuasa. Manfaatnya untuk pengampunan dosa yang lalu
dan yang akan datang. Dan melakukan shalat Salman Al-Farisi sebagaimana pada hari yang
pertama.
Amalan dan doa2 tersebut dikutip dari kitab Mafatihul Jinan, bab 2, tentang amalan di bulan Rajab.
Salam wa Rahmah
File lengkapnya disini: https://drive.google.com/file/d/0B_l0We7EQa4JU0REbDJxelJfZGs/view?usp=sharing
0 komentar:
Posting Komentar